Tugas Proposal Penelitian MPPH

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 15

UNIVERSITAS INDONESIA

ANALISIS PENGATURAN PERMODALAN KOPERASI


DALAM PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
MENGENAI PERKOPERASIAN DI INDONESIA

PROPOSAL PENELITIAN
Metode Penelitian dan Penulisan Hukum
Kelas C

AMELIA TRI RAHAYU


1606908994
NOMOR URUT : 70

FAKULTAS HUKUM
PROGRAM SARJANA
DEPOK
DESEMBER 2018

1
Analisis Pengaturan Permodalan Koperasi dalam Peraturan Perundang-
undangan Mengenai Perkoperasian di Indonesia

A. Latar Belakang

Manusia memiliki kebutuhan yang saling berbeda. Karena kebutuhan


manusia tidak terbatas sedangkan Sumber Daya Alam (SDA) terbatas. Agar
manusia dapat memenuhi kebutuhan hidupnya, manusia harus melakukan suatu
kegiatan dalam bentuk usaha. Menurut R.L Heilbroner terdapat tiga cara bagi
masyarakat untuk memenuhi kebutuhan yang disebut dengan types of system
yakni; mengorganisir masyarakat menurut tradisi, menurut komando, dan menurut
pasar .1 Dengan demikian, kebutuhan manusia yang tidak terbatas dapat diatasi
melalui suatu kegiatan dalam bentuk usaha baik yang dilakukan secara
terorganisir menurut tradisi yang berlaku, atau sesuai dengan arahan pemerintah
maupun menyerahkan kegiatan usaha tersebut kepada pasar.
Dalam perkembangannya dan sejalan dengan perkembangan politik, saat
ini paling tidak terdapat lima sistem ekonomi, yaitu; (1) Kapitalisme; (2) Fasisme;
(3) Sosialisme; (4) Komunisme; dan (5) Campuran.2
Seperti yang kita ketahui, sistem perekonomian yang berlaku di Indonesia
adalah Demokrasi Pancasila. Demokrasi Pancasila berarti bahwa setiap kegiatan
ekonomi dilakukan dari, oleh, dan untuk rakyat dibawah pengawasan pemerintah.
Hal ini sejalan dengan yang diamanatkan oleh konstitusi yakni sistem ekonomi
Demokrasi Pancasila tercermin pada Pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945 dalam
penjelasan pasal tersebut menyatakan bahwa “ekonomi kekeluargaan adalah
ekonomi yang demokratis dimana kemakmuran masyarakat lebih diutamakan
ketimbang kemakmuran orang-seorang.”3

1
Hendrojogi, Koperasi: Asas-asas, Teori, dan Praktik, (Jakarta: PT. Rajagrafindo
Persada, 2004), hlm. 3.
2
Ibid., hlm. 5.
3
Mubyarto, Ekonomi Pancasila : Lintasan Pemikiran Mubyarto, (Yogyakarta: Aditya
media, 1997), hlm. 95.

2
Jika kita lihat berdasarkan penjelasan Pasal 33 UUD 1945 bentuk usaha
yang tercermin didalam sistem ekonomi Demokrasi Pancasila adalah bentuk
usaha Koperasi karena:
Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau
badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan
prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar
atas azas kekeluargaan.”4
Mohammad Hatta menganggap bahwa koperasi sebagai soko guru
perekonomian nasional diperankan dan difungsikan sebagai salah satu pilar utama
dalam sistem perekonomian Indonesia. Hal ini sejalan dengan pandangan bahwa
“Keberadaan organisasi badan usaha koperasi sangat berkaitan erat dengan sistem
perekonomian yang berlaku di suatu negara.” 5 Keberadaan koperasi dianggap
mampu memberikan manfaat dan meningkatkan perekonomian bagi para
anggotanya atau masyarakat karena koperasi berlandasakan azas kekeluargaan
yangmana “badan usaha koperasi memiliki karakteristik dan cara tersendiri dalam
melakukan kegiatan ekonomi.”6
Koperasi merupakan badan usaha yang dianggap memiliki karakteristik
dan cara tersendiri dalam melakukan kegiatan ekonomi karena bukan dianggap
sebagai tempat berkumpulnya modal melainkan perkumpulan orang. Dalam
Koperasi Tiap anggota mempunyai suara untuk mewakili dirinya sendiri tanpa
memperhatikan besaran modal yang dimasukkan sehingga dalam tiap
pengambilan keputusan setiap orang berhak untuk memberikan suara atas dirinya
tidak peduli berapa besar modal yang ia masukan. Maka dari itu, Moh Hatta yang
merupakan Bapak Perekonomian Nasional sangat memperjuangkan perekenomian
bangsa Indonesia seperti apa yang dia cita-citakan yaitu Ekonomi Pancasila:

Ekonomi Pancasila adalah ekonomi yang didalamnya terdapat semangat


proses pembentukan jati diri bangsa Indonesia dimana keanggotaan
koperasi tidak dihitung berdasarkan modal yang ia masukan namun lebih

4
Indonesia, Undang-Undang Perkoperasian, UU No. 25 Tahun 1992, LN No. 116
Tahun 1992, TLN No. 3502, Ps. 1 ayat (1).
5
Andjar Pachta W, Myra Rosana, dan Nadia Maulisa Benemay, Hukum Koperasi:
Pemahaman, Regulasi, Pendirian, dan Modal Usaha, (Jakarta: Kencana, 2005), hlm. 1.
6
Ibid., hlm. 2.

3
dari itu anggotanya mewakili atas namanya sendiri untuk memperjuangkan
haknya sehingga adil untuk seadil-adilnya.”7
Sebagai badan usaha, proses pendirian koperasi harus mempertimbangkan
modal sebagai dasar untuk menjalankan kegiatan usahanya. Dalam bukunya
Adam Smith mendefinisikan, “Modal (kapital) sebagai bagian dari nilai kekayaan
yang dapat mendatangkan penghasilan.”8 Koperasi membutuhkan modal (kapital)
dibedakan dalam dua arti yakni koperasi sebagai badan usaha, dan koperasi
sebagai suatu perkumpulan orang. Sebagai badan usaha, koperasi memerlukan
biaya untuk menjalankan usaha agar tercapai dari tujuan didirikannya Koperasi.
Sebagai perkumpulan orang tujuan hendak didirikannya koperasi bukan semata-
semata untuk mengumpulkan modal dan menjalankan suatu usaha melainkan
bagaimana koperasi dapat menyejahterakan dan meningkatkan taraf hidup
anggotanya maupun masyarakat.
Berdasarkan permasalahan tersebut diatas, maka penulis menoba untuk
melakukan penelitian lebih lanjut yang dituangkan dalam bentuk usulan penelitian
dengan judul; ”Analisis Pengaturan Permodalan Koperasi dalam Peraturan
Perundang-undangan Mengenai Perkoperasian di Indonesia.”

B. Pokok Permasalahan

Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka penulis


merumuskan permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut;

1. Bagaimanakah peran dan kedudukan Modal bagi Koperasi yang


dianggap sebagai perkumpulan orang ?
2. Bagaimanakah pengaturan permodalan koperasi dalam peraturan
perundang-undangan yang berlaku di Indonesia seiring dengan
perubahan-perubahan pengaturan tentang perkoperasian dalam peraturan
perundang-undangan?

7
Mohammad Hatta, Membangun Koperasi dan Koperasi Membangun (Sebuah Gagasan),
(Jakarta: Buku Kompas, 2015), hlm. 15.
Adam Smith, “An Inquiry into the Nature of Causes of the Wealth of Nations” dalam
8

Mark Skusen; Sang Maestro Teori-teori Ekonomi Modern, (Jakarta: Prenada, 2005), hlm. 95.

4
3. Bagaimanakah penerapan Undang-Undang 25 Tahun 1992 tentang
perkoperasian , PP No.33 tahun 1998 tentang modal penyertaan pada
koperasi dan Peraturan Menteri Koperasi dan UKM (Permen-KUKM)
No.11 Tahun 2015 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pemupukan Modal
Penyertaan Pada Koperasi dalam pengaturan permodalan koperasi ?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum
Secara umum, penelitian ini diharapkan dapat memberikan penjelasan secara
menyeluruh mengenai anggaran Permodalan koperasi yang dianggap sebagai
perkumpulan orang.

2. Tujuan Khusus
1. Memberikan penjelasan mengenai perusaban isi dari permodalan
koperasi dari masa ke masa sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang mengatur mengenai perkoperasian di Indonesia
2. Memberikan penjelasan mengenai perbandingan mengenai ketentuan
permodalan koperasi di Indonesia dengan negara-negara lain seperti
ketentuan permodalan koperasi di negara New Zaeland, Inggris,
Amerika, Jerman, dan Jepang.
3. Memberikan penjelasan mengenai peran serta campur tangan
pemerintah dalam pembentukan regulasi mengenai struktur
permodalan dalam koperasi.

3. Tinjauan Pustaka

1. Judul : Hukum Koperasi Pemahaman, Regulasi, Pendirian, dan Modal


Usaha
Nama Pengarang : Andjar Pachta W, Myra Rosana Bachtiar, Nadia
Maulisa Benemay,
Impresium : Kencana, Jakarta 2005
Jumlah Halaman : 147 Halaman
Ulasan : Buku ini berisikan secara lengkap dan rinci tentang pemahaman,
tujuan, misi, regulasi, dan proses pendirian serta hal-hal lain tentang

5
perkoperasian. Kelebihan buku ini dengan materi yang cukup
komprehensif mengenai dasar-dasar perkoperasian di Indonesia namun
tetap dan mudah dimengerti dan dipahami oleh pembaca. Selain itu, hal
yang menarik mengenai konsep pembahasan secara keseluruhan
mengenai dasar-dasar perkoperasian secara keseluruhan semuanya
berasal dari UU. No. 25 Tahun 1992 mengenai perkoperasian sehingga
memudahkan pembaca dalam hal pencarian rujukan sumber Perundang-
undangan.

2. Judul : Ekonomi Pancasila Renungan Satu Tahun PUSTEP UGM


Nama Pengarang : Mubyarto
Impresium : Aditya Media, Yogyakarta 1997
Jumlah Halaman : 27 Halaman
Ulasan : Buku ini hanya menjelaskan mengenai opini-opini Mubyarto
mengenai perkembangan koperasi di Indonesia seperti bagaimana sistem
perekonomian yang dicita-citakan negara melalui Koperasi sebagai soko
guru perekonomian nasional. Kelebihan buku ini menerangkan
bagaimana Mubyarto memikirkan kelebihan-kelebihan ekonomi yang
berdasarkan Pancasila yang merupakan kunci keberhasilan Bangsa
Indonesia untuk mencari arah dan jati diri sebagai negara Pancasila.

3. Judul : Ekonomi Pancasila : Lintasan Pemikiran Mubyarto


Nama Pengarang : Mubyarto
Impresium : Aditya Media, Yogyakarta 1997
Jumlah Halaman : 252 Halaman
Ulasan : Buku ini secara lengkap menjelaskan mengenai sejarah
pemikiran Moh.Hatta mengenai mimpinya untuk mewujudkan Ekonomi
Pancasila. Dimana Koperasi sebagai soko guru perekonomian nasional
yang sangat sesuai dengan nilai-nilai Pancasila dan nilai yang hidup
dalam masyarakat Indonesia. kelebihan buku ini tidak hanya penjelasan
mengenai kilas balik adanya koperasi di Indonesia, buku ini pula
memberikan arahan dan petunjuk mengenai bagaimana Ekonomi sebagai

6
soko guru perekonomian Nasional akan membawa perekonomian
nasional kearah yang dicita-citakan.

4. Judul : Koperasi Asas-asas, Teori, dan Praktik


Nama Pengarang : Hendrojogi
Impresium : Rajagrafindo Persada, Jakarta 2004
Jumlah Halaman : 414 Halaman
Ulasan : Buku ini merupakan buku yang sangat bagus untuk digunakan
bagi siapapun yang ingin mempelajari mengenai Hukum perkoperasian
di Indonesia. Selain isinya yang sangat komprehensif yang berawal dari
menjelaskan sejarah perkembangan koperasi di Indonesia dari awal
pemikiran Moh.Hatta hingga teori, asas, dan praktik didalamnya
dijelaskan secara lugas. Disamping itu, pembaruan dengan rujukan UU
Koperasi pun sangat membantu pembaca untuk memahami regulasi yan
terkait dengan perkoperasian. Kelebihan buku ini, walaupun dengan
materi yang cukup banyak namun mudah dimengerti oleh pembaca.
Selain itu, hal yang menarik mengenai konsep pembahasan secara
keseluruhan berfokus pada praktis perkoperasian di Indonesia.

5. Judul : Membangun Koperasi dan Koperasi Membangun (sebuah gagasan)


Nama Pengarang : Mohammad Hatta
Impresium : Buku Kompas, Jakarta 2015
Jumlah Halaman : 400 Halaman
Ulasan : Buku ini merupakan buku yang sangat bagus untuk digunakan
bagi siapapun yang ingin mempelajari sejarah perkembangan pemikiran
perekonomian nasional dan sistem perekonomian di Indonesia. selain
isinya berisikan buah karya pemikiran Moh Hatta yang merupakan Bapak
perekonomian nasional, di dalamnya juga terdapat sejarah perkembangan
perekonomian pra-kemerdekaan. Kelebihan buku ini, walaupun dengan
tata bahasa yang sulit dimengerti namun secara keseluruhan buku ini
mampu menjelaskan dan menceritakan dengan lugas bagaimana awal
perkembangan perekonomian Indonesia hingga terciptanya suatu badan

7
usaha yang bernama Koperasi. Selain itu, hal yang menarik mengenai
konsep pembahasan secara keseluruhan berfokus pada praktis
perkoperasian di Indonesia

4. Kerangka Konsepsional
Kerangka konsepsional merupakan kerangka yang menggambarkan
hubungan antara konsep-konsep khusus, yang ingin atau akan diteliti.9 Penulisan
dalam penelitian ini menggunakan beberapa istilah yang merupakan kata kunci
yang perlu dijabarkan secara khusus. Penjelasan beberapa istilah tersebut diambil
dari berbagai Undang-Undang dan sumber yang berkaitan dengan penulisan
usulan penelitian dengan judul ”Analisis Pengaturan Permodalan Koperasi
dalam Peraturan Perundang-undangan Mengenai Perkoperasian di
Indonesia,” yaitu sebagai berikut:

1. Koperasi adalah:
Badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum
Koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip Koperasi
sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas
kekeluargaan.10

2. Akta Pendirian Koperasi adalah “Akta perjanjian yang dibuat oleh para
pendiri dalam rangka pembentukan koperasi, dan memuat anggaran dasar
koperasi.”11
3. Anggaran Dasar Koperasi adalah “Aturan dasar tertulis yang memuat
keterangan sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 Undang-undang Nomor 25
Tahun 1992 tentang Perkoperasian.”12
4. Koperasi Simpan Pinjam yang selanjutnya disebut KSP adalah “Koperasi
yang melaksanakan kegiatan usahanya hanya usaha simpan pinjam.”13

9
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, cet.3, (Jakarta: UI-Press, 1986), hlm.
132.
10
Indonesia, Undang-Undang Perkoperasian , Ps. 1 ayat (1).
11
Indonesia, Undang-Undang tentang Pokok-Pokok Perkoperasian, UU No.12 Tahun
1967, LN No. 23 Tahun 1967, TLN No. 2832, Ps. 1 ayat (3).
12
Indonesia, Undang-Undang Perkoperasian, Ps. 1 ayat (2).

8
5. Unit Simpan Pinjam yang selanjutnya disebut USP adalah “Unit usaha
koperasi yang bergerak dibidang usaha simpan pinjam sebagai bagian dari
kegiatan usaha koperasi yang bersangkutan.”14

5. Metode Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian yang didasarkan pada studi kepustakaan


yang bersifat yuridis-normatif, artinya peneliti menggunakan alat pengumpulan
data yaitu studi pustaka karena hanya dilakukan dengan cara menelaah bahan
pustaka atau data sekunder. Oleh karena itu data yang digunakan adalah data yang
diperoleh dari hasil penelitian dan kajian bahan-bahan pustaka.
Berhubungan dengan cara yang digunakan, dengan mengacu pada sumber
data sekunder yaitu pustaka umum yang dilihat dari kekuatan mengikatnya. 15
Dengan ini maka bahan-bahan hukum yang digunakan dalam penelitian ini adalah
bahan hukum primer, sekunder, dan tersier. Bahan Hukum Primer adalah bahan
hukum yang mengikat secara tegas dalam masyarakat. 16 Bahan hukum primer
yang digunakan adalah peraturan perundang-undangan, seperti KUHD,
KUHPerdata, UU Nomor 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian, UU Nomor 40
tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, PP No.33 tahun 1998 tentang modal
penyertaan pada koperasi, Peraturan Menteri Koperasi dan UKM (Permen-
KUKM) No.11 Tahun 2015 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pemupukan Modal
Penyertaan Pada Koperasi dalam pengaturan permodalam koperasi.
Bahan hukum sekunder adalah bahan-bahan yang memberikan informasi
atau hal-hal yang berkaitan dengan isi sumber primer serta implementasinya. 17
Bahan hukum sekunder yang digunakan dalam penulisan ini adalah buku, skripsi,
artikel ilmiah, jurnal online, data dari internet, dan makalah. Bahan hukum tersier
adalah bahan-bahan yang memberikan petunjuk maupun penjelasan terhadap

13
Indonesia , Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, Peraturan Menteri
Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, Nomor PM 19 Tahun 2008, Ps. 2 huruf (2).
14
Ibid., Ps. l 1 huruf (3).
15
Sri Mamudji, et al., Metode Penelitian dan Penulisan Hukum, (Jakarta: Badan Penerbit
Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2005), hlm. 30.
16
Ibid., hlm. 30.
17
Ibid., hlm. 31.

9
sumber primer maupun sumber sekunder.18 Bahan hukum tersier yang digunakan
adalah antara lain Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kamus Hukum Black’s Law ,
dan Handbook.
Penelitian ini hanya didasarkan pada satu disiplin ilmu saja, yaitu ilmu
hukum. Dilihat dari sifatnya, penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, yaitu
penelitian ini memberikan gambaran secara umum mengenai status, kedudukan,
dan sistem permodalan koperasi yang merupakan menjadi topik dari penelitian ini.
Selanjutnya metode analisis data yang digunakan adalah metode kualitatif yaitu
analisa yang dilakukan terhadap data yang wujudnya bukan berupa angka.

6. Kegunaan Teoritis dan Praktis


1. Kegunaan Teoritis
Penelitian ini dapat memberikan manfaat untuk pengembangan ilmu
hukum, khusus nya Hukum Koperasi di Indonesia. Dengan demikian,
penelitian ini akan bermanfaat untuk memberikan gambaran yang jelas
mengenai kedudukan modal dalam Koperasi, sebagai yang kita tahu
membicarakan modal dalam koperasi dianggap bertentangan dengan
kedudukannya sebagai perkumpulan orang. Selain itu penelitian ini juga
bermanfaat untuk memperjelas teori, dan penjabaran makna dan bunyi
pasal yang mengatur mengenai permodalan Koperasi di Indonesia.

2. Kegunaan Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan rujukan
bagi para pembaca yang sedang atau ingin mendalami mengenai sistem
perkoperasian di Indonesia. Serta memberikan kejelasan mengenai
bagaimana sistem permodalan koperasi yang diatur dalam peraturan
perundang-undangan. Kemudian, bagi kalangan akademisi dan masyarakat
pada umumnya penelitian ini dapat menambah khazahan ilmu pengetahuan
dan membantu menyelesaikan masalah mengenai koperasi sebagai soko
guru perekonomian nasional, terutama terkait permasalah yang sering
terjadi dalam pendirian koperasi yakni terkait masalah modal.

18
Ibid., hlm. 31.

10
11
3. Biaya Penelitian
Berdasarkan tahapan penelitian yang akan dilakukan, maka rincian
anggaran biaya untuk kegiatan penelitian adalah sebagai berikut:

1. Biaya Bahan dan Alat


a. 3 RIM Kertas A4 80gram @50,000 Rp 150,000
b. Alat-alat tulis Rp100,000
c. 2 box klip kertas @7500 Rp 15,000
d. 15 Map Plastik @6000 Rp 90,000
e. 30 Buku Teori Rp 3000,000
f. Gunting, steples, Lakban Rp 120,000
g. Kantong Plastik Besar Rp 50,000
h. Usb 3 buah @150,000 Rp 450,000
i. 2 Kotak Amplop @10,000 Rp 20,000
j. 2 Buah Lem @5000 Rp 10,000
Jumlah Rp 4,005,000

2. Biaya Operasional
a. Pembelian pulsa selama 5 bulan penelitian Rp 2,000,000
b. Honor 2 asisten peneliti @2,000,000 Rp 4,000,000
c. Honor Kolektor 1 orang Rp 750,000
Jumlah Rp 6,750,000

3. Biaya Transportasi dan Akomodasi


a. Transportasi (survey, pelaksanaan, dan konsultasi) Rp 4,000,000
b. Konsumsi Rp 1,500,000
c. Akomodasi Rp 500,000
Jumlah Rp 6,000,000

12
4. Biaya Fotocopy
a. Biaya cetak/print out Rp 500,000
b. Fotocopy Bahan-bahan kajian teori Rp 500,000
c. Fotokopi dan Penjilidan proposal 7 eksemplar @25,000 Rp 175,000
d. Biaya tak terduka Rp 1,000,000
Jumlah Rp 2,175,000

TOTAL KESELURUHAN BIAYA Rp 18,930,000

13
DAFTAR PUSTAKA

A. Buku

Anoraga, Panji dan Ninik Widiyanti. Dinamika Koperasi. Jakarta: Bina Adiaksara,
2003.

Hadhikusuma, R.T Sutantya Rahardja. Hukum Koperasi Indonesia. Jakarta: PT


Raja Grafindo Persada, 2000.

Hatta, Mohammad. Membangun Koperasi dan Koperasi Membangun (Sebuah


Gagasan). Jakarta: Buku Kompas, 2015.

Hendrojogi. Koperasi: Asas-asas, Teori, dan Praktik. Jakarta: PT. Rajagrafindo


Persada, 2004.

Mamudji, Sri. et al. Metode Penelitian dan Penulisan Hukum. Jakarta: Badan
Penerbit Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2005.

Mubyarto. Ekonomi Pancasila : Lintasan Pemikiran Mubyarto. Yogyakarta:


Aditya media, 1997.

Munkner, Hans H. Kuliah Mengenai Hukum Koperasi. Diterjemahkan oleh


A.Henriques, M.Sc. Jakarta: Rekadesa, 2012.

Pachta, Andjar W. et al. Hukum Koperasi: Pemahaman, Regulasi, Pendirian, dan


Modal Usaha. Jakarta: Kencana, 2005.
Smith, Adam “An Inquiry into the Nature of Causes of the Wealth of Nations”
dalam Mark Skusen; Sang Maestro Teori-teori Ekonomi Modern. Jakarta:
Prenada, 2005.
Soekanto, Soerjono. Pengantar Penelitian Hukum. Jakarta: UI-Press, 1986.

B. Peraturan Perundang-Undangan

Indonesia. Undang-Undang tentang Perkumpulan Koperasi, UU No.79 Tahun


1958, LN No. 139 Tahun 1958, TLN No. 1669.

14
Indonesia. Undang-Undang tentang Pokok-Pokok Perkoperasian, UU No.12
Tahun 1967, LN No. 23 Tahun 1967, TLN No. 2832.

Indonesia. Undang-Undang tentang Perkoperasian, UU No.25 Tahun 1992, LN


No. 116 Tahun 1992, TLN No. 3502.

Indonesia. Peraturan Pemerintah tentang Modal Penyertaan. PP No. 33 Tahun


1998.

Indonesia, Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah. Peraturan Menteri


Negara Koperasi, dan Usaha Kecil Menengah tentang Petunjuk
Pelaksanaan Pemupukan Modal Penyertaan Pada Koperasi. Nomor
PM 11 Tahun 2015.

Indonesia, Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah. Peraturan Menteri


Negara Koperasi, dan Usaha Kecil Menengah tentang Rapat Anggota
Tahunan. Nomor PM 19 Tahun 2015.

Indonesia, Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah. Peraturan Menteri


Negara Koperasi, dan Usaha Kecil Menengah tentang Teknis Skim
Pendanaan Komoditas Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah.
Nomor PM 11 Tahun 2008.

15

Anda mungkin juga menyukai