0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
46 tayangan2 halaman

Uts Ilmu Negara

Dokumen tersebut berisi tentang profil siswa bernama Theodorik Wijaya Sinarta yang berada di kelas senin dan memiliki NIM 01051200112.

Diunggah oleh

Theodoric Wijaya
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Format Tersedia
Unduh sebagai DOCX, PDF, TXT atau baca online dari Scribd
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
46 tayangan2 halaman

Uts Ilmu Negara

Dokumen tersebut berisi tentang profil siswa bernama Theodorik Wijaya Sinarta yang berada di kelas senin dan memiliki NIM 01051200112.

Diunggah oleh

Theodoric Wijaya
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Format Tersedia
Unduh sebagai DOCX, PDF, TXT atau baca online dari Scribd
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1/ 2

Nama: THEODORIC WIJAYA SINARTA

No.Urut: 38
Kelas: senin
NIM: 01051200112

1. Aliran fasisme adalah aliran nasionalis otoriter yang percaya bahwa sebuah negara
lebih penting daripada hal lainnya dalam negara tersebut. Sedangkan aliran nasional
sosialisme adalah aliran yang berpendapat bahwa negara Jermanlah yang paling
penting daripada lainnya, dalam buku sejarah aliran ini lebih dikenal sebagai aliran
nazism.
a. Kedua aliran tersebut memilki beberapa kesamaan dan perbedaan dalam
konsep ilmu negara. Pertama-tama, persamaan antara dua aliran tersebut
adalah keduanya berpendapat bahwa negaralah yang paling berkuasa dan
kedua aliran tersebut dikepalai oleh seorang penguasa absolut dalam negara
yang menganut aliran tersebut. Keduanya juga memiliki ciri totaliter dan
otoriter dalam menjalankan kekuasaannya, Mussolini (penguasa fasis Italia)
dan Hitler (penguasa nazi Jerman) keduanya memiliki sifat yang keras dalam
menjalani negara mereka masing-masing. Selanjutnya, nazisme dan fasisme
berdua mengedepankan 1 partai didalam negara masing-masing dikarenakan
bahwa kedua ideologi percaya bahwa negara harus dikepalai oleh orang yang
kuat untuk memwujudkan pemerintahan yang kuat dan stabil serta kedua
aliran tersebut tidak mempercayai akan adanya demokrasi.
b. Perbedaan yang paling menonjol dari kedua aliran tersebut adalah negara-
negara yang menganutnya, fasisme merupakan di Italia sedangkan nazism di
Jerman. Berikutnya, aliran fasisme lebih fokus kepada pendapat bahwa
negara yang kuat adalah negara yang elitis dan nasionalis sehingga memaksa
penduduk Italia untuk harus menjunjung nasionalisme yang tinggi untuk
negaranya. Aliran nazisme di Jerman percaya bahwa ras Jerman adalah ras
yang superior sehingga mengimplementasikan sebuah hierarki sosial dalam
negara Jerman dan mengedepankan bahwa partai nazi diatas negara.
2. Ilmu negara adalah ilmu yang mempelajari tentang negara secara teoritis dan
normatif, sedangkan ilmu politik adalah ilmu yang membahas secara nyata tentang
hal-hal yang terjadi dalam suatu negara dan bersifat praktis. Jika ilmu negara lebih
mementingkan segi statis dari suatu negara, ilmu politik lebih mementingkan sifat-
sifat dinamis dari suatu negara. Persamaan antara kedua ilmu tersebut adalah
keduanya menyangkut objek yang sama yaitu negara atau secara singkat ilmu negara
adalah arti sempit dari ilmu politik. Berdua juga menyangkut cara menjalankan suatu
negara walaupun perbedaannya cuman ada pada metodenya.
3. Pernyataan tersebut memiliki arti bahwa demokrasi dalam konteks
modern/sekarang berada dalam waktu yang sama berjaya dan dalam krisis.
Demokrasi dalam dunia modern sedang dalam posisi yang bagus dimana pada abad
ke-20 lalu sudah mengalahkan dua ideologi yang bertentangan dengan demokrasi
seperti komunisme dan fasisme. Banyak negara dalam dunia sekarang menganut
paham demokrasi atau setidaknya memasukan pemikiran-pemikiran demokrasi
dalam politik meraka. Akan tetapi, demokrasi mengalami berbagai krisis identitas
yang mengartikan bahwa demokrasi pada abad yang lalu berbeda dengan demokrasi
yang kita panggil sebagai modern. Demokrasi pada zaman dahulu lebih ditekankan
dalam segi ekonominya seperti pada saat perang dingin Amerika Serikat selalu
membandingkan kondisi ekonomi negara yang menganut “demokrasi” dengan
komunisme. Sedangkan sekarang, dengan banyaknya akses internet demokrasi
sedang diperebutkan oleh berbagai macam golongan yang pada awalnya dianggap
sebagai orang buangan. Demokrasi sendiri tidak bisa menyenangkan berbagai
macam pihak, jika dalam suatu negara kota Athena saja tidak bisa dilaksanakan
dengan baik atau sempurna, bagaimana demokrasi bisa bekerja dalam sekala
internasional.
4. The Federalist Papers adalah kumpulan esai yang ditulis oleh John Jay, James
Madison, dan Alexander Hamilton. Isinya dalam esai tersebut menyangkut
pengesahan konstitusi di Amerika Serikat. Esai tersebut mendesak ratifikasi
Konstitusi Amerika Serikat, yang telah diperdebatkan dan dirancang pada Konvensi
Konstitusi di Philadelphia. Kaum nasionalis mendesak pembentukan pemerintahan
pusat yang lebih kuat yang akan cukup berdaya untuk menghadapi banyak tantangan
yang dihadapi bangsa muda. Madison merefleksikan bagaimana mencegah aturan
oleh faksi mayoritas dan menganjurkan ekspansi Amerika Serikat menjadi republik
komersial yang besar. Disini demokrasi dibandingkan oleh republik dimana republik
lebih unggul daripada demokrasi. Salah satu masalah dalam demokrasi adalah
minoritas tidak memiliki suara, sedangkan dalam republik, kepentingan minoritas
juga dihargai dengan adanya representatif dari minoritas tersebut dalam sistem
pemerintahan.

5. Sen menganalisis definisi demokrasi, manfaatnya, dan dasar klaim bahwa demokrasi
adalah nilai universal. Ini berisi mengenai argumen yang menentang sifat demokrasi
dari nilai-nilai Asia dan Islam, penulis berpendapat bahwa tidak ada budaya yang
didasarkan pada seperangkat keyakinan yang sepenuhnya homogen, menyimpulkan
bahwa demokrasi memang memiliki kemampuan untuk berkembang di semua
budaya. berpendapat bahwa demokrasi seperti yang kita kenal sekarang, tidak
semata-mata muncul dari barat, berlawanan dengan saat ini Itu persepsi umum,
tetapi sebenarnya telah ada sejak zaman kuno juga di negara-negara Asia dan Arab
kuno. Dia membuka dengan menyatakan bahwa penerimaan demokrasi secara luas
sebagai bentuk pemerintahan normal yang berhak dimiliki oleh negara mana pun
mungkin merupakan perubahan politik paling penting di abad ke-20. Diakhir-akhir,
Sen mengatakan bahwa demokrasi bisa berkembang dimanapun selama masih ada
keinginan dari mayoritas massa di bawah agar opini-opini mereka diikutsertakan dari
sekumpulan orang yang berada di atas dalam membentuk cerita bangsanya.

Anda mungkin juga menyukai