Hipotesis Kurgan
Artikel ini adalah bagian dari seri: |
Topik Indo-Eropa |
---|
Hipotesis Kurgan (juga dikenal dengan nama teori Kurgan atau model Kurgan) adalah usulan tanah air Proto-Indo-Eropa yang paling diterima oleh para ahli. Dari tanah air ini, rumpun bahasa Indo-Eropa menyebar ke seluruh Eropa dan sebagian wilayah Asia.[note 1] Menurut hipotesis ini, orang-orang yang berasal dari kebudayaan Kurgan di stepa Pontus di sebelah utara Laut Hitam kemungkinan besar menuturkan bahasa Proto-Indo-Eropa. Istilah ini berasal dari bahasa Rusia kurgan (курган), yang berarti tumulus atau gundukan penguburan.
Hipotesis Kurgan pertama kali dirumuskan pada tahun 1950-an oleh Marija Gimbutas. Ia menggunakan istilah ini untuk mengelompokkan berbagai kebudayaan, termasuk kebudayaan Yamna dan pendahulu-pendahulunya. Sementara itu, David Anthony menggunakan kebudayaan Yamna dan hubungannya dengan kebudayaan-kebudayaan lain sebagai titik acuan.
Menurut Marija Gimbutas, kebudayaan Kurgan terdiri dari empat periode: yang paling awal (Kurgan I) mencakup kebudayaan Samara dan Seroglazovo di wilayah Dnieper-Volga pada Zaman Tembaga (awal milenium ke-4 SM). Orang-orang yang berasal dari kebudayaan tersebut merupakan kelompok peternak nomaden, dan menurut model ini mereka telah tersebar di stepa Pontus-Kaspia dan Eropa Timur pada awal milenium ke-3 SM.[3]
Tiga penelitian genetik yang dilakukan pada tahun 2015 telah memperkuat teori Kurgan yang diajukan oleh Gimbutas. Menurut penelitian-penelitian tersebut, haplogrup R1b dan R1a yang merupakan haplogrup paling umum di Eropa (R1a juga umum ditemukan di Asia Selatan) telah menyebar dari stepa Rusia bersamaan dengan bahasa-bahasa Indo-Eropa; mereka juga menemukan komponen autosomal yang ada pada orang-orang Eropa modern tetapi tidak ada pada orang-orang Eropa pada masa Neolitikum, yang kemungkinan besar dibawa oleh garis keturunan paternal R1b dan R1a.[4][5][6]
Catatan
[sunting | sunting sumber]- ^ Lihat:
- Mallory: "The Kurgan solution is attractive and has been accepted by many archaeologists and linguists, in part or total. It is the solution one encounters in the Encyclopædia Britannica and the Grand Dictionnaire Encyclopédique Larousse."[1]
- Strazny: "The single most popular proposal is the Pontic steppes (see the Kurgan hypothesis)..."[2]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Mallory 1989, hlm. 185.
- ^ Strazny 2000, hlm. 163.
- ^ Gimbutas (1985) page 190.
- ^ Massive migration from the steppe is a source for Indo-European languages in Europe, Haak et al, 2015
- ^ Population genomics of Bronze Age Eurasia, Allentoft et al, 2015
- ^ "Eight thousand years of natural selection in Europe, Mathieson et al, 2015". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-03-03. Diakses tanggal 2017-08-19.
Bacaan lanjut
[sunting | sunting sumber]- Gimbutas, Marija (1997). Dexter, Miriam Robbins; Jones-Bley, Karlene, ed. The Kurgan Culture and the Indo-Europeanization of Europe: Selected Articles From 1952 to 1993. Journal of Indo-European Studies Monograph Series No. 18. Institute for the Study of Man. ISBN 978-094169456-8.
- Mallory, J.P. (1999), In Search of the Indo-Europeans: Language, Archaeology, and Myth (edisi ke-reprint), London: Thames & Hudson, ISBN 0-500-27616-1
- Anthony, David W. (2007). The Horse The Wheel And Language. How Bronze-Age Riders From the Eurasian Steppes Shaped The Modern World. Princeton University Press.
Pranala luar
[sunting | sunting sumber]- humanjourney.us, The Indo-Europeans
- Charlene Spretnak (2011), Anatomy of a Backlash: Concerning the Work of Marija Gimbutas, Journal of Archaeomythology Diarsipkan 2014-03-27 di Wayback Machine.