Manajemen Risiko Telekomunikasi
Manajemen Risiko Telekomunikasi
MAKALAH
Disusun Untuk Memenuhi Tugas: Manajemen Risiko
Dosen Pengampu :
Oleh:
JURUSAN MANAJEMEN
Mei 2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan karunia serta
HidayahNya sehingga kami bisa menyelesaikan tugas makalah berisikan “Manajemen Risiko
Telekomunikasi” yang di bahas dalam mata kuliah Manajemen Risiko.
Makalah ini di harapkan menjadi tambahan pustaka ilmu bagi pembaca umumnya, dan
kami selaku penyusun khususnya. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam
penulisan makalah ini. Oleh karena itu sangat berbahagia jikalau dosen pengajar
memberikan koreksi dan arahan untuk kebaikan kedepannya kelak. Kami berharap juga saran
dan kritik dari pembaca yang bersifat membangun untuk perbaikan makalah ini.
BAB I
PENDAHULUAN
Pada Kasus PT Telkom, faktor penyebab terjadinya risiko adalah berasal dari
moral para pegawai dari PT Telkom itu sendiri. Banyak pegawai yang belum bekerja
secara maksimal dan ditemukannya pelaksanaan operasional yang masih belum
maksimal. Kemudian banyaknya pemain baru yang masuk kedalam dunia
telekomunikasi merupakan risiko yang harus dihadapi oleh pihak PT Telkom agar
tetap dapat bertahan dan menjadi pemain nomor satu di dunia telekomunikasi.
Bahaya moral tidak hanya mengancam PT. Telkom saja, kasus lain akibat moral dari
para pegawai suatu badan/perusahaan misalnya yang terjadi pada kasus Citibank
Indonesia yang terlibat pada permasalahan penggelapan dana nasabah. Akibatnya
bank tersebut tidak hanya menderita kerugian finansial, tapi juga risiko reputasi,
bahkan kepatuhan. Risiko reputasi dan kepatuhan lebih membahayakan
keberlangsungan perusahaan daripada risiko finansial. Ketidakpercayaan masyarakat
terhadap bank akan membuat bank tersebut kehilangan dana karena masyarakat akan
menarik kembali seluruh dana yang telah tertanam di bank tersebut karena takut akan
mengalami kerugian besar. Dana-dana yang ditarik tersebut sebenarnya digunakan
untuk menjalankan kegiatan perbankan, namun kerena ada penarikan sejumlah dana
dan ketidakinginan masyarakat untuk menabung lagi maka bank tersebut dapat
terancam likuiditasnya. Pada fase ini pemerintah dapat melakukan intervensi dengan
menutup bank.
2.4 Upaya Pengelolaan Risiko Pada PT Telkom
1. Pada kasus “kegagalan dalam melanjutkan operasi jaringan PT. Telkom kepada
jaringan operator lainnya” termasuk kedalam pengelolaan Risk Control. Hal ini
bisa dilakukan pengurangan frekuensi terjadinya resiko operasi jaringan Telkom,
sehingga dampak yang di timbulkan dapat berkurang
2. Pada kasus “Akses kabel jaringan PT. Telkom menghadapi ancaman keamanan”
termasuk kedalam pengelolaan Risk Avoidance. Hal ini dapat dilakukan
pencegahan dari ancaman keamanan kabel jaringan. Seperti memindahkan kabel
jaringan ke tempat yang lebih aman dan strategis.
3. Pada kasus “Adanya pihak dari dalam perusahaan (karyawan) yang meraup
keuntungan pribadi dan merugikan konsumen” termasuk kedalam pengelolaan
Risk Control. Hal ini bisa dilakukan pengawasan terhadap seluruh karyawan PT.
Telkom, sehingga mengurangi frekeuensi kemungkinan risiko
4. Pada kasus “Kebocoran pendapatan” termasuk kedalam pengelolaan Risk Transfer
5. Pada kasus “Teknologi baru dapat mengakibatkan terhadap daya saing PT.
Telkom” termasuk kedalam pengelolaan Risk Control.
6. Pada kasus “Satelit PT. Telkom yang memiliki masa operasi yang terbatas dan
dapat rusak selama masa operasi orbit” termasuk kedalam pengelolaan Risk
transfer
7. Pada kasus “Risiko terhadap pelayanan internet (jaringan PT. Telkom yang rentan
terhadap akses ilegal, virus komputer, ancaman dunia maya dan ancaman
lainnya)” termasuk kedalam pengelolaan Risk Avoidance, hal ini dapat dilakukan
dengan menggunakan teknologi yang canggih agar pelayanan dapat berjalan
dengan baik
8. Pada kasus ” Persaingan terhadap operator yang ada dan pemain baru (operator
baru) di industri telekomunikasi ini dapat berdampak terhadap bisnis
telekomunikasi” termasuk kedalam pengelolaan Risk Retention
9. Pada kasus “Sangat banyak karyawan yang bekerja tidak secara maksimal”
termasuk kedalam pengelolaan Risk Avoidance. Hal ini dapat dilakukan dengan
membuat sebuah pelatihan yang intensif agar karyawan dapat bekerja secara baik
dan maksimal
10. Pada kasus “Peminjaman uang dengan pihak luar negri untuk penambahan alat-
alat baru” termasuk kedalam pengelolaan Risk Retention. Hal ini perusahaan lebih
memilih menganggarkan dana untuk keperluan alat-alat baru. Sehingga
perusahaan tidak akan terlilit hutang.
BAB IV
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil identifikasi risiko – risiko yang ada menunjukan bahwa risiko – risiko
tersebut bisa dikelola baik dengan cara dihindari, ditahan, ditransfer dan dialihkan, lalu
Risiko-risiko yang ada di perusahaan perlu di identifikasi supaya perusahaan bisa tetap terus
bertahan dan tidak mengalami kebangkrutan, dari tugas ini menghasilkan langkah-langkah
pengendalian risiko yang sebaiknya dilakukan PT Telkom untuk mencegah terjadinya risiko
yang sama ke depannya.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/7947643/Manajemen_Risiko
http://id.wikipedia.org/wiki/Manajemen_risiko