100% menganggap dokumen ini bermanfaat (2 suara)
101 tayangan20 halaman

Bab Iv Rencana Kerja

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
100% menganggap dokumen ini bermanfaat (2 suara)
101 tayangan20 halaman

Bab Iv Rencana Kerja

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1/ 20

BAB.

IV RENCANA KERJA

4.1 UMUM

Dalam pelaksanaan pekerjaan layanan konsultansi, perlu adanya suatu program


kerja yang konsepsional, efektif dan efisien, sehingga setiap aktivitas kerja untuk
mencapai target sukses pekerjaan dapat terprogram dengan baik. Program kerja
yang akan dilaksanakan disesuaikan dengan ketentuan dalam Kerangka Acuan Kerja
(KAK) atau Terms of Reference (TOR). Penyusunan program kerja ini dilakukan
berdasarkan :
1. Ruang lingkup pekerjaan;
2. Volume pekerjaan;
3. Batas waktu;
4. Keahlian personil;
5. Jumlah personil;
6. Peralatan yang dipakai;
7. Schedule mobilisasi;
8. Arahan Pengguna Jasa;
9. Aspek-aspek teknis dan non teknis lainnya.
Agar tujuan dan sasaran pekerjaan dapat dicapai sebagaimana yang diharapkan,
maka program kerja akan disusun secara sistematis dan dilaksanakan berdasarkan
urutan pekerjaan efektif dan waktu pelaksanaannya. Untuk mendapatkan efektivitas
yang tinggi atas input konsultan, dengan menggunakan sumber daya yang tersedia
secara efisien, dibutuhkan suatu perencanaan dan pelaksanaan sistem layanan
konsultansi yang ketat. Hanya dengan cara ini kualitas maupun kuantitas pekerjaan
dapat dikontrol, seraya menghindari beban pekerjaan puncak yang cukup besar.
Beban puncak dalam pekerjaan memerlukan mobilisasi staf tambahan dan
pengenalan terhadap pekerjaan. Aktivitas yang mengakibatkan berkurangnya
kualitas pekerjaan diupayakan untuk dihindari.
Aktivitas pokok pekerjaan pengawasan teknik meliputi tahapan utama sebagai
berikut :
1. Persiapan awal, studi terdahulu;
2. Koordinasi konsultan dengan Pemimpin Pekerjaan;

14
3. Koordinasi dengan unsur pekerjaan;
4. Koordinasi team konsultan;
5. Koordinasi dengan instansi terkait;
6. Tahap pengawasan teknik

4.2 TAHAPAN PELAKSANAAN PEKERJAAN


4.2.1 Persiapan awal
Setelah konsultan mengadakan mobilisasi, dimana Team Leader / Pengawas
Lapangan telah dimobilisasi, kemudian disusul dengan mobilisasi personil yang lain
sesuai Manning Schedule dan kebutuhan aktivitas pekerjaan, team konsultan segera
mengadakan persiapan awal untuk pekerjaan ini, yang kegiatannya antara lain
meliputi :
 Menata/penyiapan kantor, furniture, perlengkapan kantor, dan lain-lain.
 Mengadakan rapat koordinasi awal seluruh team konsultan.
 Mengadakan kunjungan/koordinasi awal dengan instansi-instansi dan
pihak-pihak terkait.
 Penyiapan format/form-form standar yang akan diperlukan/digunakan
selama periode pekerjaan.
 Pengumpulan data yang tersedia.
 Studi/analisa data yang tersedia.
 Field reconnaisance/site visit.
 Mempelajari kembali design dan scope pekerjaan fisik.
 Studi terdahulu
Semua data yang akan dijadikan dasar/pegangan pelaksanaan pengawasan
konstruksi adalah berupa gambar-gambar rencana dan spesifikasi-spesifikasi, baik
teknis maupun umum yang akan dikumpulkan/dicari konsultan pengawas untuk
dipelajari dan kemudian dilaksanakan. Data tersebut umumnya dapat diperoleh dari
Pengguna Jasa.

15
4.2.2 Koordinasi
Dalam rangka menunjang pelaksanaan pekerjaan, konsultan akan melakukan
koordinasi secara rutin dengan Pemimpin Pekerjaan, unsur pekerjaan, instansi
terkait dan koordinasi intern konsultan.
a. Pemimpin Pekerjaan
Koordinasi dengan Pemimpin Pekerjaan perlu dilakukan secara rutin dan dengan
frekwensi yang cukup.
b. Unsur Pekerjaan
Selama waktu pelaksanaan, akan diadakan “Monthly Project Meeting” antara
Konsultan, Penyedia Jasa Pemborongan dan Pemimpin Pekerjaan, di sini bisa
dievaluasi, dimonitor dan dibahas hal-hal antara lain :
- Membahas pekerjaan yang akan dikerjakan, agar tidak
terjadi keragu-raguan atau kesalahan dalam pelaksanaan.
- Management/pengaturan/penempatan alat berat oleh
Penyedia Jasa Pemborongan.
- Kemajuan pekerjaan.
- Informasi-informasi yang perlu disampaikan kepada
Penyedia Jasa Pemborongan dan atau sebaliknya.
- Masalah-masalah di lapangan dan pemecahannya.
- Rencana kerja Penyedia Jasa Pemborongan untuk bulan
berikutnya.
Bila terjadi hal-hal khusus misal kelambatan pekerjaan, pekerjaan yang perlu
dilaksanakan dengan “crash-program” dan lain-lain, dalam hal ini perlu diadakan
pertemuan khusus.
Project meeting antara Konsultan dan Penyedia Jasa Pemborongan dilakukan
secara periodik (mingguan), untuk kondisi khusus dapat dilakukan dalam rentang 2
– 3 harian.
Instansi Terkait
Dalam rangka melaksanakan tugas pengawasan teknik, konsultan perlu
melakukan koordinasi dengan instansi dan konsultan lain terkait yang berhubungan
dengan scope pekerjaan.

16
Intern Konsultan
Dalam melaksanakan tugas, team konsultan selain akan melaksanakan tugasnya
sesuai dengan job description, juga perlu ada koordinasi antara Team Leader
dengan stafnya, seperti antara lain dan tidak terbatas pada :
a) Rapat bulanan antara Team Leader dan staff, membahas :
1. Laporan bulanan.
2. Aktivitas yang sudah dan akan dilaksanakan.
3. Masalah lapangan dan pemecahannya.
4. Penjelasan dan diskusi teknis untuk menunjang kelancaran pekerjaan.
b) Profesional staf Konsultan akan melakukan kunjungan setiap hari atau secara
berkala ke lapangan pada waktu pekerjaan berjalan untuk meyakinkan bahwa
pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan kontrak.
c) Sub profesional staf akan melaksanakan inspeksi harian untuk meyakinkan
bahwa material, tenaga kerja dan hasil pekerjaan fisik sesuai dengan dokumen
kontrak dalam hal mutu, volume dan waktu.
d) Pertemuan-pertemuan khusus antara team leader dengan team atau antar
staf Konsultan dengan frekwensi yang cukup atau sesuai kebutuhan, agar terjadi
komunikasi, koordinasi, informasi yang baik

4.2.3 Tahap Pengawasan Konstruksi


Konsultan selama periode konstruksi, akan senantiasa memberi arahan,
bimbingan dan instruksi yang diperlukan kepada Penyedia Jasa Pemborongan guna
menjamin bahwa semua pekerjaan dilaksanakan dengan baik, tepat kualitas, tepat
kuantitas, tepat waktu dan tepat biaya dengan berdasarkan dokumen kontrak dan
petunjuk teknis lainnya. Selain itu, tugas konsultan meliputi melakukan sertifikasi
atas pekerjaan ini yang dilaksanakan oleh Penyedia Jasa Pemborongan. Secara rinci,
pekerjaan yang dilakukan pada tahap supervisi adalah :
1. Masa Konstruksi/ Masa Perbaikan :
2. Mengecek data titik survey di lapangan
3. Menyelenggarakan pengawasan menerus di lapangan untuk mendapatkan
kepastian bahwa semua pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan persyaratan di
dalam dokumen kontrak.

17
4. Memeriksa test laboratorium dan test lapangan untuk pekerjaan fisik, juga
material yang akan digunakan dan metode kerja untuk mendapatkan kepastian
sudah sesuai dengan persyaratan.
5. Menjaga, mengendalikan, mengontrol, memonitor, meevaluasi rencana kemajuan
pekerjaan yang terbaru berupa bar-chart dan atau metode lain yang digunakan
sesuai dengan rencana kerja yang sudah disetujui.
6. Memeriksa dan menyetujui semua gambar kerja dan detailnya yang diajukan
oleh Penyedia Jasa Pemborongan, penyesuaian design bila diperlukan, agar
sesuai dengan kebutuhan teknis/lapangan.
7. Memberikan laporan secara berkala semua pengukuran kuantitas pekerjaan yang
sudah di test termasuk penggunaan material, dengan menggunakan bentuk yang
sudah disetujui oleh Pengguna Jasa.
8. Memberikan laporan khusus jika ada masalah yang timbul, dan memberikan
rekomendasi pemecahan permasalahan.
9. Membantu mempersiapkan semua perubahan (change orders) dan membantu
Pengguna Jasa pada saat dilakukan negosiasi harga dan biaya konstruksi
terhadap perubahan kontrak tersebut (bila ada).
10. Mengevaluasi dan membantu menyiapkan rekomendasi bagi Pengguna Jasa
dalam bertindak atas klaim terhadap kontrak, perselisihan, penambahan lingkup
pekerjaan kontrak dan perubahan-perubahan lain di luar lingkup pekerjaan yang
tercantum dalam dokumen kontrak.
11. Memeriksa rancangan sertifikat pembayaran bulanan yang akan disertifikasikan
oleh Pengawas untuk mendapatkan persetujuan Pemimpin Pekerjaan.
12. Menyediakan bantuan dan arahan pada saat yang tepat bagi Penyedia Jasa
Pemborongan di dalam semua masalah yang ada hubungannya dengan dokumen
kontrak, pengecekan terhadap survey tanah dasar, test pengawasan mutu dan
masalah lain yang berhubungan dengan dipenuhinya kontrak dan kemajuan
pekerjaan.
13. Menjamin penerimaan dan menjaga sebagai laporan tetap semua jaminan yang
diperlukan di bawah syarat-syarat yang tercantum di dalam dokumen kontrak,
untuk material dan peralatan yang digunakan di pekerjaan. Semua material yang

18
digunakan di pekerjaan termasuk sumbernya juga harus disetujui terlebih
dahulu.
14. Menyediakan informasi yang diperlukan oleh Pengguna Jasa, menghadiri dan
mencatat semua rapat/pertemuan dengan Penyedia Jasa Pemborongan,
Pemimpin Pekerjaan dan Instansi pemerintah lain serta menyediakan bantuan
teknis bila dan kapan diperlukan dalam kaitannya dengan pelaksanaan pekerjaan
dan masalah-masalah kontrak.
15. Mendokumentasikan kondisi cuaca harian, peralatan Penyedia Jasa Pemborongan
dan personil di lapangan serta peristiwa/kejadian yang bisa mengakibatkan
keterlambatan, dan langkah-langkah yang diambil untuk mencegah
keterlambatan tersebut.
16. Memberikan bantuan advis kepada Pemimpin Pekerjaan di dalam menyusun
kebijakan dan langkah untuk mencegah dan mengurangi klaim.
17. Membuat laporan bulanan, laporan teknik/khusus dan laporan akhir pekerjaan
seperti yang dikehendaki oleh Pengguna Jasa.
18. Pemeriksaan Serah Terima Sementara, termasuk penyiapan laporan dan Berita
Acara Serah Terima Sementara yang diperlukan, serta menyiapkan Sertifikat
Penerimaan Sementara (Certificate of Provisional Acceptance).

Secara ringkas, semua aktivitas di lapangan dirangkum di bawah ini :


1. Persiapan lapangan
Pada tahap persiapan di lapangan, tim konsultan akan mengawasi dan mencek
aktivitas-aktivitas konstruksi seperti yang dijabarkan berikut ini :
 Memeriksa kualitas semua bahan yang akan digunakan untuk konstruksi.
 Penyiapan rancangan campuran pekerjaan (job mix formula) untuk beton dan
lain-lain.
 Lokasi letak bahan-bahan.
 Kondisi tumpukan bahan di lokasi kerja.
 Jumlah dan kondisi semua peralatan.
 Jumlah personil Penyedia Jasa Pemborongan.
 Jumlah dan kualitas bahan-bahan.
 Kondisi cuaca.

19
 Prosedur administrasi Penyedia Jasa Pemborongan.
 Form/formulir kerja.
 Persiapan form-work.
 Mengecek jadual Penyedia Jasa Pemborongan.
 Persiapan konstruksi.

2. Pekerjaan konstruksi/ Perbaikan


Setelah mobilisasi dan persiapan di lapangan selesai dan diperiksa oleh konsultan
dan Pemimpin Pekerjaan, maka Penyedia Jasa Pemborongan akan diijinkan untuk
melanjutkan pekerjaan konstruksi. Team konsultan akan mengecek langsung hal-
hal berikut ini :
 Metoda pekerjaan konstruksi;
 Penggunaan bahan;
 Pengecekan jadwal;
 Kondisi cuaca dari waktu ke waktu selama periode pelaksanaan pekerjaan;
 Pengambilan contoh (sampling).
Sebelum pekerjaan fisik dimulai, Penyedia Jasa Pemborongan mengajukan “Request”
terlebih dahulu, yang berisi antara lain :
 Jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan;
 Lokasi pekerjaan;
 Peralatan yang akan digunakan;
 Estimasi volume pekerjaan;
 Material yang akan digunakan;
 Rencana jam kerja.

4. Pengawasan mutu
Sebelum memulai aktivitas konstruksi, Penyedia Jasa Pemborongan akan
membuat suatu permohonan tertulis kepada konsultan untuk prosedur konstruksi
dan persetujuan pekerjaan. Konsultan akan :
 Menginspeksi dan menyetujui bahan-bahan yang akan digunakan.
 Menginspeksi dan menyetujui pelaksanaan pekerjaan fisik.
 Menginspeksi dan menyetujui metoda serta ketelitian pekerjaan

20
 Memeriksa/menginstruksikan test-test lapangan.
 Memeriksa/menginstruksikan test laboratorium terhadap sampel-sampel yang
diambil dari lokasi kerja.
 Memeriksa/menginstruksikan test yang lain sesuai spesifikasi.

5. Pengawasan kuantitas
Pengawasan kuantitas (quantity control) akan mengecek bahan-bahan yang
ditempatkan oleh Penyedia Jasa Pemborongan. Konsultan akan memproses bahan-
bahan dan produk fisiknya berdasarkan atas :
 Hasil pengukuran yang memenuhi batas toleransi
 Metoda perhitungan.
 Lokasi kerja.
 Jenis pekerjaan (work item).
 Tanggal diselesaikannya pekerjaan.
6. Catatan-catatan teknis
Catatan-catatan akan dikeluarkan/diberikan dari waktu ke waktu, untuk
memberikan petunjuk-petunjuk kepada Penyedia Jasa Pemborongan guna
meningkatkan aspek-aspek pekerjaan fisik, metode kerja/construction methode
dan lain-lain.

Demikian juga catatan-catatan/instruksi-instruksi diberikan juga untuk pekerjaan


yang hasilnya tidak sesuai dengan spesifikasi.

1. Fase value engineering :


Pekerjaan yang dilakukan pada tahap value engineering antara lain sebagai berikut :

- Memeriksa original design, untuk mengetahui apakah


dimungkinkan dilakukan redesign untuk penghematan sesuai
usulan Penyedia Jasa Pemborongan.
- Metode konstruksi, pengoperasian alat berat, sehingga
diharapkan diperoleh penghematan biaya konstruksi.

21
TahapPelaporan

Tahap pelaporan ini ditujukan untuk menyampaikan kemajuan pelaksanaan


proyek actual dilapangan kepada pihak Pemberi Tugas/ pemilik proyek untuk
mendapatkan gambaran kemajuan proyek dilapangan, dengan ikut
memperhatikan hal-hal kritis yang diperoleh dari analisa pelaksanaan proyek.
Bentuk laporan ini disesuaikan dengan kebutuhan pelaporan, dan terbagi
menjadi pelaporan kemajuan proyek secara tabular, pelaporan kemajuan
proyek secara barchart, serta dalam bentuk S-Curve; yang membandingkan
pencapaian actual dengan baseline proyek.

Dibawah ini adalah bagaimana pengendalian waktu perlu mendapat perhatian


agar tidak terjadi perpanjangan waktu yang tidak perlu yang akan
memboroskan waktu,tenaga dan biaya.

1. Schedule Pelaksanaan Kegiatan

Sebelum pekerjaan dimulai konsultan akan mengecek schedule


pelaksanaan yang dibuat Pelaksana Kegiatan. Apakah rencana kerja
Prosress pekerjaan yang ditargetkan sudah layak dan realistis. Misalnya
dalam musim hujan,target pekerjaan lebih kecil bila dibandingkan pada
musim kemarau untuk pekerjaan pengaspalan misalnya untuk kondisi
kerja yang sama.

Kemudian juga constructionmethod, urutan Kerja Pelaksanan Kegiatan


apakah sudah sistematis, konsepsional dan benar.

Selanjutnya berdasarkan schedule Pelaksana Kegiatan yang sudah


disetujui, Konsultan Pengawasakan mengendalikan waktu pelaksanaan
tersebut.

Dari time schedule tersebut bisa dijabarkan ke dalam target harian,


sehingga setiap hari apakah target volume tersebutbisa tercapai atau
tidak, bila target volume tersebut tidak tercapa maka selisih volume harus
diprogramkan/dikejar untuk schedule hari berikutnya.

22
Dengan timeschedule yang dibuat dan disetujui itu bila dilaksanakan
dengan sebagai manamestinya dan dikendalikan dengan baik maka
diharapkan proyek bisa diselesaikan “on schedule”.

2. Peralatan

Untuk mengerjakan pekerjaan ini, diperlukan peralatan dengan


kombinasi/beberapa jenis alat dan jumlah alat yang mencukupi.
Sedemikian hingga volume pekerjaan yang direncanakan bisa diselesaikan
dalam waktu yang ditentukan.

3. Tenaga Kerja

Demukian juga untuk tenaga kerja,untuk suatu pekerjaan diperlukan


tenaga kerja yang mencukupi, sehingga pekerjaan akan bias diselesaikan
oleh tenaga kerja sesuai dengan jadwal/waktu yang ditentukan. Bila
kondisi pekerjaan diperkirakan tidak bisa diselesaikan, maka tenaga kerja
perlu ditambah atau kerja dua shift atau kerja lembur/overtime.

4. JumlahJamKerja

Untuk penyelesaian suatu pekerjaan, tergantung juga pada jam kerja


perhari. Jumlah jam kerja yang sedikit akan menghasilkan produk yang
lebih kecil dari pada bila per hari jam kerjanya lebih banyak.

Jam kerja perlu disesuaikan dengan kapasitas alat, tenaga kerja,


sedemikian hingga volume pekerjaan yang ditargetkan bias diselesaikan.
Kalau suatu pekerjaan tidak bisa diselesaikan dalam satu hari siang, maka
perlu untuk kerja malam/overtime.

Untuk administrasi pengendalian waktu, agar pengendalian dapat dicapai


secara optimal maka Konsultan memahami secara sungguh-sungguh
“Network Planning” yang umumnya telah dibuat oleh Pelaksana Kegiatan
dengan metode lintas kritis (Critical Path Method/CPM).

Mengingat sangat pentingnya time schedule ini didalam suatu pekerjaan

23
pengawasan, maka Konsultan akan menganalisa secara rutin times
chedule dari Pelaksana Kegiatan dan akan membantu Pelaksana Kegiatan
dalam mereview dan menyusun kembali time schedule tersebut bila
memang diperlukan.

Pengendalian schedule pelaksanaan lainnya dapat menggunakan


“Barchart/S-Curve” yang biasa dan juga dapat digunakan “Vector Diagram”
yang baik/cocok untuk pekerjaan ini karena dapat
mengetahui/menunjukkan lokasi dan waktu. Schedule ini, pada
arah“absis” menunjukkan lokasiatau STA, sedangkan arah “ordinat”
menggambarkan waktu

PENGENDALIA MUTU

Selama periode konstruksi, Konsultan akan senantiasa memberikan


pengawasan, arahan, bimbingan dan instruksi yang diperlukan kepada
Pelaksana Kegiatan guna menjamin bahwa semua pekerjaan dilaksanakan
dengan baik, tepat kualias untuk semua jenis pekerjaan baik untuk
konstruksi-konstruksi pokok maupun perlengkapan jembatan, untuk itu
akan di uraikan disini.

Aspek-aspek pengendalian mutu yang perlu diperhatikan dalam


pelaksanaan konstruksi antara lain sebagai berikut dibawah ininamun tidak
terbatas pada:

Peralatan laboratorium.

Penyimpanan bahan/material

Cara pengakutan material /campuran kelokasi kerja.

Pengujian material yang akan diginakan

Penyiapan job mixformula campuran.

Pengujian rutin laboratorium selama pelaksanaan.

Test lapangan.

24
Administrasi dan formulir-formulir.

Pengendalian kualitas tersebut diatas seperti di uraikan berikut ini :

1. Peralatan Laboratorium dan Personil

Peralatan laboratorium yang perlu dipergunakan untuk pekerjaan utama


(major work).

Personil/tenaga yang terkait untuk maksud pengujian harus cukup


berpengalaman dan mengenal dengan baik tentang testing laboratorium
maupun lapangan.

2. PenyimpananBahan/Material

- Bahan-bahan harus disimpan dengan suatu cara yang


sedemikian rupa untuk menjamin perlindungan kualitas.
- Bahan-bahan yang disimpan harus ditempatkan sedemikian
rupa yang mudah dapat diperiksa oleh Konsultan.
- Tempat penyimpanan harus bebas dari tumbu-tumbuhan
dan puing, harus mempunyai drainase yang lancar.
- Bahan-bahan yang diletakkan langsung diatas tanah tidak
boleh digunakan dalam pekerjaan kecuali tempat kerja
tersebut telah dipersiapkan dan diberi lapisan atas dengan
suatu lapisan pasir atau kerikil setebal 10 cm.
- Bahan-bahan harus disimpan dengan cara yang sedemikian
rupa untuk mencegah segregasi dan untuk menjamin
gradasi yang sesuai serta mengontrol kadar air.Tinggi
maksimum tumpukan 5m.
- Penumpukan berbagai ragam agregat untuk beton, harus
dipisahkan dengan papan pembatas guna mencegah
pencampuran bahan-bahan.
- Tumpukan agregat harus dilindungi dari hujan untuk
mencegah kejenuhan agregat yang akan mengakibatkan
penurunan kualitas.

25
3. Cara Pengukuran Material/ Campuran

- Konsultan dapat mengenakan pembatasan bobot


pengangkutan untuk perlindungan terhadap setiap jalan
atau struktur yang ada disekitar proyek.
- Pengangkutan material pasir, koral dan semen perlu ditutup
dengan bahan tebal guna mempertahankan menghindari
jatuhnya material tersebut sehingga menimbulkan potensi
kecelakaan serta perlindungan dari cuaca untuk material
semen. Walaupun pekerjaan ini kelak bukan pekerjaan
utama tetapi perlu ditekankan karena akan mempengaruhi
kualitas bangunan nantinya.
- Bilamana terjadi gangguan diantara operasi berbagai
pekerjaan, Konsultan akan mempunyai wewenang untuk
memerintahkan Pelaksana Kegiatan dan untuk menentukan
urutan pekerjaan yang diperlukan guna mempercepat
penyelesaian seluruh proyek.

4. Pengujian Material Yang Akan Digunakan

- Semua material dari setiap bagian pekerjaan akan di


inspeksi oleh Konsultan, Setiap saat Konsultan akan
menginspeksikan material yang akan digunakan
berdasarkan atas jadwal Kerja Pelaksana Kegiatan.
- Walaupun bahan yang disimpan telah disetujui sebelum
penyimpanan, namun dapat diperiksa ulang dan ditest
kembali oleh Konsultan.
- Material yang akan digunakan harus ditest di laboratorium
untuk mendapat persetujuan dari Konsultan, jenis dan
jumlah test seperti yang disebutkan dalam spesifikasi.

26
5. JobMix Formula

Agar mendapatkan campuran yang baik dan memenuhi persyaratan


spesifikasi, sebelum pekerjaan dimulai perlu dibuatkan dahulu suatu
jobMix Formula yang disetujui Konsultan, antaralain untuk pekerjaan
Beton.

6. Pengujian Rutin Laboratorium

Selama pelaksanaan seperti yang disebutkan dalam spesifikasi, bahan-


bahan atau campuran-campuran perlu dilakukan pengujian rutin harian
atau selama pekerjaan berlangsung guna menjamin kualitas sesuai
dengan persyaratan.

Jenis dan frekuensi/jumlah test rutin ini seperti yang disebutkan


dalam spesifikasi.

7. Pengujian HasilKerja / Test Lapangan (Uji Terima)

Sertelah pekerjaan selesai dilaksanakan, produk tersebut perlu diadakan


pengujian/test lapangan guna memastikan kwalitas pekerjaan sesuai
dengan yang direncanakan.

ADMINISTRASI DANFORMULIR-FORMULIR

Gambar E.14 menunjukkan kelengkapan administrasi proyek yang umum


digunakan. Dokumen kontrol diperlukan proyek anatara lain sebagai berikut
dibawah ini:

Buku direksi

Time schedule

MCA (Mutual Check Awal)

Request &shop drawing

Laporan harian

Laporan mingguan

27
Risalah Rapat

Beritaacaraopname pekerjaan

Record cuaca

Photo dokumentasi

Changeorder

Addendum

Monthlycertificate(MC)

PHO (Provinsial Hand Over)/ FHO(Final HandOver)

Dan lain-lain disesuaikan dengan kebutuhan proyek.

GAMBAR E.14.ADMINISTRASI PROYEK PERIODEPELAKSANAANFISIK

28
PENGENDALIANKUALITAS

Pengawasan kuantitas, akan mengecek bahan-bahan/campuran yang


ditempatkan atau dipindahkan oleh Pelaksana Kegiatan atau yang terpasang.
Secara umum terdapat 2 jenis pemeriksaan kuantitas yaitu :

- Pemeriksaan terhadap bahan-bahan yang bisa dibayarkan


sebagai material saja.
- Pemeriksaan terhadap hasil kerja.

Untuk pemeriksaan hasil kerja Konsultan akan memproses bahan-


bahan/campuran berdasarkan atas :

- Hasil pengukuran yang memenuhi batas toleransi


pembayaran.
- Metode Perhitungan
- Lokasi kerja.
- Jenis Pekerjaan
- Tanggal diselesaikannya pekerjaan.

Setelah produk pekerjaan memenuhi persyaratan baik kualitas maupun elevasi dan
persyaratan lainnya, maka pengukuran kuantitas dapat dilakukan agar volume
pekerjaan dengan teliti/akurat yang disetujui oleh Konsultan sehingga kuantitas
dalam kontrak adalah benar diukur dan di rekomendasikan untuk dibayar oleh
Konsultan dan mendapat persetujuan Pemberi Tugas. Rekomendasi hasil
pengukuran kuantitas ini Harus dalam suatu Berita Acara yang disetujui bersama
oleh tiga pihak pelaksana proyek.

Formulir untuk perhitungan kuantitas tersebut untuk semua item pekerjaan dalam
kontrak berupa Quantity Sheet dapat disiapkan semuanya oleh Konsultan.

29
PENGENDALIAN BIAYAPELAKSANAAN PROYEK

Didalam kontrak pelaksanaan pekerjaan tercantum:

- Biayaproyek.
- Estimated quantity/volume pekerjaan.
- Harga satuan pekerjaan
- Guna pengendalian biaya pelaksanaan proyek,hal-hal pokok
yang perlu diperhatikan antaralain sebagai berikut :
Pengukuran hasil pekerjaan, harus dilakukan dengan akurat dan
benar-benar sehingga kuantitas yang dibayar sesuai dengan gambar
rencana. Dengan demikian volume dalam kontrak tidak dilampaui yang
pada akhirnya biaya yang dikeluarkan sudah sesuai dengan yang
dianggarkan.
Pekerjaan yang bias dibayar adalah pekerjaan yang sudah diterima
dari segi pengukuran/kuantitas dan kualitas,sehingga biaya yang
dikeluarkan adalah benar- benar untuk pekerjaan yang sudah
memenuhi spesifikasi.
Pekerjaan yang bias dibayar adalah pekerjaan yang tercantum dalam
kontark dan harga satuan pekerjaan yang sudah ada dalam kontrak
pelaksanaan, sehingga biaya proyek dibayarkan sesuai dengan item
pekerjaan yang ada dalam kontrak.

PEMERIKSAANMONTHLY CERTIFICATE (MC)

Pelaksanaan kegiatan harus menyerahkan suatu nilai estimasi dari


pekerjaan yang dilaksanakan kepada Site Engineer pada setiap akhir bulan yang
berjalan, yang selanjutnya disebut sebagai “Sertifikat bulanan (Monthly Certificate–
MC)”. Format sertifikat bulanan harus sesuai dengan standar atau di usulkan oleh
Konsultan dan disetujui oleh Pemberi Tugas.

Site Engineer akan memeriksa/memverifikasi kemajuan pekerjaan yang


diajukan pada sertifikat bulanan berdasarkan hasil pemeriksaan volume
(ChiefInspector) dan hasil pemeriksaan mutu (Quality Engineer). Apabila telah
dianggap sesuai dengan sebenarnya yang telah terjadi di lapangan, selanjutnya

30
dapat disetujui untuk menandatangani bersama oleh wakil Pelaksana Kegiatan,
Konsultan, dan Kepala Satuan Kerja Proyek Fisik.

(MonthlyCertificate–MC)”.
PEMERIKSAAN PEMBAYARAN AKHIR

Tim Pengawas Teknisakan memeriksa kembali seluruh pembayaran yang


telahlalu. Pembayaran terdahulu yang sudah disetujui apa bila terdapat kesalahan
masih dapat dikoreksi pada pembayaran berikutnya.

Dalam tahap pembayaran akhir, perludi periksadan dievaluasi kuantitas


yang telah dibayar sebelumnya, sehingga kuantitas/volume yang dibayar
dalam pembayaran akhir merupakan final quantity yang benar.

PROSEDUR PERUBAHAN (CONTRACT CHANGE ORDER)

Perubahan terhadap pekerjaan dapat dimulai oleh Kepala Satuan Kerja


Proyek Fisik atau Pelaksana Kegiatan dan harus disetujui dengan suatu Perintah
perubahan yang ditanda tangani oleh kedua belah pihak. Jika dasar pembayaran
yang ditetapkan dalam suatu Perintah Perubahan tersebut menyajikan suatu

31
perubahan dalam struktur Harga Satuan Jenis Pembayaran atau suatu perubahan
yang diperkirakan dalam Jumlah Kontrak,Maka Perintah Perubahan harus

Dirundingkan dan dirumuskan dalam suatu Addendum.

SERTIFIKAT PENYELESAIAN AKHIR

Bila Pelaksanaan Kegiatan menganggap pekerjaan akan selesai, termasuk


semua kewajiban dalam Periode Jaminan, maka Pelaksana Kegiatan harus
membuat permohonan untuk serah terima pertama.

Setelah penyelesaian dari setiap pekerjaan perbaikan yang diminta oleh


anitia Serah Terima, dan dilanjutkan dengan pemeriksaan akhir terhadap pekerjaan
tersebut, maka Konsultan membantu mempersiapkan Sertifikat Penyelesaian Akhir.

PERNYATAANPERHITUNGANAKHIR

Pelaksana Kegiatan harus membuat permohonan untuk pembayaran


perhitungan akhir, bersama-sama dengan semua rincian pendukung sebagaimana
diperlukan oleh Pejabat Pembuat Komitmen ProyekFisik.

Setelah peninjauan kembali oleh Pejabat Pembuat Komitmen Proyek Fisik.

32
dan jika diperlukan, amandemen oleh Pelaksana Kegiatan, Pejabat Pembuat
Komitmen Proyek Fisik. mengeluarkan suatu pernyataan Perhitungan Akhir yang
disetujui untuk pembayaran oleh Pemberi Tugas.

ADDENDUM PENUTUP

Berdasarkan pada rincian Pernyataan Pejabat Pembuat Komitmen Proyek


Fisik mengenai Perhitungan Akhir, setelah disetujui dan ditandatangani Pelaksana
Kegiatan, Pejabat Pembuat Komitmen Proyek Fisik akan menyampaikan addendum
penutupan tersebut kepada Pemberi Tugas untuk ditandatangani bersama-sama
dengan Pernyataan Perhitungan Akhir yang disetujui.

DOKUMEN CATATAN PROYEK

Pelaksana Kegiatan harus memelihara suatu catatan yang cermat tentang


semua perubahan dalam Dokumen Kontrak dan Dokumen Catatan Proyek selama
pelaksanaan pekerjaan.

33

Anda mungkin juga menyukai