Teks Sejarah Pengalaman Pribadi
Teks Sejarah Pengalaman Pribadi
Teks Sejarah Pengalaman Pribadi
Pada tahun 2004, aku masuk ke taman kanak-kanak. Sebenarnya, aku belum ingin
bersekolah tetapi orang tuaku menyuruhku untuk sekolah dengan alasan agar aku dapat mulai
mengenal lingkungan, akhirnya aku pun setuju karena di dalam pikiranku sekolah taman
kanak-kanak cukup menyenangkan.Namun setelah kujalani, taman kanak-kanak tidak seperti
yang ku pikirkan. Taman kanak-kanak tidaklah asyik karena di sana aku tidak mempunyai
teman walaupun hanya satu orang saja. Hari demi hari ku lalui dengan menyendiri, rasanya
aku ingin sesegera mungkin tamat dari sekolah taman kanak-kanak tersebut. Setelah tamat
dari taman kanak-kanak pada tahun 2005, aku memasuki sekolah baruku yaitu SD (Sekolah
Dasar). Aku mengira, kehidupanku di Sekolah Dasar sama dengan kehidupanku di taman
kanak-kanak, namun ternyata pikiranku salah. Di Sekolah Dasar aku menemukan kehidupan
baru, di sana aku banyak menemukan teman-teman baru dan membuat kesendirianku
terhapuskan. Di sekolah dasar aku mulai belajar bagaimana caranya bergaul dan berinteraksi
dengan lingkungan. Setiap hari kulalui dengan bermain dan bercanda bersama teman-teman
ku, di situlah aku merasakan indahnya kehidupan. Pada tahun 2010, aku selesai menempuh
pendidikan di Sekolah Dasar.Tidak terasa, aku berada di sana sudah selama enam tahun.
Keluargaku mengharapkan agar aku dapat masuk ke SMP yang terfavorit di kota, namun hati
kecilku berkata tidak , aku cukup bersekolah di desa saja. Aku tidak ingin meninggalkan
kebiasaanku bermain bersama teman-teman karena ku tahu bersekolah di sana tidaklah santai,
aku harus mengorbankan sebagian besar waktu bermainku untuk bersekolah. Disaat teman-
temanku yang bersekolah di desa sudah pulang dari sekolah dan bersiap untuk pergi bermain,
disisi lain aku masih harus belajar beberapa jam lagi. Tetapi satu hal yang membuat aku
akhirnya mau bersekolah di sana yaitu kebahagiaan orang tuaku. Pada tahun 2011,aku mulai
menjalani pendidikanku di SMP keinginan keluargaku.
Pada awalnya, kesendirian yang kurasakan pada saat di bangku taman kanak-kanak
kembali kurasakan, namun tak lama kemudian keceriaan kembali kurasakan karena aku telah
menemukan teman baruku, teman yang menurutku sejiwa denganku yang juga berasal dari
desa sama sepertiku. Pada tahun kedua aku berada di SMP kebiasaanku mulai berubah, yang
tadinya aku suka bermain dan mengobrol bersama teman-teman berubah menjadi kebiasaan
yang buruk. Saat itu hobiku berubah ke arah kemajuan teknologi, yaitu SMS. Setiap hari
kulewati dengan bermain telepon genggam aku lupa akan kewajibanku untuk belajar dan
membantu orang tuaku di rumah, aku mulai terlena dan kecanduan akan kemajuan zaman
yang akhirnya berdampak pada nilai rapotku, aku hampir mendapatkan peringkat 10 besar
terakhir di kelas dan itu sangat membuatku sedih. Selama satu tahun aku mengalami dampak
negatif dari kemajuan teknologi tesebut, hingga pada tahun ketiga di SMP aku pun sadar
kembali. Aku sadar bahwa yang kulakukan selama satu tahun terakhir sangatlah salah. Aku
kembali sadar akan tujuan hidupku yaitu sukses dan dapat membahagiakan orang tua
sehingga aku memutuskan untuk memperbaiki diri dengan cara berhijab. Pada tahun 2014,
aku kembali berada di sekolah baru dengan tempat dan lingkungan yang baru yaitu SMA.
Disini aku tidak memikirkan bagiamana cara agar mendapat teman lagi karena hampir semua
yang berada di SMA tersebut adalah teman seperjuanganku di SMP , sehingga walaupun
tidak akrab dengan mereka aku cukup tau tentang sebagian orang tersebut. Awalnya aku
berniat untuk masuk kejurusan IPA namun entah kenapa Tuhan memilihkan IPS untukku dan
dengan masuk ke jurusan IPS cukup membuatku sedih dalam beberapa minggu. Namun
setelah kujalani, memang benar jika orang berkata bahwa apapun yang Tuhan takdirkan
untuk kita semua itu akan indah pada waktunya karena aku telah membuktikan kebenaran
dari kata-kata tersebut. Aku merasa bahagia Tuhan takdirkan di jurusan IPS ini karena di
sinilah keahlianku.
Aku pun merasa terkejut saat aku dinobatkan sebagai juara kelas. Seiring berjalannya
waktu aku semakin merasakan kenikmatan anugerah Tuhan Yang Masa Esa, sehingga
terpikir di dalam otakku dan diikuti dengan niat di dalam hati, aku memutuskan untuk
berhijrah. Aku akan merubah semua kebiasaanku yang kurang baik ke arah yang lebih baik,
aku ingin menjaga cara berbicara dan caraku berpakaian yang selama ini kulakukan dengan
sembarang, aku ingin meluruskan apa yang salah dalam diriku dengan cara berhijab sesuai
dengan perintah Allah dan menjalankan semua perintahnya. Sekarang aku sudah hampir
berhasil melakukannya semuanya. Pada saat itu aku masih berumur 3 tahun disaat itulah aku
harus berpisah dengan kedua orang tuaku karena mungkin mereka tidak cocok lagi. Disaat
itulah aku menjadi pendiam dan tidak suka berinteraksi sama kawan ataupun keluargaku
sekalipun. Aku tinggal dengan mamaku pada saat itu, entah kenapa sebab dan akibatnya aku
tidak boleh berjumpa dengan ayahku sndiri sampai-sampai aku jumpa ayahku pun dengan cara
diam-diam tanpa sepengetahuan mama, sulit bukan? “ Ma? kenapa mama gak boleh izinkan
kakak jumpa sama ayah?” Tanyaku. “Bukan gak boleh ka , tapi sebaiknya tidak usah mama
gak suka,” jawab mamaku. Disaat itu, mama sayang sekali samaku sampai aku ngaji diantar,
hujan-hujanan pun diantar. Disaat sekolah tiba, Waktu masuk pertama kali sekolah semua
teman — teman diantar dengan orang tuanya tetapi hanya akulah yang tidak pernah diantar
ataupun ditunggui dengan orang tuaku kupikir tidak apalah aku kan anak yg kuat dan hebat
jadi tidak perlu ditemani lagian juga sekolah SD ku dekat dengan rumahku sendiri. Akupun
ikut dengan guru, aku mengikutin dia belakang nama guru itu Bu Haji entah kenapa dipanggil
Bu Haji akupun tidak tahu yg jelas semua guru dan murid lainnya manggil dia Bu Haji,
sesampai di depan kelas aku dipersilahkan untuk mengenalkan diri terlebih dahulu. “ Baik,
sekarang kita punya teman baru, silahkan kenalkan nama kamu,.”Bu Haji berkata “Nama saya
Halimah Tusa’diah, “ ucapku Dan Buk Haji mempersilahkan duduk untukku “Halimah duduk
di dekat Anisa ya?”ucapnya “Iya Bu”jawabku Akhirnya dudu lah aku dengan si Anisa
tersebut. “Hai”ucapnya. “Hmm,hai “ jawabku seadanya. Kami tidak banyak omong karena
aku tidak suka basa basi apalagi semenjak ayah sama mama pisah aku jdi malas untuk
berbicara. Eits tetapi tidak disitu saja, aku disekolah itu bersama adikku yang umurnya beda
satu tahun denganku, aku juga bingung kenapa dia bisa masuk SD padahal umurnya masih 6
tahun sementara anak SD masuk umurnya 7 tahun mungkin , karena dia tinggi dan tidak
kelihatan bahwa dia berumur 6 tahun dan alasan lainnya sih katanya dia biar bisa menjagaku
di sekolah nanti. Pada saat itu aku merasa hidupku sedikit mulai sedikit kembali berwarna tapi
aku merasa kehilangan keluarga yang utuh. Aku iri dengan temanku yg selalu bersama
keluarganya tetapi aku ingat apa yang ayah pernah ucapkan kepadaku “Jangan iri karena jika
kita iri tandanya kita tidak mampu dengan apa yg mereka punya.” Dan aku mulai senyum
mengingat ucapan ayahku.
Sungguh rindunya aku dengan sosok seorang ayah yang selalu aku peluk jika aku tidur
“Mungkin ini takdir yg dibeli Allah untukku, Allah sedang mengujiku.” Ucap bathinku.
Pulang skolah aku cerita smua apa yang aku alami saat masuk ke sekolah SD pertamaku
kepada mama Dan saat itu tiba-tiba temanku memanggilku Lala namanya dia memang
sahabatku dari kecil mungkin dari kami belum lahir hhhhehhe. “Dheaaaaa,” panggilnya. “Saya
kenapa La?” Jawabku “Maen yok tempat Hilda,” ucapnya. Dan yah Hilda itu adalah sahabat
kami juga tetapi kami dengan Hilda beda sekolah.Dan dia juga sahabat dari kami belum lahir
kami memang selalu bertiga adapun yang masuk dalam persahabatan kami, itu pasti tidak
akan lama karena ya memang ginilah kami ceplas ceplos yang suka buat orang sakit hati
hahahaha. Dan sebelum aku menjawab pertanyaan dri Lala mama datang dan berkata” Gak
bisa La, Dhea mau tidur siang dulu nanti sore aja ya mainnya.” Disitulah aku merasa bersalah
sama Lala. “La maaf ya gak papakan” ucapku. “Iya gak papa De kita maen sore aja,” ucapnya.
Disitulah senyumku merekah. Pada saat itu aku merasa hidupku sedikit mulai sedikit kembali
berwarna tapi aku merasa kehilangan keluarga yang utuh. Aku iri dengan temanku yg selalu
bersama keluarganya tetapi aku ingat apa yang ayah pernah ucapkan kepadaku, “Jangan iri
karena jika kita iri tandanya kita tidak mampu dengan apa yg mereka punya.” Dan aku mulai
senyum mengingat ucapan ayahku. Sungguh rindunya aku dengan sosok seorang ayah yang
selalu aku peluk jika aku tidur. Dan akhirnya mereka marah sama aku dan aku hanya bisa
nangis dan terus menangis aku mau sama ayah, dan Alhamdulillah rumah ayah dengan rumah
mama dekat-dekatan karena mereka memang satu kampung. Disaat aku beranjak untuk pergi
ke rumah ayahku disitulah mereka membukakan pintu untukku dan mereka berkata,
“Makanya makan itu apa adanya jngan banyak tingkah,” ucap nenek. Aku hanya bisa diam
dan menunduk. Mau tidak mau aku memakan apa yg mereka beli tadiawal dari pertengkaran.
Disaat aku beranjak kelas 4 SD aku sudah mulai diperbolehkan untuk selalu ketemu ayahku
sendiri, entah kenpa mamaku tiba-tiba berubah pikiran akupun tidak tahu yang jelas mama
selalu tidak di rumah jadi aku minta izin sama nenek untuk bertemu sama mama dan akhirnya
dikasi tetapi pulangnya harus sebelum mama pulang. Disaat itu aku senang bisa selalu jumpa
dengan ayahku.Tapi kalian kan tahu sepandai-pandainya pun kita menyembunyikan sesuatu
pasti akan tercium juga bangkainya. Akhirnya aku ketahuan sama mama kalau aku selalu
jumpa dengan ayah tanpa sepengetahuan mama dan disitu aku dimarahi. “ Dah kubilang gak
usah jumpa sama ayahmu itu” ucapnya sampai matanya tajam menatapku. Aku tidak berani
menjawab aku hanya diam dan tunduk karena aku takut kalau mama sedang marah. Dan
akhirnya marahnya pun reda karena telah dinasehati oleh nenek. Dan akhirnya mamapun
selalu mengijinin aku jumpa dengan ayahku. Tapi aku sedih disaat itu ayah pergi merantau
kerja ke luar kota dan aku disitu hanya bisa bermain dengan bapakku yaitu adik ayahku. Aku
sangat menyayanginya dan diapun juga begitu “Pak jalan-jalan, yok,” ucapku. “Ya udah ayok
Kak” ucapnya sambil menggendongku. “Naek sepeda aja ya, Pak.Kakak duduk disetang
sepeda ok?” ucapku sambil senyum. “ Ya udah ok kalau gitu” jawabnya. Dan akhirnya kami
jalan-jalan hanya mengelilingi rumah kami saja tapi rasanya sangatlah bahagia dan bebanku
pun merasa berkurang. Malamnya aku tertidur sambil dipeluk Bapak. Haripun mulai larut
malam dan saat malam itupun hujan mama menjemputku untuk membawaku pulang dan
nenek berkata” Biarlah Dhea tidur sini satu hari ini “ ucapnya kepada mama. “ Enggk bisa
Mak, Dhea harus pulang,” jawab mama kepada nenek. “ Ya udah nenek diantar sama Anshor
“ jawab nenek kepada mama sambil tersenyum terpaksa. Dan malam itu juga disaat hujan
hujanan aku digendong oleh Bapak Anshor hanya untuk mengantarkan ku pulang. Disaat hari
raya tiba aku meminta maaf kepada semua keluarga mama dan keluarga ayah. Keesokan
harinya keluarga dari ayah rencana untuk pergi ke Aceh seminggu lagi. “ Ayah, kakak ikut ya,
ke Aceh “ ucapku kepada ayah. “ Iya, Kakak ikut, “ jawab ayah kepadaku sambil mencium
keningku. “ Tapi Kakak minta izin dulu sama mama ya Yah, nanti mama marah,” ucapku
dengan menundukkan kepalaku. “ Ya udah nanti kalau dikasi bilang kalau gak dikasi bilang
ya, Kak,” ucap ayah. “Iya, Yah nanti Kakak bilang sama Ayah “ ucapku kepada ayah.
Pulanglah aku ke rumah untuk bercerita sama mama kalau aku mau pergi ke Aceh bersama
keluarga ayah “Mak, Mamak “ teriakku dalam rumah yg ramai “ Kenapa Dey, “ jawab mama
kepadaku. “ Mak, Kakak boleh ikut ke Aceh,” belum sempat aku selesai ngomong, mama
udah duluan memotong omonganku,”Enggk boleh ngapain ikut mereka kesana udah bagus
disini aja” ucap mama kepadaku. Aku tidak menjawab pertanyaan mama karena aku takut
dengan mama. “Kalau Mama bilang enggk ya, enggk ya Dhea,” sambung mama lagi. “Iya,
Mak,” jawabku dengan menundukkan kepala. Perkataan mama yg selalu terngiang di
pikiranku, “Kenapa aku gak boleh ikut?? Batinku Besoknya,aku jumpa lagi dengan ayah dan
kuberi tahu bahwa aku tidak dikasi ikut dengan mama dan ikut bersama keluarga ayah ke
Aceh. “Ayah, Kakak gak dikasih ikut sama Mama “dengan muka yang sudah melemas dan
mata yang sembab karena menangis semalam. “Enggak, Kakak boleh ikut kok udah Kakak
ikut aja kalau masalah mama ayah yang urus,” ucap ayah sambil menenangkanku. “ Tapi Yah,
Mama nanti marah sama Kakak” ucapku kembali kepada ayah. “Enggak Lo Kak, Mama gak
marah sama Kakak udah Kakak pergi aja nanti ya, ikut sama nenek” ucap ayah kembali. “Ya
udah yah,” ucapku sambil memeluk ayah. Sudah 3 orang yg meminta izin kepada mama
supaya aku diperbolehkan ikut ke Aceh bareng keluarga tetapi jawaban tetap sama yaitu tidak
diizinkan. Ya udahlah Nek, gak papa kakak gak ikut” ucapku kepada nenek. “ Mamamu lucu
masak ikut sama nenek aja gak boleh” ucap nenek sambil marah tetapi tidak marah kepadaku
melainkan marah kepada mama. “Ya udah gak papa Nek,” ucapku untuk meyakinkan nenek
bahwa aku its ok. Tiba saat keberangkatan keluarga ayah ke Aceh, aku tidak boleh dikasi
keluar oleh mama tetapi aku harus keluar karena aku bakal ikut pergi. Akhirnya idepun keluar
dari otakkuN “Mak ,Nek, Dhea ngambil tas dulu ya ke rumah ayah” ucapku meyakinkan
mereka kalau aku tidak bohong. “Tapi balek lagi ya jngan nyangkut nanti kita mau pergi
arisan,” ucap nenek kepadaku. Aku hanya menjawab anggukan dari kepalaku. Akhirnya
keluar juga batinku. Sesampai dirumah ayah aku melihat semuanya sudah pada siap dan akan
berangkat sebentar lagi. Aku menceritakan semua sama ayah alasanku tadi kenapa aku bisa
keluar rumah dan ayah berkata “ udah Kakak ikut aja sana cepat ganti baju kalau masalah
mama biar ayah yang urus.” “ Ayah yang bener nanti mama marah sama Kakak,” ucapku. “
Iya, udah cepat sana selak mama datang” ucap ayah kepadaku dan kira-kira aku semacam
diculik gitu yakan hahahahah. Pertengkaran, Akhirnya akupun pergi, enggak lama sampai
sana ibu (adik ayah) menetelepon ayah untuk memberitahu bahwa mamaku ngamuk karena
aku pergi ke Aceh. Dan aku cemas aku takut disaat itu aku rasanya ingin sekali pulang ke
Medan tetapi ayah bilang bahwa besok kami akan kembali ke Medan. Keesokan harinya
akhirnya aku pulang ke Medan bersama keluarga ayahku. “Buk, kek mana ini Mamak marah,”
ucapku sedih kepada ibuku (adik ayahku). “Enggak mama gak akan marah sama Kakak kan
ada Ibu” ucapnya menenangkanku. Disitulah aku tertidur dipangkuannya walaupun ibuku
mempunyai anak tetapi akulah yag dipentingkan dia dulu, begitu bahagianya aku.
Tiba sampainya di Medan agak malam aku pulang ke rumah mama dan hasilnya sama
yang aku bayangkan yaitu bajuku sudah di depan pintu dan alhasil aku diusir dari rumah.
“Mamakkk assalamualaikum,” teriakku memanggil mamak agar pintu rumah dibukakannya.
“Iya, oooo bagus ya sudah kubilang jangan ikut orang itu masih aja kau ikut sama mereka gak
pernah mau dengerin apa yg aku bilang,” ucap mama meninggikan suaranya. Akupun gak
berani karena semua orang di rumah itu memarahiku. “Ya udah kau susun semua baju kau ini
jangan pernah kau anggap nenek sini nenek kau lagi jangan pernah kau anggap ibumu atokmu
atau siapapun yg ada di rumah ini keluarga kau lagi, keluarga kau hanya keluarga dari ayahmu
dan jangan bawa barang yang udah pernah mama kau belikan, “ ucap nenek memarahiku. Aku
membawa semua barangku dan aku meninggalkan semua barang yang dibeli oleh mamaku
termasuk baju sekolah, tas semua dan semua peralatan sekolah. Akupun menangis begitu
teganya mereka membuang aku gitu saja. Aku memang salah tetapi apakah pantas aku
diperbuat seperti ini? Akupun membawa semua barangku yg sudah dibeli dari ayah. Di rumah
ayah “ Ayahhhhh “ panggilku sambil menangis sejadinya dan langsung memeluk ayah.
“Kenapa Kak kok semua barang dibawa “ ucap ayah cemas kepadaku. “Ayah, Kakak diusir
sama mama karena ikut ke Aceh” ucapku kepada ayah sambil menunduk. “ Ya udah Kakak
tinggal sama ayah aja nanti semua ayah belikan untuk Kakak ya,” ucap ayah kepadaku. “Tapi
Yah semua baju sekolah gak boleh dibawa sama mama karena mama yang belikan” ucapku
kepada ayah. “Loh kok gitu Kak, kok tega kali mama sama Kakak” ucap ayah dengan muka
yang sudah merah karena menahan emosinya. “ Iya Yah, Nenek sana bilang jangan anggap
mereka keluarga lagi dan semua barang yang dibeliin mama gak boleh dibawa” ucapku sedih
kepada ayah. “ Ya udah-ya udah gak papa nanti kita beli lagi ya,” ucap ayah menenangkanku.
“Iya, Yah “ sambil memeluk ayah. Disaat itulah aku tinggal sama ayah dan nenek dari ayah
pontang panting mencarikan baju untukku dan alhamdulillah ada yang memberikan aku baju
sekolah walaupun itu tidak baru. Karena baju sekolahnya kebesaran dibadanku akhirnya nenek
mengecilkannya hanya untukku. Betapa berkorbannya keluarga ayah agar aku bisa
sekolah.Dan semenjak kejadian pertengkaran itu aku tidak sekolah untuk beberapa hari karena
tidak memiliki baju sekolah. Dan keluarga mama tidak ada pedulinya sama sekali. Mungkin
mereka memang sudah tidak menganggap ku anak lagi.Akupun sudah tidak perduli lagi
terhadap mereka.Dan ya guru tahu masalah aku makanya aku diperbolehkan untuk tidak
bersekolah beberapa hari karena rumah guruku dan rumahku saling berdekatan. Masa remaja,
Dan saat kejadian itu aku tinggal bersama ibuku (adik ayahku). Tadinya hidupku merasa
berwarna kembali dan akhirnya tidak berwarna lagi tetapi skarang saat aku bersama ibuku
,hidupku merasa berwarna kembali dan aku tidak memikirkan beda yg ada dihidupku. Aku
merasa aku anak ibuku akulah anak mereka sampai aku sudah lupa siapa orang tuaku
sebenarnya karena ibuku sudah menjadi ibu yang terbaik untukku. “Bu besok jalan jalan kita
ya” ucapku kepada ibuku.“Iya besok kita jalan-jalan ok,” ucapnya kepadaku. Keesokan nya
aku pergi jalan-jalan bersama ibuku dan anak anaknya aku merasa memiliki keluarga yang
utuh walaupun bukan keluarga sebenarku. Aku yakin Allah maha adil mungkin saat ini aku
hanya diurus oleh ibuku tapi suatu saat nnti pasti aku akan diurus oleh orang tuaku walaupun
itu utuh lagi. Masa SMP, Setelah aku lulus SD dari saat itu aku selalu bersama ibuku yang aku
gak tau mamaku dimana dan ayahku dimana karena aku sudah merasa nyaman sama ibuku.
Jadi untuk mencari keberadaan mamaku pun aku sudah malas karena ya mereka kan tidak
menganggap ku lagi sebagai keluarga jadi untuk apa aku memikirkan mereka. Memang kejam
sih tapi semua perbuatan mereka yang telah mereka lakukan pasti akan selalu aku ingat.
Tapi maaf aku aku tidak dendam hanya saja aku ingat apa yg telah mereka lakukan
kepadaku. Saat aku mau daftar SMP aku selalu ditemani ibuku ,memanglah ibuku ini berjasa
kepadaku “Bu, Kakak masuk mana ya,” aku bertanya kepada ibuku. “Kakak masuk negeri saja
nanti kita tes di negeri 24” ucap ibuku. “Ya udah Bu tapi kalau gak lulus cemana Bu,” ucapku
kepada ibu. “ Lulus itu gak boleh bilang gitu,omongan itu doa ingat itu” ucapnya meyakinkan
aku. “Ya udah bsok kita ke sana ya,” sambungnya lagi kepadaku. Dan aku hanya menjawab
dengan anggukan saja. Malam harinya, “Bu apa aja ini yang mau dibawa Bu, Kakak gak tahu”
teriakku memanggil ibu di dapur “Udah nanti ibu susun semua, mapnya letak saja disitu
Kakak makan dulu panggil semua Adek” “ ucap ibu dari arah dapur. Akupun pergi keluar
untuk memanggil adikku agar makan malam. Di meja makan kami hanya diam dan hanya
mendengan suara sendok yg berlaga dengan garpu, macam macam orang luar negeri gitu ya
kan hahahaha. Ya namanya baru belajar biasanya kan pakai tangan maklum aja, ya kan. Besok
harinya,”Bu ayoklah Kakak dah siap” ucapku kepada ibu. “Ya udah ayok bawa semua
persyaratannya biar nanti kita gak balek” lagi “ ucap ibu kepadaku “Dimana Buk kertas”nya “
teriakku dari dalam rumah. “Itu di meja kamar, “ teriak ibu dari luar rumah kepadaku. Saat itu
dapat kertas yang mau aku bawa akhirnya pun aku pergi dengan ibu ke SMP negeri 24 Medan
yang terletak di jalan Metal. Iya metal sih karena orang — orang banyak bilang jalan Metal.
Sesampainya tiba di SMP negeri 24 aku dan ibu mendaftar untuk aku sekolah dan akhirnya
alhamdulillah nilai akhir ujian aku pas dengan persyaratannya. Akhirnya enggak lama
pengumuman akupun lulus masuk SMP negeri 24 Medan. Semuanya yang ngurus ibuku,
dialah yang sudah menemaniku mulai dari aku pendaftaran sampai aku lulus. Waktu pun terus
berjalan dan akhirnya pembagian rapot semester ganjil pun telah berlangsun. Semua murid
membawa mama mereka masing masing sementara aku membawa ibuku karena dialah orang
tuaku sekarang ini. Akhirnya guruku pun mengumumkan siapa juara 1–3. “ Baik, ibu akan
mengumumkan siapa juara 3 terlebih dahulu, “ guruku berkata. Aku deg-degan yang ada
dipikiran ku adalah akulah yg rangking 3 Dannn akhirnyaaa “ Juara 3 adalahhhhh ibu berikan
atas namaaa” Akupun mulai deg-degan apakah yg dibilang guruku itu bener apa tidak namaku
akan dipanggil? “ Halimah tusa’diah “ ucap guruku. Dan yahhh aku yang dipanggil oleh
guruku dan ibuku maju ke depan untuk menggambil rapot dan piala serta akupun
mendampingi ibuku. Betapa bahagia nya aku mendapatkan juara 3 aku tidak menyangka akan
semua ini. Terimakasih ya Allah… Di dalam pikiranku seandainya mama tahu akan semua ini
pasti dia sangat bahagia tetapi apa boleh buat mereka sudah tidak menganggap ku lagi miris
sekali hidupku. Kembalinya aku kepada mereka Hari demi hari pun terlewati ,akhirnya aku
naik kelas 2 SMP. Dan enggak lama aku beranjak kls 2 SMP aku disapa kembali oleh keluarga
dari mama, akupun tidak tahu kenapa tiba-tiba mereka menyapaku padahal dulunya mereka
bilang aku jangan menganggap mereka keluargaku lagi. Dengan mereka menyapaku aku
hanya balas dengan senyuman yang terpaksa karena apa yang mereka lakukan masih teringat
di dalam memori otakku hahaha Akupun cerita kepada ibuku mereka kenapa tiba tiba senyum
kepadaku hahahah lucu kalau diingat ingat mah.Dan saat itulah aku mulai kembali akrab
dengan keluarga mama kembali. Jangan salah dulu, walaupun aku akrab dengan mereka bukan
berarti aku melupakan semua yang telah mereka perbuat kepadaku. Awal mula kembalinya
Aku diajak sama mamaku untuk jalan-jalan akupun tidak tahu apa sebabnya mereka
mengajakku jalan dengan mereka. Awalnya aku tidak mau tetapi akhirnya aku dipaksa nenek
dari ayah untuk ikut katanya. “ Udah sana kakak ikut saja mana tahu mama ada hal penting yg
mau diomongkan, “ ucap nenek kepadaku. “ Tapi Kakak gak mau, Nek “ ucapku kepada
nenek. “ Udah, Kakak gak boleh gitu itu kan mama Kakak, katanya Kakak pingin merasakan
kasih sayang dari seorang mama,” ucap nenek.
Dan ya benar aku dari dulu pingin sekali merasakan kasih sayang seorang mama tetapi
sampai saat itu aku belum dapat. Hasilnya aku ikut mereka jalan-jalan yang entah kenapa aku
disitu merasa menjadi orang asing dengan mereka karena aku hanya diam dan gak mau
ngomong sedikitpun akhirnya mama yang membuka pembicaraan duluan denganku. “ Dhea,
Mama mau ngomong, “ ucap mama kepadaku. “Ya udah ngomong aja, “ ucapku seadanya. “
Mama mau kau tinggal sama Mama lagi, “ ucapnya yang membuat aku kaget karena aku tidak
mau jauh dari ayahku. Aku takut kejadian dulu terjadi lagi saat aku tidak boleh berjumpa
dengan ayahku sendiri. Disaat itu aku menolak dengan ajakannya. Tapi mama nangis dan
membilang semuanya yang membuatku sedih. Hasilnya aku diajak tidur di rumah mereka satu
hari tadinya aku menolak namun mama bilang gapapa coba dulu. Dan ya aku mencobanya
dulu. Tidak lama aku tidur disana beberapa hari aku merasa nyaman dan akhirnya aku tinggal
dengan mereka. Awalnya aku merasa disayangi tapi akhirnya aku merasa menjadi babu yaps
bukan babu tapi membantu orang tua apa salahnya ya kan, tapi mereka tidak memikirkan apa
yang aku rasakan capeknya saat pulang sekolah disuru-suru. Wahhh mungkin kalau kalian
menjadi aku mungkin tidak akan sanggup tapi aku menjalani semuanya dengan ikhlas insya
Allah. Dan sampai saat ini aku tinggal sama keluarga mama dan ya ibuku adik mama dialah
yang menggantikan ibu Rifa adik ayah selama ibu Rifa ikut suaminya kembali ke Siantar. Dan
hidupku Sekarang masih ada masalah, kadang sedih kadang senang, ya begitulah hidup.
Pada suatu pagi, aku terbangun dari tempat tidurku saat aku lihat di sekitar ku tak ada
ibu dan ayah yang menemaniku.. akupun menagiis sambil mencari botol Dot dan berteriak,
ibuuuu., lalu ibuku bergesa dari dapur ke kamar melihatku dengan muka merah dan
berkeringat. cup cup cup anakku sayang.. kata ibu. ibu membawa ku ke kamar mandi
membilas dan mengganti celana mungil ku yang tadi nya basah dan kini menjadi kering dan
wangi. akupun meminta agar ibu membuatkan aku Dot lagi tapi yang berisi teh manis dingin
"pada saat itu memang sepertinya agak aneh atau mungkin sangatlah jarang jika anak balita
meminta Dot yang berisikan teh manis dingin :D" tiba- tiba terdengar motor yang di bilang
tak familliar lagi di telinga berada di depan rumah . Dhuaaarr....! bunyi suara pintu yang di
tendang, akupun langsung berjalan menujunya dan berkata Ayaaaaah!.. lalu ayahku berjalan
ke arah dapur akupun yang tadi mau menta gendong tidak di hiraukan sama sekali padanya..
dia bergegas ke arah ibuku dengan tatapan tajam mata merah dan muka yang sangar..
memarahi ibu yang lagi memasak untuk suami dan kedua anaknya yang malang. saat itu aku
mungkin blm mengerti apa yang mereka bicarakan , tetapi dengan expresi wajah ayah dan
ketika aku di hiraukan , ketika mereka berbicara aku seperti tau dan merasa kalau ada
masalah dalam ayah dan ibuku. mereka berhenti berdebatria ketika melihatku menangis
dengan lantang lalu ibu langsung membawaku masuk ke kamar nya. sudah beberapa hari
ayahku tidak pulang-pulang ke rumah, ibuku pun resah dan khawatir dan pagi itu tiba-tiba
ayah pulang dengan ke marahan nya terhadap ibu. ke esokan hari nya pagi itu ayahku
membangunkan aku dan abang ku dengan sebatan bambu tipis, banguuun banguuun katanya.
bayangkan sajja anak-anak di bangunkan dengan cara yang begitu, mungkin ayahku memang
mendidik kami kerass karna harus disiplin dan taat pada aturan nntinya mahlum juga, karna
ayahku sendiri adalah seorang abri dan kakek ku adalah militer zaman dahulu. namun dengan
cara mendidik anak keras dengan usia yang masih terbilang balita munurutku di usia seperrti
sekarang ini sangatlah tidak baik buat kesehatan dan mental anak. mahkulm juga karna kata
ibuku, ayahku dari kecil di tinggal oleh orang tua nya mungkin karna itu sikap nya yang tidak
mengerti, yang kurang pemberitahuan dan tentang cara bagaimana mendidik anak yang baik.
kami segera bangun dan bersiap untuk pergi bersekolah saat itu aku telah sekolah NOL
BESAR (TK) dan abangku sekolah di SD ternama di kota itu pada zaman waktu itu.
Berjalan waktu hari pun sore dan ayahku pulang.. aku pun senang kali ini ayah pulang
dengan muka yang tak menyeramkan melainkan dia mengajak kami untuk makan malam
diluar rumah dan membelikan mobil-mobilan remot untuk abangku saat itu aku menangis
karna menginginkan mobil-mobilan seperti abangku dan ayah bilang "itu mainan anak laki
dek" masih sajja aku menangis dan akhirnya ibu membujuk ayah agar membelikan mainan
itu. kami pulang dengan melihat wajah ibu dengan tenang dan senyum mungkin karna ibu
senang dengan sikap ayah hari ini. Hari semakin berjalan.. tanpa terasa waktu pun semakin
cepat sekali, di tengah keributan yang ayah dan ibuku buat, ibukupun mendapatkan telpon
dari sodara nya adik kandung nya yaitu tante peni, mengabarkan bahwa nenekku sakit sekrat
di rumah nya dan semua sudah pada ngumpul anak-anak nya termasuk juga ibuku yang
segera pulang ke tanah kelahirannya di palembang. Ibu langsung memesan 2 tiket bis ke
palembang..ayah beu pulang juga ke rumah, sedangkan abangku di titipkan sementara ke
uwak atau ayuk nya ayah dulu selama kami dimpalembang krn abang ku meski sekolah jd
nga bisa ikut ke palembang. Se tiba nya di palembang keluarga menyambut dengan muka
sedih dan cemas seakan meng expresikan bahwa takut untuk kehilangan nenek, namun tak
lama ibu dan aku datang ibu di beri amanat untuk menjaga rumah tua nenek di palembang ini
dan Cuma ibu saja, di tengah itupun ibu langsung bercerita soal hubungan nya dengan ayah
yang tidak berjalan musul seperti rumah tangga yang harmonis, lalu nenek berkata “ sudah ku
bilang aku tak setuju kau bersama anak medan itu “ oh ternyata nenek dulu nya tak
menyetujui ibu menikah dengan ayah karna orang jauh dan nga tau asal usul bibit bobot
keluarganya. Dulu ibuku mengenal ayah di depan kodam tentara dekt rumah nenek mereka
bercerita saling sharing ibu, nenek, dan juga tante-tanteku. Dari situ ibu tidak pulang-pulang
lagi ke medan, pulang hanya menjemput abang yang saat itu sudah tamat SD lalu pulang ke
palembang lagi. Sejak saat itu kami hidup tanpa kasih sayang seorang ayah.. dengan didikan
ibu yang juga cukup keras. Kami pun menjadi terbiasa sampai sudah sebesar ini sampai sat
ini. Aku juga pernah bersedih ketika melihat teman-temanku di antar jemput ke sekolah sama
ayah nya sedangkan aku hanya di jemput sm tukang becak langganan suruhan ibu yang
bertugas menjemput dan mengantarku ke seolah. Tapi mau bagaimana lagi mungkin inilah
takdir, seorang anak menjadi korban dari ke dua orang tua nya akibat nya anak kurang kasi
sayang dan perhatian lebih sehingga tumbuh menjadi anak yang dingin, dan kurang percaya
diri. Tapi semua itu juga ada hikmah nya ternyata bukan hanya aku dan abangku yang
menjadi korban. Masih banyak juga anak-anak yang orang tua nya berpisah jua bahkan
mereka menjadi anak yang ugal-ugalan dan justru menjerumuskan diri. aku tidak membenci
keduanya. meski keduanya memiliki ego masing-masing untuk meninggalkan satu sama
lain. Seorang anak gak akan bisa memilih mau dilahirkan seperti apa. Dilahirkan dalam
keluarga yang bagaimana. Dilahirkan dalam suasana hidup yang harmonis atau tidak.
Siapapun sadar, tidak ada wanita mau di madu, bahkan tidak ada wanita mau menjadi istri
kan.. Tapi saat itu menjadi jalan hidup yang diterima, bahkan mama ku kembali menjadi
janda untuk yang kedua kali, bukan keinginan beliau, sudah Tuhan mengatur memang harus
mengalami hidup yang seperti ini, aku tidak memihak salah satunya, meski salah satunya
adalah orang yg membesarkan aku dengan kedua tangannya sendiri. aku tidak menyalahkan
siapapun, meski tangis tetap menetes pelan dipipi. aku menyayangi mereka, sama. aku
mencintai mereka, sama. dalam khayalku, mereka tetap bersama seperti dalam ingatanku,
sebuah sosok masalalu mereka. dalam khayalku, kami sama seperti keluarga yang lain,
tertawa, berkumpul, bercerita, bertukar pikiran, dan saling menasehati. hangat. ceria. biarlah
meski hanya dalam khayalan. biarlah meski hanya dalam angan. dan biarlah meski tidak ada
siapapun disini selain seorang kakak yang tetap berdiri tegak, mengajariku bagaimana
kembali berdiri saat terjatuh, berada disampingku menjadi sosok siapapun. dan jika dia sibuk
dengan dunianya sendiri, aku tidak takut sendirian. Allah meniupkan nafas setiap orang satu-
persatu, sendirian. aku bisa, seperti rumput. berdiri tegak meski diinjak, tetap bersemi meski
dicabut, tetap bertahan meski kekeringan.
Aku bersyukur karna aku tidak seperti itu begitupun juga abang ku kami msih bisa
menjaga diri kami . berhubung ayahku jauh jadinabangku yang menjadi sosok seorang ayah
bagiku melindungi aku dan ibuku. Tapi tak tahu mengapa semenjak kami tinggal di
palembang ini semenjak tak lama ayah berpisah degan ibu , ibu menjadi kasar , pernah
berfikir apakah ibu stres atau hanya melampiaskan ke marahan dan dendam terhadap ayahku
ke pada kami? Tapi apakah ibu sampe se kejam ini ? tumbuh dewasa dengan pukulan dari
orang tua sudah biasa, tetapi kalau sampai menyiksa hati, batin anak dan mental anak ,
menurutku akan sangatlah tidak bagus untuk kepercayaan diri dan berpendapat bagi anak.
Sedih juga bila harus anak menjalankan yang namanya karma orang tua sebagai anak hanya
bisa menerima keadaan yang sekarang serta bersabar akan masalah yang di hadapi serta terus
bersekolah yang benar dan rajin agar kelak menjadi sukses. Tak semua anak mengalami hal
'normal' seperti yang dialami anak lainnya. Punya ibu dan ayah yang selalu ribut di rumah,
bahkan sampai memutuskan untuk bercerai. Rasanya, mereka sama sekali tak memperdulikan
bagaimana perasaanmu. aku mencintai mereka berdua,dan aku tak bisa memilih diantara
mereka. Orang lain berusaha menabahkan dirimu dengan berkata bahwa waktu akan
membuatmu lupa dengan segalanya. Kenyataannya, perasaan pahit tersebut terus
menghantui... Didepan orang lain, aku tetap tersenyum dan berlaku seolah tak ada yang
terjadi. Padahal, hatiku sudah hancur berkeping-keping. aku lebih tertutup dan nggak mudah
dekat dengan orang lain, karena aku mengerti bagaimana rasanya tersakiti. aku takut bahwa
orang lain akan mengecewakan atau mengkhianati aku. Jadi, aku benar-benar memilih orang-
orang yang akan dijadikan teman. aku juga cenderung selalu sendirian tanpa berniat
berteman. aku juga jadi nggak bisa berekspresi dengan baik, karena aku selalu menahan rasa
kesedihan itu sendiri. aku juga jadi nggak bisa berekspresi dengan baik, karena aku selalu
menahan rasa kesedihan itu sendiri. Namun, tak ada seorang pun yang paham dengan
penderitaanku itu. Bahkan kedua orang tuaku sendiri. aku tak punya orang lain yang bisa
kamu percayai dan tak punya seseorang untuk bertukar cerita. Hidupku penuh akan
kekosongan dan tak ada ekspresi bahagia didalamnya.Terkadang, aku begitu takut bahkan
sudah malas untuk pulang rumah. Bagiku, rumah bukan tempat untuk menenangkan diri.
Rumah adalah tempat penyiksaan, karena sudah menjadi arena pertarungan antara kedua
orangtuaku. Sebuah pertandingan yang tak pernah ingin aku saksikan. Sadar tidak sadar, aku
menyalahkan diriku sendiri atas apa yang telah terjadi. Terkadang, aku merasa kedua
orangtuaku ribut karena kehadiranku.aku pernah berpikir bahwa semua ini salahku, dan tak
seharusnya aku lahir di dunia ini. Ingatlah, pemikiran itu salah! aku adalah anugerah terbesar
untuk kedua orang tuaku. Kalau tak ada aku dab abangku, mungkin keadaan akan semakin
memburuk. aku adalah pahlawannya.aku paham bagaimana rasanya sakit dan aku jadi obat
terbaik bagi teman-temanku yang sedang menghadapi sebuah masalah. aku menjadi seorang
yang begitu sensitif dan paham dengan perasaan orang lain. Disaat temanku mengalami
kesusahan, akulah yang paling mengerti keadaannya. aku akan menjadi seorang pendengar
yang sangat baik. Sebagai anak dari keluarga utuh, tentu kalian tidak akan pernah bisa
memahami bagaimana rasanya. Aku tak pernah mengeluh terlahir dalam keluarga broken
home. Karena aku tahu, ibuku pun bahkan tak pernahmenginginkannya.
Aku justru bangga pada ibuku. Ia adalah seorang wanita yang tangguh. ia bisa memerankan
perannya dngan begitu baik sebagai orang tua tunggal. Ketakutan terbesarku terlahir di
tengah keluarga yang broken muncul saat aku mulai dewasa. Seseorang bercerita bahwa
keluarganya tak merestui hubungan sang kakak dan pacarnya karena orang tua sang pacar
bercerai. Duh gusti! Ini hal yang bikin aku tersadar, bahwa sepertinya aku hidup di tengah
masyarakat yang tak bisa menerima perceraian. Andai mereka tahu, tak ada seorangpun yang
ingin rumah tangganya berakhir perceraian. Tidak ada! Apalagi sang anak. Seorang anak tak
pernah bisa, bahkan Tak pernah ada kesempatan sekalipun, untuk Bisa memilih di keluarga
seperti apa ia akan dilahirkan. andai mereka maumemahami. Aku pikir aku akan bisa hidup
normal seperti anak-anak normal pada umumnya, yang memiliki orang tua lengkap, di tengah
keluarga harmonis. Ternyata aku salah. Aku terlahir tak seberuntung itu. Meski (mungkin)
harapan selalu ada. Tapi bagaimana kalo aku bahkan telah begitu lelah untuk
sekedar berharap?.
Ada secuil rasa iri di tengah kesenangan menikmati cerita temen-temen tentang
ayahnya yang begitu baik perhatian an protektif, ibunya yang selalu sabar dan penuh cinta
buat ngadepin kenakalanny dia, ngedengerin setiap curhatannya, kekompakan dan keributan
dg kakak ataupun adeknya. Aku iri. Tapi aku seneng. ada begitu banyak Hal-hal
menyenangkan yang bisa aku nikmati di luar kenyataan hidupku. Perceraian orangtua
bukanlah akhir segalanya. Justru acuan awal untuk hidup lebih baik ke depannya."Ingatlah,
bahwa setiap hal yang terjadi, baik atau buruknya. Pasti, kita akan mendapatkan pelajaran
dari hal tersebut.Hal yang sama juga berlaku terhadap kalian. Walaupun orang tua kalian
sudah bercerai, tapi kalian harus tetap semangat dan berjuang untuk diri serta hidup kalian di
masa depan.Seharusnya, apa yang terjadi terhadap kedua orang tua kalian, menjadi pelajaran
tersendiri bagi kalian.suatu saat jika kalian membangun sebuah keluatga nanti bangunlah
keluarga dengan baik dan jadikanlah peristiwa buruk yang menimpa kedua orang tua kalian
menjadi perungatan bagi kalian bahwa kalian harus lebih baik . Ada kata bijak mengatakan
“kita boleh kehilangan segalanya tapi jangan sampai kehilangan harapan. Disaat semua lilin
kehidupan padam maka harapan adalah lilin pelita yang menerangi gelap gulitanya kehidupan
kita. Cahaya harapan itulah yang akan menuntun kita untuk meraih kembali segala apa yang
kita dambakan dan impikan. Kebahagiaan bukan tentang berapa banyak harta yg kita punya,
bukan tentang ketampanan atau kecantikan seorang kekasih yang kita miliki, bukan tentang
berapa banyak sahabat yg kita punya, tetapi tentang kasih sayang yang tulus yang membuat
kita bisa bersandar. Tentang mimpi-mimpi yang kita rajut bersama orang2 yg kita sayangi
dan menyayangi kita dan tentang keutuhan sebuah keluarga yang merupakn motivator
terbesar dalam hidup kita. Ayah andai kau paham atas kesah anak mu ini pastilah engkau
akan paham mengapa dunia ku selalu terasing.. Dalam jutaan langkah ku, tak pernah aku
berpijak dtanah keputus asaan & tak pernah menggantungkan leher ku dtali bersimpul... Aku
yg trus berjalan meraih sejuta harapan & mimpi'mimpi ku di ujung sana walaupun kadang
kelumpuha...n ini harus trus berjalan walau tanpa tongkat & merangkak kesakitan.. tapi aku
yakin aku akan menang & bahagia dtanah tempat pijak ku terakhir dgn mengangkat sbuah
bendera kemenangan. terkadang kita perlu mengucapkan terima kasih kepada mereka yang
telah membuat hati kita terluka, marah dan kecewa... karena mereka telah mengajarkan
kepada kita berbagai hikmah, yang diantaranya adalah sabar! ini adalah bunga2 kehidupan.
Nah dan ini juga yg membuat kita menjadi org yg tangguh, kuat, tegar, gak manja, dan ini jg
yg membuat kita nanti bisa menjadi orang tua yg mengerti akan pentingnya keharmonisan
dalam keluarga. Mengeluh adalah pertanda jiwa yang lemah, dimana pesimisme lebih
mendominasi diri dari pada optimisme. Dan itulah dia pola pikir pecundang yang sudah
saatnya harus segera kita tinggalkan. Berpikir akan selalu kalah, gagal, dan tidak mampu,
itulah penyakit yang harus kita hilangkan. Sebaiknya, kita harus berpikir menang. Karena kita
sesungguhnya istimewa. Setiap orang bisa punya potensi untuk menjadi luar biasa .
Bersikaplah optimis karena optimis tertanam keyakinan akan datangnya kesembuhan ketika
sakit, keyakinan akan datang kesuksesan ketika gagal, keyakinan akan datang bahagia ketika
sedang bersedih, keyakinan akan datang kemuliaan ketika sedang terpuruk. keyakinan bahwa
semua penderitaan akan berakhir denga baik Ayah, ketika aku sadar kau tinggalkan ku
dalam keterasingan dunia yg tak pernah aku kenal, aku trus blajar untuk tak menghakimi mu
& mengutuk mu. Mskipun 20 tahun brlalu membekas pada jalan dunia ku, mskipun kadang
ku rindu engkau dlam balutan maki & puji. Masihkah kau ingat ukuran sepatu & baju ku
kini?! Masihkah engkau ingat brapa nilai raport ku dulu,? Apakah kau tahu stiap tanda
tangan raport ku selalu tertulis 'orang tua wali'?. tp 1 hal yg harus kau tahu, Aku tidak akan
pernah musnah meskipun ku belajar hidup tanpa mu, tanpa kasih sayang mu. & tidak
sdikitpun menggugurkan asa ku untuk hidup trus melaju tanpa ragu & terbunuh putus asa.
Jadi kamu mau jadi orang yang kuat atau lemah? Jangan sedih karena kamu tidak dapat
melakukan sesuatu seperti orang lain karena memang tidak memiliki kemampuan untuk itu,
tetapi apa yang kamu dapat lakukan, lakukanlah itu dengan sebaik-baiknya..jangan sombong
jika kamu merasa banyak melakukan beberapa hal pada orang lain, karena orang yang tinggi
hati akan direndahkan dan orang yang rendah hati akan ditinggikan.Kasih Sayang Adalah Hal
yang dibutuhkan oleh semua Insan, Maka berikan Kasih sayang untuk Semua yang telah
menemani kita, Maka anda akan memanen sebuah kebahagiaan. Setiap orang anak memiliki
dunianya sendiri, kehidupannya sendiri, selera dan jalan pikiran, pandang hidupnya masing-
masing. namun semua ini tidak terpisah sama sekali dari pengaruh lingkungan, terutama
lingkungan keluarganya. Sudah sepatutnya kalau anak yang lahir di dunia karena ulah ayah
bundanya, memperoleh cinta kasih yang murni dari ayah bundanya, karena hanya kasih
sayang inilah merupakan pendidikan yang paling benar.
Dengan adanya kasih sayang, hubungan antara anak dan orang tua menjadi akrab, dan
keakraban ini yang membuat si anak menjadikan orang tuanya sebagai sumber segala
pertanyaan, sumber segala perlindungan. Dengan dasar cinta kasih, anak akan menerima
keterangan-keterangan tentang kehidupan dari orang tuanya, dan sejak kecil akan memiliki
dasar yang kuat, tidak pernah merasa terkekang dan merasa bebas dan bertanggung jawab
akan segala perbuatan yang dilakukannya sendiri. Memaafkan akan membuat diri kita lebih
tenang. Jangan hanya bisa menyalahkan mereka yg tidak seperti yg kita inginkan. Yang bisa
dan harus kita lakukan adalah ketika di masa depan kita menjadi orang tua, kita akan
memberi kasih sayang yg setulus-tulusnya pada anak2 kita. Jangan sampai anak2 kita merasa
tidak diperhatikan oleh kita. Jangan pernah merasa dirimu adalah orang paling merana
sedunia.... dibawahmu... masih banyak ribuan orang yang mungkin lebih parah dari
masalahmu... jangan terlarut melihat kebelakang lihat kedepan, tebarkan prestasi dan senyum
ke semua orang agar kau berguna kelak di masa depan. nikmati hidupmu, semangat dan
positif! to forgive and forget is being kind to yourself. dont let anger and vengeance eat you
from the inside and turn you to be the worse u can be. but just forgive and forget that way u'll
grow wings and fly to the sky be who and what ever you can be. Jangan pernah menyerah
akan hidupmu meski terkadang iri dengan anak2 lain, tapi kita anak special dimata Tuhan
jika kita sabar dan selalu bersujud padanya sadarilah, selain orang tuamu banyak
disampingmu yg lebih menyayangi dirimu nikmati hidupmu. Yang terpenting adalah siapa
kita... Bukan siapa orangtua kita. Karena sikap dan prilaku kita menggambarkan hidup kita..
Bukan prilaku orangtua kita. Jangan pernah Menyesali keadaan Yng sudah terjadi,belajarlah
dri keadaan Yang sudah kita alami d hari kemarin,carilah sosok pendamping Hidup yang Bisa
mengayomi dan memberi kasih sayang terhadap keluarga di kemudian hari,jangan dilihat dari
materi tapi lihat dri Hati yang ikhlas dan apa adanya kita selama itu masih berjalan di jalan
yang benar....Sob,jngan lagi menghancurkan hidup diri kita sendiri walau keluarga telah
Bercerai,jdikan lah hidup yang berguna Bagi Orang tua kita Apalagi Ibu,buktikan jangan
tambah memperburuk keadaan bahwa qt bisa tanpa Bapak/ayah di samping kita.
Tersenyumlah untuk menutupi luka jika kau tidak ingin orang lain melihatmu lemah , namun
menangislah jika itu bisa membuatmu tenang. Dan jangan kamu sia-siakan hidupmu hanya
karena takdir yg tidak kamu inginkan. Tegarlah , buktikan pada dunia , pada hitam , pada
kegagalan , pada mereka yg menoreh luka , bahwa kamu bukan orang yg lemah. Percayakan
pada Tuhan , yang telah memilihkan jalan untuk kita..Meskipun terasa berat , tapi itu adalah
yang terbaik untuk kita..Wake up guys.. mau sampai kapan kita terpuruk? dengan terpuruk
tidak akan menjamin keutuhan itu akan kembali.. Kembalikan senyum dan semangat kalian ,
kebahagiaan ada dimulai dari diri kalian...Keluargaku memang pincang tapi bukan berarti
masa depan ku suram. Ada dan tiada kasih sayang keluarga tak akan menghentikan langkah
ku menghadapi dunia. Keterpurukan ini, beban ini, sakit ini adalah cambuk untuku dan
untukmu karena harapan itu slalu ada. Jangan menyerah atas apa yg kamu yakini benar. Jika
ada 1000 alasan untuk menyerah, ada 1001 alasan tuk terus berjuang... Jangan hiraukan
mereka yg memandangmu sebelah mata. Yakin dan percaya, saat itu akan datang, saat kamu
membelalakkan mata mereka dgn prestasimu. Berjuanglah jangan sedih karena kamu tidak
dapat melakukan sesuatu seperti orang lain karena memang tidak memiliki kemampuan untuk
itu, tetapi apa yang kamu dapat lakukan, lakukanlah itu dengan sebaik-baiknya..jangan
sombong jika kamu merasa banyak melakukan beberapa hal pada orang lain, karena orang
yang tinggi hati akan direndahkan dan orang yang rendah hati akan ditinggikan.Kasih Sayang
Adalah Hal yang dibutuhkan oleh semua Insan, Maka berikan Kasih sayang untuk Semua
yang telah menemani kita, Maka anda akan memanen sebuah kebahagiaan. Sebagian orang
menganggap bahwa anak broken home itu brutal atau tidak tahu aturan. Padahal tidak semua
anak broken home itu brutal. Ada sebagian dari mereka yang seperti itu tetapi jika diteliti
lebih jauh lagi, kita akan menemui penyebab – penyebabnya. Sebenarnya mereka sama
seperti anak – anak pada umumnya, hanya saja karena keadaan orang tua mereka yang
bercerai berai hingga si Anak merasa kurang diperhatikan serta kasih sayang. Maka dari itu
mereka berusaha untuk mendapatkan perhatian dari orang lain. Tetapi sayang, sebagian dari
mereka melakukan cara yang salah misalnya : mencari perhatian guru dengan bertindak
brutal di dalam kelas, bertindak aneh agar mendapat perhatian orang lain.
Kadang kita berpikir bahwa kita ini penyebab perceraian orang tua kita. Tetapi ada
banyak hal yang tidak kita ketahui tentang permasalahan orang dewasa. Kenapa kita tidak
berpikir untuk menyatukan mereka dengan cara yang menyenangkan. Namun jika kita telah
mencoba untuk menyatukan mereka tapi tidak berhasil, apa yang bisa kita lakukan ? Kadang
orang tua memutuskan untuk cerai karena sudah merasa tidak cocok lagi, lalu mereka
menemukan orang yang lebih mengerti mereka dan mereka memutuskan untuk hidup
bersama. Kita sebagai anak hanya bisa memahami mereka. Asalkan mereka masih saling
berkomunikasi dengan baik, pasti ke depannya akan baik-baik saja. Mungkin kita merasa
belum siap menerima kenyataan, tetapi itu bukan berarti kita harus selamanya terpuruk dalam
masalah itu, kan. Kita bisa mencari hal – hal positif yang dapat membangun semangat kita
kembali. Seperti mengikuti ekskul yang ada di sekolah, mengembangkan hobi dan bakat kita,
dan masih banyak lagi hal yang dapat dilakukan.Ingat satu hal bahwa semuanya tidak akan
berakhir hanya karena perceraian.
kita diciptakan dan ditiupkan roh oleh Tuhan untuk menyaksikan dunia, saat itu Allah
telah memberikan kita garis-garis yang harus kita lalui kedepannya selama hidup dan salah
satunya mungkin sudah ditakdirkan kita hidup tidak dengan orang tua yang utuh tapi ingat
Allah tidak pernah menguji diluar batas kemampuan kita. masih banyak orang diluar sana
yang memiliki orang tua yang utuh tapi "maaf sebelumnya" kebanyak kebohongan karena
sesuatu yang dingin-inginkan kebanyakan manusia di bumi yaitu harta diluar kebahagiaan,
tidak beda jauh dengan perjalanan hidup kita yang harus menyaksikan kehidupan tanpa
genggaman dan patuhan prang tua. Telah kehilangan rasanya punya Ayah dan Ibu usia 5
tahun hingga sekarang usiaku mencapai 21 tahun. kebahagiaan itu sangat jarang hadir,
kecuali dengan hiburan bersama saudara sekandung "abang" yang menjadi penyemangat
hidup ini. Tinggal dirumah berbeda dengan orang tua kandung "rumah nenek" itu jauh dari
bayang-bayang kebahagiaan bersama siapapun. Tapi saya sadar saat kejadian itu saya akan
bangkit dan tidak berpikir untuk melakukan tindakan bodoh yang hanya merugikan diri saya
semata, walau bahagia itu jauh dan kasih sayang itu tidak ada saya terus berusaha agar tetap
pada pendirian yaitu menjadi orang yang berguna dan menjadi seorang wanita yang tidak
hanya bisa meyakinkan orang-orang bahwa saya mampu melainkan saya bahagia tanpa harus
mempertontonkan masyaratak, tetangga, yang banyak sekali cemohan orang di cibiran sana
untuk menjudge kehidupan kita. Kita mampu, kita harus sadar bahwa masih banyak orang
diluar sana yang ingin menggunakan uang yang tadinya ke Drugs untuk dipergunakan untuk
sesuatu yang berguna seperti sekolah dan membantu hal layak lainnya, yang tadinya bergaul
bebas waktu kita bisa digunakan untuk hal positif dengan teman-teman, belajar dan hangout
yang positif, yang tadinya berperilaku kasar dan tidak terkendali oleh orang sekitar bisa
mengontrol dan memberikan motivasi bagi diri sendiri dan juga sesama nasib kita bahwa kita
bisa melakukan yang sepantasnya dan memperbaiki hati kita agar orang lain tidak merasakan
apa yg kita rasakan sebagai "anak". Banyak anak selebritu kita yang merasakan apa yang kita
rasakan tetapi mereka terlihat bahagia dani baik-baik saja dengan kehidupannya, kita berpikir
karena fasilitas mereka lebih dari apa yang kita dapatkan? "SALAH" banyak dari mereka
merasakan hal yang sama dengan kita tetapi mereka diimbangi dengan kesadaran diri masing-
masing, bahkan ada yang ingin mempersatukan orang tua mereka kembali, itu adalah hal
positif yang bisa membuat hati kita Bahagia. Suatu hal yang tidak sewajarnya terjadi, jelas
akan menimbulkan dampak negatif yang tidak bisa dihindari lagi. Broken home juga
demikian, hal itu tentu memiliki pengaruh negatif terhadap pertumbuhan dan penyelesaian
tugas masa remaja.
Masa remaja adalah masa yang dimana seorang sedang mengalami saat kritis, agar ia
mampu menginjak ke masa dewasa, dengan demikian remaja berada dalam masa peralihan.
Dalam masa peralihan itu pula remaja sedang mencari identitas dirinya. Dalam proses
pencarian dirinya, remaja harus memiliki pengayom atau pembimbing agar ia mampu
melangkah maju dengan baik, untuk mengikuti proses perkembangan yang lebih tinggi. Oleh
karena itu, dalam proses perkembangan remaja yang serba sulit dan masa-masa
membingungkan dirinya, remaja membutuhkan pengertian dan bantuan dari orang yang
dicintai dan dekat dengannya terutama orang tua atau keluarganya.
Broken home, merupakan salah satu pemicu anak melakukan hal negatif, karena seperti
yang disebutkan diatas bahwa anak yang hidup dikeluarga yang hanya memiliki Ibu atan
Ayah atau anak yang hidup dalam pertengkaran orang tua yang berkepanjangan, tidak akan
mendapatkan contoh yang baik atau pedoman yang baik dalam hidupnya. Menjadi orang tua
tunggal memang memiliki banyak tantangan, pekerjaan yang harus dilakukan menjadi lebih
besar. Walaupun pekerjaan semakin besar, orang tua harus tetap memikirkan dampak
terhadap anak-anaknya. Orang tuan harus rajin menjaga, merawat, dan mendidiknya. Bahkan
tantangan terbesar dari orang tua tunggal adalah pengaruh status pada anak-anak. Anak-anak
merasa diabaikan, tidak aman, terasing, dan berbeda dari anak-anak lain yang memiliki ayah
ibu yang utuh Anda harus bisa membangun hubungan dengan anak-anak Anda, sehingga
mereka merasa nyaman berbicara dengan Anda. Agar hubungan Anda baik dengan anak-
anak, bisa dimulai dengan kegiatan yang menyenangkan. Anda juga bisa membuat dan
menetapkan tugas-tugas yang bisa dilakukan bersama untuk anak-anak Anda. Hal ini
dilakukan, agar mereka bisa membantu dan mengurangi pekerjaan Anda dan ini juga
mengajarkan pada mereka tanggung jawab yang harus dilakukan. Dengan pendidikan
tanggung jawab, mental anak-anak akan semakin baik. Mendidik anak tentang tanggung
jawab sangat diperlukan karena ketika Anda pergi bekerja, anak yang di rumah sudah
mengerti tanggung jawab.
Masa kecilku banyak menghabiskan waktu untuk bermain, saat itu kami belum
mengenal Gadget dan Game Online, permainan kami hanyalah permainan tradisional
walaupun sederhana namun sangat menyenangkan dan berkesan kebersaman. Selain bermain
aku dan teman-teman juga menghabiskan waktu dengan berendam di sungai selepas pulang
sekolah, ini adalah hal yang paling aku ingat karena saat kami berendam di sungai pasti selalu
ada yang dimarahi orang tua, tapi kami percaya itu merupakan bentuk kasih sayang ibu kepada
anaknya. Biasanya kami sering membawa bekal makan siang jika ingin berendam di sungai,
saling berbagi bekal dan menyantapnya bersama. Kami sering lupa waktu jika sudah
berendam di sungai hingga lupa hari sudah menjelang sore Ketika kami ingin pulang ke
rumah, kami tidak langsung pulang tapi kami pergi ke lapangan untuk bermain bola. Hal yang
paling aku ingat ketika bermain bola adalah saat kumandang adzan lah yang menandai bahwa
permainan bola kami selesai. Kemudian kami pun pulang ke rumah masing-masing, biasanya
teman-temanku pergi mengaji bersama-bersama ke rumah guru ngaji, aku tidak ikut bersama
mereka karena aku selalu mengaji di rumah yang kebetulan ibuku bisa menjadi guru ngaji.
Setelah mengaji biasanya aku lanjut belajar, namun ada cerita unik ketika aku belajar,
biasanya aku membaca buku buku sekolah tetapi aku hanya melihat melihat gambar-gambar
yang ada di dalam buku supaya terlihat seperti sedang belajar karena takut dimarahi ayah jika
tidak belajar. Tetapi sialnya pernah satu saat setelah belajar ayahku datang menghampiriku
kemudian memberikanku beberapa pertanyaan, tentu aku tidak bisa menjawab pertanyaan itu
karena aku hanya melihat melihat gambar yang ada di buku bukan membacaya. Melihat itu
ayahku pun memarahiku sembari menasehati bahwa itu bukan tindakan yang benar. Itu
merupakan pembelajaran yang berharga untukku karena aku tahu bahwa ayahku melakukan
itu karena dia peduli dan sayang padaku, ayah tidak mau aku menjadi anak yang bodoh dan
malas belajar. Ketika aku belajar di malam hari aku selalu merasa sedikit sedih karena aku
melihat dan mendengar teman-temanku sedang bermain sementara aku harus belajar. Malam
minggu adalah malam yang paling aku tunggu-tunggu karena merupakan malam libur belajar
di rumah, dan waktunya untuk bermain bersama teman-teman. Aku tidak pernah menyesali
bahwa aku harus belajar setiap malam di rumah karena aku tahu itu merupakan hal yang
terbaik untukku dan saat di sekolah pun aku pasti sudah lebih tahu dari teman-temanku tentang
pelajaran yang di bahas.Dari aku kecil aku selalu disayang dan dimanja oleh kedua
orangtuaku, contoh apapun mainan yang aku inginkan pasti di belikan oleh orangtuaku
walaupun terkadang harus sedikit menangis tapi pasti selalu dibelikan. Ketika aku bermain
sepeda aku dibelikan sepeda yang bagus yang belum pernah dimiliki oleh teman-teman, aku
sangat senang dan bahagia. Begitu juga dengan playstation (PS) aku sudah dibelikan oleh
orangtuaku walaupun bermainnya dibatasi tetapi aku sangat senang karena dapat bermain di
rumah dengan santai tanpa harus pergi rental PS. Namun terkadang aku selalu lupa waktu jika
sudah bermain playstation apalagi jika sudah bermain dengan sepupu yang membuat ayahku
selalu marah, selain lupa waktu aku dan ayahku selalu bermain badminton setiap sore
sehingga dia marah jika aku terus bermain playstation. Saat bermain badminton sepupu-
sepupuku juga selalu ikut bermain, sehingga suasananya pun semakin asyik. Saat di sekolah
SD pada saat istirahat kami selalu bermain bola di lapangan sekolah, terkadang kami bermain
bola antar desa, karena di sekolah SD ku ada tiga desa maka kami selalu bermain antar
sampai-sampai ada yang berantam, wajar saja istilahnya juga masih anak anak berantamnya
juga tidak seperti apa yang dibayangakan orang-orang di luar sana. Namun setiap tahun di
daerah kami selalu mengadakan PORSENI (Pekan Olahraga dan Seni) antar sekolah dasar. Ini
adalah momen yang paling kami tunggu-tunggu karena semua siswa-siswi akan diseleksi
untuk mrngikuti perlombaan-perlombaan tertentu. Untuk cabang sepak bola tentu ini adalah
hal yang paling menegangkan karena dari tiga desa hanya 24 orang yang akan dipilih untuk
mengikuti perlombaan. Dan akupun terpilih untuk mengikuti PORSENI dari beberapa cabang
olahraga dan seni aku sangat senang dan bahagia. Aku selalu mengingat momen ini karena
merupakan pengalaman yang berharga saat duduk di bangku sekolah dasar. Namun ketika
menginjak bangku kelas VI SD wakttu bermain kami pun mulai tersita karena harus les pada
saat pulang sekolah untuk mempersiapkan ujian-ujian sekolah. Ini merupakan saat-saat yang
paling menyedihkan di bangku Sekolah Dasar karena kami akan berpisah dan tidak tahu akan
melanjutkan pendidikan selanjutnya, apakah melanjutkan ke kota atau di desa, atau bahkan
ada yang tidak melanjutkan pendidikan lagi karena beberapa faktor. Tidak terasa kami pun
sudah saat nya melakukan ujian nasional (UN) di sekolah. Setelah selesai UN di sekolah SD
ku selalu mengadakan acara perpisahan yang dinamakan “Makan Bersama” antara siswa-siswi
dan para guru. Dan akhirnya akupun tamat bersama teman-temanku dengan nilai yang cukup
memuaskan. Teman- temanku pun ada yang melanjutkan pendidikan di kota, tetap di desa da
nada yang tidak melanjutkan pendidikan lagi karena beberapa faktor tertentu. Setelah tamat
sekolah dasar aku dan teman-temanku tidak pernah lagi berkumpul bersama. Tapi aku yakin
teman-temanku pasti akan menjadi orang-orang yang sukses dan suatu saat nnti pasti kami
akan berkumpul lagi dengan kesuksesan nya masing-masing. Walaupun teman-temanku ada
yang putus sekolah tapi aku yakin pasti mereka akan menemukan jalan kesuksesannya sendiri.
Itulah masa-masa di bangku sekolah dasarku yang penuh dengan cerita dan memiliki banyak
kenangan. Setelah tamat Sekolah Dasar (SD) aku melanjutkan sekolah menengah pertama
(SMP) di sebuah madrasah yang ada di kota Rantau Prapat. Tentu, aku harus pergi dari desa
dan berpisah dengan orangtuaku. Aku dan orangtuaku memilih melanjutkan sekolah di kota
karena kami tahu bahwa sekolah yang ada di desa memiliki banyak kekurangan mulai dari
fasilitas dan pengajar. Aku tinggal di Rantau Prapat bersama Tulangku (paman) yang
kebetulan tinggal di Rantau Prapat. Semenjak aku sekolah di kota aku mulai jarang bertemu
dengan keluarga dan orang tuaku karena jarak antara kota Rantau Prapat dan desaku tidak
dekat atau cukup jauh. Orang tuaku hanya datang jika ingin memberikan uang sekolah dan
uang jajan (saku). Hari-hari pertama sekolahku terasa biasa saja, namun lama-kelamaan aku
mulai resah dan tidak enak karena belum terbiasa jauh dari orangtua. Aku selalu diselimuti
rasa rindu, terkadang aku menangis pada saat menelepon orang tuaku. Tulangku selalu
menasihati dan memberikan arahan bahwa ini adalah tindakan yang benar jika ingin menjadi
orang sukses. Akupun mulai beradaptasi dan berpikir bahwa ini merupakan jalan terbaikku,
karena jika aku tetap di desa aku tidak akan mendapatkan apapun. Aku mulai fokus dengan
sekolahku dan membuang jauh-jauh pikiran yang dapat menggangguku. Selepas sekolah aku
melanjutkan kegiatan dengan les bahasa inggris untuk memanfaatkan waktu yang kosong.
Satu semester tidak terasa saatnya pembagian hasil belajar (Raport), aku sangat takut karena
jika nilaiku rendah maka akan mengecewakan orang tuaku yang ada di desa. Tapi
Alhamdulillah aku mendapatkan nilai yang bagus dan memuaskan, akupun langsung
menelepon orangtuaku, Mendengar hal itu orangtuaku pun bangga dan bahagia. Setelah
pembagian raport maka saat yang aku nanti-nanti pun datang, yaitu libur semester. Akupun
bergegas dan menyiapkan barang-barang untuk pulang ke desa dan menemui orangtuaku, aku
sudah tidak bersabar untuk bermain bola, badminton, berendam di sungai. Namun, teman-
temanku mulai berubah dan keakraban kami tidak seperti dulu lagi, semuanya sibuk dengan
urusannya masing-masing, Mungkin karena sudah jarang bertemu dan tidak satu sekolah lagi
adalah penyeabnya. Aku lebih banyak menghabiskan waktu di rumah bersama keluarga
selama libur semester. Tidak terasa akupun harus kembali ke kota karena masa libur telah usai,
berat hati untuk berpisah dengan orang tua tapi harus tetap dijalani agar menjadi orang yang
sukses dan dapat membahagiakan orangtua. Hari sekolahpun tiba, aku mulai menemukan
teman-teman dekat. Saat SMP aku memiliki 5 teman dekat atau sahabat. Kami selalu bersama-
sama dan selalu berkumpul disalah satu kamar sahabatku, sakin seringnya kami mengatatakan
bahwa kamar sahabatku itu adalah “basecamp” kami. Setiap malam minggu kami selalu tidur
di basecamp, kegiatan-kegiatan yang kami lakukan cukup banyak mulai dari menonton bola,
bermain kartu, dan banyak lagi. Ketika tidur di basecamp, kami selalu begadang dan
terkadang kami keluar di larut malam untuk membeli makanan dan mencari-cari angin malam.
Ketika kami kembali barulah kami tidur. Dihari minggu biasanya kami selalu bepergian ke
tempat-tempat wisata yang ada di Rantau Prapat, hingga aku pernah membawa sahabat-
sahabatku ke desa untuk mampir di rumahku. Ibuku sempat kaget, kemudian ibuku memasak
masakan yang enak untuk kami makan. Setelah lama berbincang-bincang di rumahku tak
terasa hari sudah menjelang sore, kamipun harus kembali ke kota karena besok adalah hari
sekolah. Tidak terasa, kamipun sudah kelas 3 dan sebentar lagi akan tamat, masa-masa SMP
ku diwarnai oleh sahabat-sahabatku, kami selalu membuat janji jika nanti sudah sukses tidak
boleh melupakan persahabatan dan basecamp ini. Namun, ada salah seorang sahabatku yang
mulai menjauh bahkan sebelum tamat SMP, tapi kami yakin dia tidak akan melupakan
persahabatan ini. Saat menghadapi ujian nasional pun tiba kami sangat sedih karena akan
berpisah ke sekolah-sekolah yang dituju. Akhirnya kami pun tamat, aku dan dua orang
sahabatku bersekolah di SMA yang sama di Rantau Prapat dan dua orang sahabatku lagi
bersekolah di sekolah yang berbeda. Persahabatan kami mulai renggang dan jarang
berkomunikasi, basecamp pun hanya di isi oleh kami bertiga. Rasanya persahabatan kami
telah retak dan terlupakan, satu tahun bersekolah di SMA Rantau Prapat aku terpikir untuk
pergi dari Rantau Prapat dan melanjutkan ke sekolah dan kota yang lebih besar. Mengetahui
hal ini sahabat-sahabatku yang tersisa pun sedih dan kecewa, mereka memintaku untuk tidak
pergi dari Rantau Prapat dan melanjutkan pendidikan di kota yang lebih besar. Aku berpikir
jika aku tetap di Rantau Prapat maka aku tidak akan berkembang dan banyak menghabiskan
waktu bermain-main sementara aku memiliki impian dan tujuan yang besar. Hal pertama yang
aku lakukan adalah membicarakannya dengan orang tuaku, awalnya mereka ragu dan belum
dapat memutuskannya. Aku meminta kakakku yang ada di Medan untuk berbicara dengan
orang tuaku. Akhirnya mereka pun megijinkanku untuk melanjutkan pendidikanku di Medan.
Kakakku menyarankan sebuah sebuah sekolah di Medan kemudian aku dan orang tuaku
melihat sekolahnya ke Medan dan orang tuaku pun meneyetujuinya. Waktu pembagian
raportpun tiba, kemudian aku dan orang tuaku pergi ke Medan dan mendaftar untuk jadi murid
pindahan. Setelah semuanya selesai kami pun kembali ke Rantau Prapat karena ajaran baru
dimulai setelah lebaran atau hari raya Idul Fitri. Aku sudah tidak sabar untuk merasakan
sekolah di kota yang besar dan memiliki pengajaran atau sistem pendidikan yang baik. Hari
raya Idul Fitri pun telah usai dan saatnya untuk bersekolah di sekolah dan suasana yang baru.
Aku diantar oleh orangtuaku ke Medan sekalian membawa barang-barang yang aku bawa dari
rumah. Seluruh keluarga di desa berpesan agar saat di sekolah belajar yang benar dan jangan
sampai terjerumus ke hal-hal yang tidak baik. Saat di Medan aku melanjutkan pendidikan di
bangku jelas 2 SMA, aku tinggal di sebuah kos bertingkat seperti rumah susun bersama
kakakku. Hari pertama sekolah di Medan aku sudah di sambut dengan baik oleh teman-teman
baruku. Mereka mengajakku berkenalan da bermain bersama, aku sempat khawatir karena
anak-anak di Medan susah untuk diajak berteman, ternyata tidak justru merekalah yang lebih
ramah. Hari-hariku terasa berbeda karena semua yang aku lakukan sekarang harus dikerjakan
sendiri tidak dibantu orangtua. Tapi aku memiliki kebiasaan susah bangun pagi, sementara aku
harus berangakat sekolah pagi-pagi karena jarak antara kos dan sekolahku tidak dekat. Ibuku
selalu membangunkanku dengan cara menelepon. Dan akhirnya ketika ibuku yang menelepon
maka aku langsung bangkit dari tempat tidur dan bersiap-siap. Banyak sekali perbedaan yang
aku alami di Medan, contohnya saat di Rantau Prapat kemana-mana aku selalu ditemani oleh
sahabat-sahabatku tapi sekarang mereka sudah jauh dan kami tidak bersama lagi. Hal yang
paling aku sedihkan lagi adalah ketika aku melihat teman-temanku yang ada di Medan
bersama orangtua mereka aku selalu teringat dan rindu kepada orangtuaku dan ingin rasanya
sepeti mereka. Aku rindu ibuku, yang selalu menyiapkan segalanya ketika aku ingin berangkat
sekolah. Aku rindu ayahku, yang mengantarkan aku ke sekolah mengendarai motor. Tapi aku
yakin ini adalah jalan dan pilihanku untuk meraih impian dan tujuanku yang besar. Tidak
terasa sudah setahun aku sekolah di Medan dan sekarang adalah tahun terakhirku sekolah.
Aku ingin masuk di Akademi Kepolisian Republik Indonesia setelah tamat sekolah agar dapat
membanggakan kedua orangtuaku. Aku tidak ingin mengecewakan kercayaan dan harapan
mereka padaku. Aku akan fokus dan optimis untuk mencapai tujuan dan impianku sejak kecil.
Aku ingin menjadi orang yang sukses dan membuktikan kepada orang yang sudah percaya
padaku bahwa aku bisa mencapainya. Sahabat-sahabatku yang dulu akan tetap menjadi
sahabatku, aku yakin mereka akan menjadi orang sukses. Walaupun aku terlahir dan
dilahirkan di sebuah desa aku akan membuktikan bahwa anak desa juga bisa sukses. Semua itu
ditentukan oleh usaha dan dibarengi dengan doa. Aku ingin menjadi orang yang sukses dan
menceritakan cerita-cerita ini kepada anak-anakku. Bahwa di balik kesuksesan itu ada
perjuangan yang besar dan penuh kesungguhan untuk mencapainya. Sekarang aku hanya
fokus pada masa depanku yang sedang menanti di depan mata, dan aku percaya dan yakin
bahwa aku dapat meraihnya dan membuat orangtuaku, keluargaku, sahabat-sahabatku dan
semua orang yang percaya padaku bangga. Dan aku juga yakin mereka akan menjadi orang-
orang yang sukses.