0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
516 tayangan14 halaman

Trend MSDM Di SM Entertainment

Dokumen tersebut membahas tentang tren SDM di perusahaan hiburan SM Entertainment di Korea Selatan. Secara khusus membahas tentang proses rekrutmen, kesulitan menjadi idol K-pop seperti kontrak yang ketat, pelatihan yang intensif, dan tekanan untuk menjaga kesehatan dan penampilan fisik. Dokumen ini juga menyinggung tingginya tingkat bunuh diri di Korea Selatan yang berkaitan dengan tekanan industri hiburan.

Diunggah oleh

knzaky
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Format Tersedia
Unduh sebagai DOCX, PDF, TXT atau baca online dari Scribd
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
516 tayangan14 halaman

Trend MSDM Di SM Entertainment

Dokumen tersebut membahas tentang tren SDM di perusahaan hiburan SM Entertainment di Korea Selatan. Secara khusus membahas tentang proses rekrutmen, kesulitan menjadi idol K-pop seperti kontrak yang ketat, pelatihan yang intensif, dan tekanan untuk menjaga kesehatan dan penampilan fisik. Dokumen ini juga menyinggung tingginya tingkat bunuh diri di Korea Selatan yang berkaitan dengan tekanan industri hiburan.

Diunggah oleh

knzaky
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Format Tersedia
Unduh sebagai DOCX, PDF, TXT atau baca online dari Scribd
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1/ 14

Trend MSDM di SM Entertainment – Korea Selatan

Untuk Memenuhi Tugas:

SDM Internasional

Dosen Pengampu:

Al-Ustadz Fajar Surya Ari Anggara, S.TP, M.M

Oleh:

Ajeng Enggar Kinanty

Program Studi Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Universitas Darussalam Gontor

2019/1440
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah swt yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga tugas mata kuliah SDM Internasional ini dapat terselesaikan. Shalawat
serta salam tak lupa tercurahkan kepada nabi besar kita baginda Rasulullah saw yang
telah menuntun kita dari zaman jahiliyah hingga saat ini.

Kami sadari penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, tetapi kami
harapkan penulisan makalah dengan judul “TREND MSDM DI SM ENTERTAINMENT”
ini dapat berguna bagi kami dan teman-teman sekalian. Amin.

Mantingan, 29 Oktober 2019


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada akhir-akhir tahun ini, trend music dan hiburan sangat mempengaruhi
pola kehidupan masyarakat dunia. Kita sebagai masyarakat hanya bisa mengikuti
perkembangan trend yang ada jika kita tidak mau gagal atau ketinggalan zaman
dalam membangun perusahaan di era yang sangat kompetitif seperti sekarang. SM
Entertainment merupakan perusahaan di bidang industri musik dan hiburan
terkenal di Korea. Struktur dan strategi yang telah ditetapkan paten oleh Lee Soo
Man merupakan salah satu kunci keberhasilan perusahaan untuk berada di puncak
pasar musik dan hiburan serta menggaet lebih banyak keuntungan. Dari sebuah
perusahaan yang sukse pasti memiliki struktur dan manajemen strategi yang baik.

Era per- kpop- an dimulai pada tahun 1990 yang ditandai dengan debutnya
“Seotaiji cs”. Yang membawa hadirin kepada dunia per- musik-an. Peran dari para
idol star bukan hanya dalam bidang menyanyi saja melainkan juga andil dalam
memerankan Kdrama dan film, tampil dalam acara musikal, variety shows dan
sebagainya. Ada banyak sekali agensi-agensi atau perusahaan hiburan 3 besar nya
adalah SM Entertainment, YG Entertainment dan JYP Entertainment.

Perusahaan entertainment Korea seperti SM entertainment sangat


berkontribusi dalam k-pop wave atau Korean fever. Perusahaan-perusahaan hiburan
ini memperluas bisnis mereka terkhusunya ke pasar asing dan usahanya itu sudah
menghasilkan hasil yang luar biasa baik. Tujun akhir daripada perusahaan-
perusahaan hiburan adalah untuk menghasilkan banyak uang dan profit kepada
perusahaan, namun tidak hanya itu, musik yang mereka hasilkan juga merupakan
karya seni yang harus kita hargai, karena didalamnya terdapat cerminan dari mimpi
para generasi muda. Dari sinilah kita harus menghargai mimpi anak-anak muda
generasi penerus kita.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana SDM dan rekruitmen di Korea Selatan?
2. Bagaimana tingkat kesulitan menjadi idol Kpop?
3. Apa penyebab tingginya tingkat kematian akibat bunuh diri di Korea
selatan?

C. Tujuan
1. Mengetahui keadaan SDM dan juga proses rekruitmen di Korea Selatan.
2. Mengetahui tingkat kesulitan dan tantangan yang dihadapi oleh idol kpop.
3. Mengetahui penyebab tingginya tingkat kematian di Korea Selatan agar
dapat menghindari sebab-sebab tersebut.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sumber Daya Manusia dan rekruitmen di Korea Selatan

Korea Selatan, ekonomi terbesar ketiga di Asia, menjadi salah satu informasi
penting bagi negara berkembang lainnya. Permintaan akan keterampilan dari para
tenaga kerja yang tinggi, digabungkan dengan penurunan pertumbuhan populasi di
Korea, membuat manager dengan terpaksa menerima karyawan hasil pensiunan
untuk memenuhi kekosongan posisi yang ada. Untuk dapat membujuk para karyawan
pensiunan yang sudah berumur untuk tetap bekerja di perusahaan, mereka
menyediakan pelatihan dan pembelajaran yang dibutuhkan oleh para karyawan.
Disamping itu, perusahaan juga mengusahakan untuk para pekerja untuk dapat
meningkatkan skill yang dimiliki secara professional untuk kekekalan pembelajaran.
Walaupun gaji yang diterima oleh pekerja lokal lebih rendah daripada gaji yang
diterima oleh mitra dari Amerika, pekerja WNA di Korea selatan. Namun akhir-akhir
ini mengalami peningkatan yang baik untuk para pekerja lokal.

Adapun strategi rekruitmen di Korea berdasarkan relationship and networking,


merekrut mahasiswa lulusan dari 3 kampus besar di Korea (SKY) dan juga dengan
perekrutan melalui internet. Perekrutan berdasarkan relationship dan networking
adalah salah satu metode yang sangat umum digunakan oleh perusahaan-perusahaan
besar di Korea. Anggota keluarga, relasi kerja, teman dan alumni dari sekolah yang
sama sering dijadikan sumber terpercaya untuk rujukan perekrutan. Masyarakat
Korea sangat bergantung pada peluang dan peningkatan karir. Oleh karena itu,
perusahaan asing yang merekrut orang Korea harus membuat potensi pertumbuhan
dan peluang karir yang jelas untu calon karyawan.

Metode lain yang digunakan oleh perusahaan adalah partisipasi dari mahasiswa
di tiga universitas terbaik di negeri gingseng itu sendiri. Yang dilaksanakan satu tahu
dua kali. Adapun tiga kampus terbaik itu dikenal dengan sebutan “SKY”, untuk Seoul
National University, Korea University dan Yonsei University.

Metode rekruitmen yang terakhir menggunakan rekruitmen secara online.


Dengan situs website terkenal adalah http://www.jobkorea.co.kr,
http://kr.dir.yahoo.com dan http://www.koreajoblink.com. Metode ini merupakan cara
yang paling berhasil untuk menarik calon pekerja dari kalangan kaum muda. Karena
mahasiswa di Korea termasuk paling mahir dan mengerti internet. Sedangkan untuk para
masyarakat umum, perusahaan menggunakan pendekatan yang lebih konvensional.

B. Kesulitan menjadi Idol KPOP

1. Slave contract
Di perusahaan-perusahaan hiburan negeri gingseng terdapat sebutan “slave
contract”. Slave contract didefinisikan sebagai kontrak yang terdaftar dengan
ketentuan dan kondisi yang dianggap tidak adil oleh para seniman. Karena kontrak ini
bekerja dengan memulai hutang ketika artis itu masuk ke sebuah agensi, yang akan
tumbuh seiring berjalannya waktu. Hutang yang dimaksud ini adalah semua biaya
yang dibayarkan oleh perusahaan untuk para calon artisnya seperti : sewa, makanan,
listrik, biaya pakaian, style rambut dan juga pembayaran staff. Ini berarti hutang para
calon artis (trainee) sangatlah besar. Dan setiap uang yang mereka hasilkan sebagai
idola digunakan untuk membayar kembali perusahaan mereka. Namun perusahaan
tidak perlu transpara tentang utang, yang dikenal sebagai BEP (break-even-point),
yang berarti bahwa sebagian besar idol tidak mengetahui cara mereka melunasi
hutangnya atau berapa banyak yang mereka hasilkan. Sebagai bagian dari projek
masa depan perusahaan, penjualan album baru dan periode promosi akan
dimasukkan ke dalamm BEP. Banyak idol Kpop yang mengalami atau merasakan
ketidak-adilan akan sistem perusahaan dengan “slave contract” sebagai bagian dari
perjanjian.

2. Training and treatment


Bagi beberapa orang trainee, terkadang merasa kesulitan saat masa trainee
atau saat penerimaan trainee. Banyak penolakan dari perusahaan yang lebih
mengutamakan trainer yang sudah terlatih baik skill menarik, menyanyi dan
aktingnya. Karena kebanyakan agensi atau perusahaan memiliki standarisasi untuk
perekrutan calon trainee di perusahaan mereka. Proses audisi bisa sangat intens
sehingga menyebabkan beberapa peserta mengalami depresi atau yang parah bisa
memiliki pikiran untuk bunuh diri karena audisi yang dilakukannya gagal. Namun
audisi bukan satu-satunya cara untuk masuk ke perusahaan. Terkadang, calon
ttrainee dibina di jalanan (busking) berdasarkan penampilan mereka

Training yang diadakan oleh perusahaan terdiri atas pelatihan vokal, dance,
dan bahasa. Mengingat akhir-akhir ini banyak sekali turis asing berdatangan ke Korea
untuk mendaftar menjadi trainee di agensi-agensi besar. Penyebaran korean wave
ini juga menghasilkan partisipasi yang lebih besar dari peserta pelatian internasional,
mereka tidak hanya harus belajar bahasa korea, namun juga harus menanggung efek
dari kesepian dan goncangan budaya. Mereka juga sering menghadapi dan
mengalami intimidasi rasis. Diskriminasi juga berlanjut pada tingkat perusahaan
mengetahui bahwa perusahaan lebih mengutamakan trainee atau artis lokal korea
daripada yang berasal dari luar korea.
3. Health and Body Care

Salah satu konsekuensi menjadi idol adalah siap untuk cedera. Tak heran
banyak dari idol yang mengalami cedera otot di leher, tangan hingga kaki. Hal ini
merupakan hal yang biasa dihadapi oleh idol. Namun, dari banyaknya jumlah
kecelakaan dan cedera yang terjadi menunjukkan bahwa sang idol terlalu
memaksakan diri. Banyaknya tuntutan yang diharuskan kepada trainee atau idol
membuat mereka memaksakan diri untuk tampil di atas panggung dengan peforma
yang bagus dan sempurna. Mengingat tuntutan pekerjaan, para idol haruslah
memisahkan emosi ketika berada di panggung, yang terkadang mengakibatkan stress
dan depresi ringan. Mengorbankan urusan pribadi demi tampilan dan performa yang
baik serta menggeser urusan pribadi merupakan tugas idol tersendiri, untuk
menghibur para fans. Maka tak ayal banyak sekali dari para artis-artis bintang atas
yang memutuskan untuk menggakhiri karir bahkan hidupnya dengan cara instan,
yaitu bunuh diri.

Body care juga sangat diutamakan dalam perusahaan industri musik dan
hiburn. Para idol diwajibkan mengontrol kesehatan, bahkan berat badan agar tetap
di angka yang ideal. Karena banyak dari perusahaan mementingkan daripada
tampilan idol, maka suatu keharusan bagi para idol adalah untuk menjaga kesehatan
dari tubuhnya. Karena dengan style dan tampilan yang menarik dapat menarik
banyak penggemar untuk terus mendukung idol mereka. Karena seorang idol tanpa
fans bukanlah apa-apa.

4. Privasi

Adapun kesulitan lain yang di hadapi oleh seorang idol adalah, gangguan dari
publik. Karena idol merupakan seseorang yang dikenal dikhalayak umum, maka sulit
sekali untuk menutupi privasi dari khalayak. Karena banyaknya fans yang mengetahui
keberadaan mereka. Salah satu gangguan privasi bisa didapatkan dari para fans yang
suka menguntik, ataupun sering memposting comment yang tidak layak di media
sosial, yang menyebabkan idol merasakan tekanan dan merasa dibenci oleh netizen.
Hal ini bisa menjadi alasan idol mengalami stress dan depresi hingga memilih untuk
menyudahi atau mengakhiri karir bahkan hhidupnya.

C. Penyebab Tingginya Tingkat Bunuh Diri

Selain menjadi populer di Korea, idol juga merupakan “image” dari kpop yang
telah menjadi fenomena di seluruh dunia. Selain menjadi image, idol juga secara
tidak langsung menjadi budaya dari Korea dan menjadi pusat perhatian dunia.
Pelatihan yang intensif dalam hal menyanyi dan menari tanpa adanya perhatian
yang memadai terhadap fisik apalagi mental kesehatan dapat menjadi salah satu
alasan pemicu stress dan depresi yang menyebabkan seseorang memutuskan untuk
mengakhiri hidupnya. Selain itu tekanan dari berbagai pihak juga dapat memicu
datangnya pemikiran untuk bunuh diri di Korea, tak heran bahwa tingkat kematian
akibat bunuh diri di negeri gingseng ini lumayan tinggi.

Baru-baru ini pada bulan Desember 2017 lalu, idol star Kim Jonghyun
diberitakan bunuh diri di apartemen pribadi miliknya. Banyak yang menduga Kim
Jonghyun ini mengalami depresi yang lumayan berat tanpa ada seseorang yang
peduli dan tahu. Jonghyun merupakan salah satu member dari grupband SHINee
yang dinaungi oleh agensi besar SM Entertainment, pemimpin perusahaan hiburan
di Korea. Ia merupakan penulis lagu, soloist, dan juga idol yang sudah banyak
berpengalaman dalam hal permusikan juga mendapat banyak trophy penghargaan
atas karya-karyanya ini memutuskan bunuh diri pada18 Desember 2017. Padahal
selama hidupnya Kim Jonghyun tidak pernah memperlihatkan masalahnya kepda
publik. Yang berarti ia menderita stress tanpa diketahui oleh manajer bahkan sanak
keluarga sekalipun. Banyak spekulasi menurut para ahli yang terdengar
kepermukaan atas meninggalnya Kim Jonghyun, namun mereka masih belum
menemukan titik terang mengenai akibat dari kematian Kim Jonghyun sendiri.

1. Suicide and mental illness

Semenjak tahun 2003, tercatat Korea Selatan memiliki tingkat bunuh diri yang
tinggi antara Organization for Economic Co-operation and development (OECD)
nations, termasuk negara berkembang seperti German, Japan, the United Kingdom,
Haiti dan Qatar. Pada tahun 2016 menurut statistik di Korea terdapat 13.092 orang
melakukan bunuh diri dengan persentase 25,6% per 100.000 orang.

Studi lain mengatakan bahwa di Korea juga menunjukkan bukti bahwa banyak
orang yang menderita penyakit mental dan mengalami stimatisasi (Lauber and
Rossler, 2007). Tingkat stress yang tinggi ini dapat menyebabkan gangguan psikis
yang kemudian mengganggu kehidupan sehari-hari bagi penderita. Pengaruh
negatif dari perbuatan atau reaksi seseorang juga dapat membuat timbulnya
masalah pada psikis seseorang. Selain itu hubungan yang kurang baik di dalam
sebuah keluarga juga dapat menimbulkan kelainan atau penyakit psikis. Maka dari
itu, sebisa mungkin membangun hubungan yang harmonis di dalam sebuah
keluarga dan juga menjauhi segala pertengkaran yang dapat membuat orang lain
tersinggung.

2. Idol star and expectations of perfection

Banyak sumber yang menyebutkan bahwa seorang idol sangat diatur bahkan
bisa dibilang dikekang oleh manajemen perusahaan masing-masing untuk
menciptakan image “collective moralism” (Kim dan Kim 2015). Agensi seperti SM
Entertainment mengontrol semua aspek kehidupan daripada idolnya. Maka bisa
dibilang idol hanya merupakan boneka dari perusahaan atau agensi-agensi di atas
untuk menghasilkan uang. Karena perusahaan mengambil alih hak dan wewenang
yang seharusnya idol itu bisa lakukan tanpa persetujuan dari pihak agensi.

3. Stars being disciplined by the public

Stars stand “at the center of powerful processes of identification” (Waksman


2015:297). Keternaran daripada seorang idol star sangatlah tinggi. Seperti yang
disebutkan diatas bahwa idol star bersinar karena memiliki fans yang mendukung
mereka. Maka kehidupan dari idol itu mudah sekali di akses oleh para fans. Saat salah
satu berita memenuhi halaman di koran, majalah atau menjadi trending topic di salah
satu siaran tv, ketika kehidupan “private” dari idol itu telah dieksploitasi dan
diungkapkan untuk pencarian untuk menemukan orang yang otentik bukan karakter
fiksi.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Maraknya korean wave atau kpop mendatangkan perhatian lebih terhadap


negeri gingseng tersebut. Salah satu hal yang sering tersorot oleh media adalah
maraknya kasus bunuh diri dan tingkat kasus bunuh diri yang tinggi. Hal ini dapat
diprediksi melalui beberapa hal yaitu karena akibat bullying yang sering kali terjadi,
stress, depresi, kesenjangan sosial dan ekonomi yang tinggi dan juga perbedaan
status sosial yang juga dapat mempengaruhi kesehatan psikis masyarakat Korea
Selatan.

Dibalik kasus-kasus bunuh diri yang pernah terjadi, diakibatkan karena


kurangnya manajemen SDM yang menangani, dan juga gaya hidup orang Korea yang
menjunjung tinggi mode dan kesempurnaan dari tampilan. Yang terkadang
menyebabkan keminderan terhadap seseorang.

B. Saran

Karena banyak sekali kasus bunuh diri yang kerap kali terjadi, menurut penulis
hal ini disebakan oleh manajemen SDM yang kurang maksimal dalam menyingkapi
perihal pembullyan yang kerap terjadi. Pembullyan adalah hal kecil namun dapat
berakibat fatal karena dapat mengganggu kesehatan psikis seseorang. Manusia hidup
saling berdampingan maka sebisa mungkin kita menghormati perasaan dan pemikiran
orang lain.

Selain itu penulis juga menyarankan anak-anak remaja yang menunjukkan ciri-
ciri mengalami stress apalagi depresi untuk tes kesehatan mental kepada dokter atau
psikiater terpercaya yang dapat menangani dan menghindari potensi kenaikan tingkat
kasus bunuh diri. Kebanyakan kasus remaja adalaha enggan memeriksa kondisi psikis
dan mental karena efek malu terhadap teman-teman serta kerabatnya dirumah.
Maka saran dari penulis agar dapat menarik perhatian para remaja dengan
menghilangkan prinsip dan spekulasi itu dari benak anak-anak remaja saat ini.
DAFTAR PUSTAKA

Elfving-Hwang, Joanna. "Cosmetic Surgery and Embodying the Moral


Self in South Korean Popular Makeover Culture." Asia-Pacific Journal 11, no. 24
(2013): 1-16.

Epstein, Stephen, and Rachael Miyung Joo. "Multiple Exposures: Korean


Bodies and the Transnational Imagination." Asia-Pacific Journal 10, no. 33 (August 13,
2012): 1-17.
Fu, King-wa, and CH Chan. "A Study of the Impact of Thirteen Celebrity
Suicides on Subsequent Suicide Rates in South Korea from 2005 to 2009
(http://journals.plos.org/plosone/article?id=10. 1371/journal.pone.0053870)." In
PLoS ONE 8, no. 1 (2013).

Park, Juhyun, Nari Choi, Seogju Kim, Soohyun Kim, Hyonggin An Zhang,
Jie, Jiandan Tan, and David Lester. "Psychological Strains Found in the Suicides of 72
Celebrities." Journal of Affective Disorders 149 (2013): 230-34Heon-jeong Lee, and
Yujin Lee. "The Impact of Celebrity Suicide on Subsequent Suicide Rates in The
General Population of Korea from 1990 to 2010." Journal of Korean Medical Science
31, no. 4 (2016): 598-603.

Shim, Doobo. "The Cyber Bullying of Pop Star Tablo and South Korean
Society: Hegemonic Discourses on Educational Background and Military Service."
Acta Koreana 17, no. 1 (2014): 479-504.

Yi, Chunghan. "GKyeongjejeok bpulpyeongdeunggwa siminjeok sam


[Economic Inequality and Civic Life]." Cheolhak nonchong [Journal of the New Korean
Philosophical Association] 82, no. 4 (2015): 455-75

Anda mungkin juga menyukai