0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
156 tayangan24 halaman

Struktur Distribusi Lotte Confectionery

Struktur distribusi Lotte Confectionery mencakup pabrik di berbagai negara seperti Kazakhstan, Pakistan, Belgia, India, Rusia, Myanmar, dan Cina untuk melayani pasar internasional. Perusahaan ini didirikan di Korea Selatan pada tahun 1967 setelah pendiri Shin Kyuk-ho memindahkan pusat operasi dari Jepang ke Korea Selatan.

Diunggah oleh

Putu Ola
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Format Tersedia
Unduh sebagai DOCX, PDF, TXT atau baca online dari Scribd
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
156 tayangan24 halaman

Struktur Distribusi Lotte Confectionery

Struktur distribusi Lotte Confectionery mencakup pabrik di berbagai negara seperti Kazakhstan, Pakistan, Belgia, India, Rusia, Myanmar, dan Cina untuk melayani pasar internasional. Perusahaan ini didirikan di Korea Selatan pada tahun 1967 setelah pendiri Shin Kyuk-ho memindahkan pusat operasi dari Jepang ke Korea Selatan.

Diunggah oleh

Putu Ola
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Format Tersedia
Unduh sebagai DOCX, PDF, TXT atau baca online dari Scribd
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1/ 24

STRUKTUR DISTRIBUSI LOTTE CONFECTIONERY

Makalah ini disusun untuk Memenuhi Tugas Pemasaran Internasional,

Dosen Pengampu :

Dr. Ir. Henny Welsa SE. MM

Disusun Oleh :

Nama : Made Kasman

Nim : 2018008480

PROGRAM STUDI MANAJEMEN 6A12

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA

2021

0
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..............................................................................................................................1

BAB I.........................................................................................................................................2

PROFIL PERUSAHAAN..........................................................................................................2

A. PROFIL LOTTE CONFECTIONERY..........................................................................2

BAB II........................................................................................................................................6

KAJIAN TEORI........................................................................................................................6

A. MARKETING MIX.......................................................................................................6
B. UNSUR-UNSUR MARKETING MIX..........................................................................7
C. STRATEGI DISTRIBUSI………………....................................................................17

BAB III....................................................................................................................................18

PEMBAHASAN......................................................................................................................18

BAB IV....................................................................................................................................18

KESIMPULAN.......................................................................................................................20

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................21

1
BAB I

PROFIL PERUSAHAAN

A. LOTTE CONFECTIONERY
1. Sejarah

LOTTE didirikan pada tahun 1948 dan tahun ini merayakan 67 tahun berdirinya
perusahaan ini. Nama Perusahaan LOTTE berasal dari nama panggilan Lotte tokoh
Charlotte dalam novel "The Sorrows of Young Werther" yang ditulis oleh sastrawan
besar Jerman bernama Johann Wolfgang Von Goethe, dan nama ini digunakan untuk
mewakili visi perusahaan untuk dicintai oleh semua orang.

Saat ini LOTTE tumbuh menjadi produsen permen nomor satu dengan sebutan
"The Sweetheart of Your Mouth" melalui berbagai produk yang kami tawarkan
termasuk permen karet, coklat dan kue. Kami sangat berterima kasih atas dukungan
Anda hingga saat ini. Selain itu, pengelompokkan dan pengembangan bisnis
internasional menyebabkan pengembangan ke berbagai bidang di Jepang dan diawali
oleh Lotteria, terutama di Asia dan Amerika, dan berkembang luas menjadi berbagai
bidang, khususnya dalam industri bahan makanan di Korea Selatan. LOTTE kini
berkembang menjadi perusahaan global yang mempunyai lebih dari 50 anak
perusahaan di Jepang dan luar negeri.

Lotte Confectionery adalah perusahaan kembang gula Korea Selatan yang


berkantor pusat di Seoul, Korea Selatan. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1967.
Saat ini, merupakan produsen permen karet terbesar ketiga di dunia, dan pabriknya
berlokasi di Kazakhstan, Pakistan, Belgia, India, Rusia, Myanmar, dan Cina.
Meskipun kemudian dianggap sebagai salah satu perusahaan terbesar di Korea
Selatan, asal-usul Lotte sebenarnya ditelusuri kembali ke Jepang pasca-Perang Dunia
II. Selama perang, Shin Kyuk-ho, yang berasal dari Korea, pergi ke Tokyo untuk
belajar di perguruan tinggi teknik pada tahun 1941 pada usia 19 tahun. Setelah lulus,
Shin tetap di Jepang, mengadopsi nama Jepang Takeo Shigemitsu. Pada tahun 1946,
Shin memutuskan untuk terjun ke dunia bisnis sendiri, meluncurkan Lembaga
Penelitian Kimia Khusus Hikara. Perusahaan ini memproduksi sabun dan kosmetik
dari kelebihan stok bahan kimia yang tersisa dari perang.

2
Perusahaan itu, meskipun kecil, memberikan dasar untuk keberuntungan pertama
Shin, dan dalam setahun dia telah mengumpulkan cukup modal untuk meluncurkan
perusahaan baru, yang didedikasikan untuk produksi permen karet. Diperkenalkan
oleh tentara Amerika setelah perang, permen karet dengan cepat menjadi populer di
kalangan konsumen Jepang yang ingin merangkul semua hal yang berbau Amerika.
Pada tahun 1948, Shin mendirikan Lotte Co., dengan sepuluh karyawan. Pilihan Shin
atas nama perusahaan berasal dari kekagumannya pada Goethe's Sorrows of Young
Werther, terutama karakter Charlotte. Menggunakan chicle alami, Lotte meluncurkan
sejumlah merek permen karet, termasuk Orange Gum, Lotte Gum, Cowboy Gum,
Mable Gum, dan Baseball Gum yang sangat populer. Perusahaan mendukung
produknya dengan dukungan periklanan yang kuat, menjadi salah satu yang pertama
di Jepang yang mensponsori program televisi, serta tim bisbolnya sendiri dan acara
lainnya, seperti kontes kecantikan. Pada pertengahan 1950-an, perusahaan
mensponsori Tim Ekspedisi Riset Antartika negara itu, mengembangkan permen karet
untuk program pelatihan upaya tersebut. Perusahaan kemudian meluncurkan permen
karet yang dikenal dengan Cool Mint Gum untuk pasar konsumen, pada tahun 1956.

Permen karet tersebut menampilkan seekor penguin pada kemasannya, yang


menjadi salah satu logo konsumen paling terkemuka di negara itu hingga abad
berikutnya. Upaya sponsor Lotte lainnya adalah acara Lotte Music Album di televisi,
program berorientasi musik populer yang berlangsung hingga akhir 1970-an. Shin
memperluas minat produksinya untuk memasukkan permen, kue, dan kue makanan
ringan, dan pada awal 1960-an, perusahaan tersebut telah memantapkan dirinya
sebagai saingan dari dua grup kembang gula terbesar di Jepang, Meiji dan Morinaga.
Terobosan sejati perusahaan datang selama tahun 1960-an, dengan masuknya ke pasar
cokelat.

Pada tahun 1964, perusahaan meluncurkan cokelat susu pertamanya, yang disebut
Ghana, mengadaptasi cokelat gaya Swiss untuk selera orang Jepang. Perusahaan
mendukung peluncuran ini dengan kampanye iklan televisi besar-besaran, dengan
tegas memposisikan merek di benak konsumen. Peluncuran tersebut membuka jalan
bagi munculnya Lotte sebagai produsen cokelat nomor satu di Jepang pada akhir abad
ini. Meskipun Lotte telah berhasil menempatkan dirinya di Jepang - negara di mana
etnis selalu menjadi bagian penting dari identitas nasional - Shin tidak meninggalkan
akar Korea-nya. Lotte telah hadir di Korea sejak tahun 1958, membuka pabrik yang

3
memproduksi permen karet dan kembang gula lainnya, serta mi instan, untuk pasar
Korea. Namun, normalisasi hubungan diplomatik antara Jepang dan Korea pada tahun
1965 menghadirkan peluang baru bagi perusahaan.Lotte memutuskan untuk pindah ke
Korea dalam skala penuh, dan pada tahun 1967, perusahaan tersebut mendirikan
operasi khusus untuk Korea Selatan, yang disebut Lotte Confectionery Co.

Namun, tidak lama kemudian, Shin menemukan dirinya bermasalah dengan


pemerintah Korea, yang saat itu masih di bawah kediktatoran militer. Pemerintah
Korea Selatan saat itu sedang dalam proses membangun kekuatan militernya sebagai
bagian dari perang dinginnya dengan Korea Utara. Berusaha membangun kapasitas
pertahanan industrinya sendiri, pemerintah mendekati Shin dengan permintaan agar
dia berkontribusi dalam upaya ini, mendorongnya untuk memasuki produksi militer
juga.

Namun Shin, mungkin menyadari publisitas negatif yang akan dibawa ke produksi
senjata untuk penjualan kembang gula perusahaan, menolak. Penolakan tersebut
membawa serangkaian kesulitan bagi Lotte Confectionery, yang akhirnya
diselesaikan dengan intervensi langsung dari presiden Park Chung-Hee. Daripada
setuju untuk berinvestasi dalam upaya pertahanan negara, Shin setuju untuk
mentransfer pusat operasi Lotte ke Korea Selatan. Lotte Confectionery sekarang
menjadi inti dari kerajaan Shin yang berkembang; meskipun demikian, Lotte Co. yang
asli dan pasar Jepang tetap menjadi perusahaan penganan terbesar hingga tahun 1990-
an.

Pada 1990-an dan 2000-an, Lotte beralih ke pasar internasional untuk


pertumbuhan lebih lanjut. Perusahaan telah melakukan perluasan internasional
pertamanya, selain di Korea, pada akhir 1970-an. Pada tahun 1978, Lotte mendirikan
anak perusahaan di Amerika Serikat, membuka fasilitas produksi di Battle Creek,
Michigan. Kehadiran grup di AS kemudian diperluas hingga mencakup kantor
penjualan di Chicago, mendukung penjualan permen karet dan kue grup.

Pada 1990-an, Lotte beralih ke pasar yang lebih dekat dengan rumah. Perusahaan
mendirikan anak perusahaan di Thailand pada tahun 1989, di mana ia mulai

4
memproduksi dan mendistribusikan permen dan kembang gula. Pada 1993, Lotte
masuk ke Indonesia dengan meluncurkan anak perusahaan di Jakarta. Hal ini diikuti
dengan pembentukan usaha patungan untuk pasar Cina daratan, yang mendirikan
fasilitas produksi di Beijing pada tahun 1994. Perusahaan memperoleh kendali penuh
atas operasi Cina pada tahun 2005. Filipina menjadi bagian dari kerajaan Lotte pada
tahun 1995, dengan peluncuran anak perusahaan penjualan dan distribusi di Manila.
Satu tahun kemudian, perusahaan juga menambah operasi produksi dan penjualan di
Ho Chi Minh, Vietnam.

Pengembangan produk yang berkelanjutan juga membawa kesuksesan baru bagi


perusahaan. Pada tahun 1996, perusahaan tersebut meluncurkan Chocolate Zero, yang
diklaim sebagai cokelat tanpa gula pertama di dunia. Tahun berikutnya, Lotte menjadi
yang pertama di Jepang yang meluncurkan permen karet berbasis xylitol. Karena
xylitol, tidak seperti pemanis lainnya, tidak menghasilkan asam saat dikunyah,
perusahaan dapat mempromosikan permen karetnya sebagai produk pembasmi gigi
berlubang. Minat perusahaan dalam mengembangkan produk berbasis xylitol
berlanjut hingga tahun 2000-an, termasuk peluncuran Botol Keluarga Xylitol,
minuman yang mengandung xylitol sebagai pemanis. Pada tahun 2005, perusahaan
meluncurkan permen karet pemoles gigi Lotte Notime.

Lotte memperluas operasi makanan penutup beku pada tahun 2002, membentuk
usaha patungan dengan Produk Susu Merek Salju yang bermasalah, kemudian terlibat
dalam skandal pelabelan daging sapi. Usaha patungan, Lotte Snow Co., dimiliki 80
persen oleh Lotte, dan meluncurkan produksi produk es krim bermerek Snow. Pada
tahun 2005, perusahaan tersebut memperluas operasinya di China, membeli kendali
atas Jinhu Shipin yang berbasis di Qingdao. Langkah itu dipandang sebagai bagian
dari strategi grup untuk menjadi grup penganan utama dalam skala global. Lotte tetap
dikendalikan oleh Shin Kyuk-ho, diikuti oleh anak-anaknya dan anggota keluarga
lainnya. Dalam waktu kurang dari 60 tahun, Shin telah membangun Lotte dari
produsen permen karet kecil menjadi salah satu grup kembang gula top dunia. Pada
12 Oktober 2017, Lotte Confectionery mengumumkan bahwa perusahaan telah
dipisahkan untuk membentuk Lotte Corporation sebagai perusahaan induk.

5
6
2. Produk Lotte Confectionery
a. Biscuit

Garis kembang gula mencakup berbagai macam makanan ringan termasuk


permen karet, permen, biskuit, dan coklat. Permen karet Juicy Fresh, Spearmint,
dan Freshmint serta Ghana Chocolate telah menjadi favorit sejak lama selama
lebih dari empat dekade, sementara permen karet Xylitol menikmati popularitas
luar biasa sejak diluncurkan, berkat kemampuannya untuk mengurangi risiko
kerusakan gigi.

Lotte Confectionery juga memproduksi permen Crunky dan kue Chic-Choc


(kue chocolate chip), salah satu merek paling terkenal di Korea Selatan. Selain itu,
mereka menghasilkan makanan ringan panggang lainnya, termasuk kue Margaret.
Lotte juga terkenal dengan cookie mereka yang disebut Koala's March, yang
merupakan kue kecil berisi krim berbentuk seperti koala, dikemas dalam kotak
heksagonal yang unik, dan Pepero , produk yang terinspirasi oleh Pocky. Untuk
memperluas jangkauan produk kedua perusahaan di China , Lotte telah menjalin
usaha patungan dengan Hershey's. Selain itu, pada tahun 2008, Lotte juga
mengambil alih Guylian , sebuah perusahaan Belgia yang membuat cokelat.

b. Es krim

Lotte Confectionery telah mengambil sebagian besar pangsa pasar es krim


Korea dengan menawarkan berbagai bar, kerucut, cangkir, pensil, dan es krim
ember populer yang memenuhi semua selera. Dengan merek bahan-bahan alami
premium terbaru Natuur, mereka sekarang menawarkan rangkaian produk yang
lebih luas, mulai dari barang-barang biasa sehari-hari hingga rasa premium yang
lebih canggih.

c. Supplement Kesehatan

Lotte Confectionery meluncurkan merek suplemen kesehatan Health 1 untuk


memproduksi berbagai suplemen dengan vitamin, mineral, butiran, ekstrak
ginseng merah, dan ekstrak nabati dan hewan lainnya.

7
8
BAB II

KAJIAN TEORI

A. Marketing mix (baruan pemasaran)

Indriyo Gitosudarmo menuliskan definisi Marketing Mix menggunakan definisi


Kotler dan Armstrong yaitu, Marketing Mix is the set of marketing tools that the
firmuses to pursue its marketing objectives in the target market artinya bauran
pemasaran adalah sejumlah alat-alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk
meyakinkan obyek pemasaran atau target pasar yang dituju. Untuk menunjang
keperluan tersebut, pengusaha dapat melakukan kebijakankebijakan yang terdiri atas:
produk, price, place, dan promotion.

Philip Kotler mendefinisikan bauran pemasaran sebagai serangkaian variabel


pemasaran terkendali yang dipakai oleh perusahaan untuk menghasilkan tanggapan
yang dikendalikan perusahaan, dari pasar sasarannya, bauran pemasaran terdiri atas
segala hal yang bisa dilakukan perusahaan untuk mempengaruhi permintaan
produknya, yang dikenal dengan “empat P”, yaitu product, price, lokasi, dan
promosi”.

Keempat variabel strategi tersebut sangat mempengaruhi pemasaran, sehingga


semuanya penting sebagai satu kesatuan strategi acuan atau bauran. Untuk mencapai
tujuan perusahaan dalam bidang pemasaran, pedoman yang mampu diandalkan
pemimpin perusahaan itu penting. Oleh karena itu, strategi pemasaran (Marketing
Mix) yang menggunakan unsur variabel keempat tersebut sangat diperlukan dalam
kegiatan pemasaran.

Berdasarkan definisi-definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa, Marketing Mix


merupakan variabel yang digunakan pedoman perusahaan untuk menggerakkan
perusahaan mencapai tujuan memuaskan konsumen. Pada pemasaran jasa, pendekatan
strategis diarahkan pada kemampuan pemasar menemukan cara untuk “mewujudkan”
yang tidak berwujud, meningkatkan produktivitas penyedia yang tidak terpisahkan
dari produk itu, membuat standar kualitas sehubungan dengan adanya variabilitas, dan
mempengaruhi gerakan permintaan dan pemasok kapasitas, mengingat jasa tidak
tahan lama.

9
Secara umum strategi pemasaran jasa pendidikan diterapkan dalam konteks
lembaga pendidikan secara keseluruhan, tidak hanya membutuhkan pemasaran
eksternal, tapi juga pemasaran internal untuk memotivasi dosen/guru atau karyawan
administrasi dan pemasaran interaktif untuk menciptakan keahlian penyedia jasa.
Pemasaran dalam bidang pendidikan menghasilkan kepuasan peserta didik serta
kesejahteraan stakeholder lembaga pendidikan dalam jangka panjang sebagai kunci
memperoleh profit.

B. Unsur-unsur marketing mix


Adapun pemaparan empat unsur Strategy Marketing Mix adalah sebagai berikut.
a. Product (produk)
1) Pengertian product

Produk merupakan elemen penting dalam sebuah program pemasaran.


Strategi produk dapat menpengaruhi strategi pemasaran lainnya. Pembelian
sebuah produk bukan hanya sekedar untuk memiliki produk tersebut, tetapi
juga untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Produk adalah
segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk diperhatikan, diperoleh,
digunakan, atau dikonsumsi yang dapat memenuhi keinginan atau kebutuhan.

Menurut Hermawan Kertajaya, produk adalah segala sesuatu yang dapat


ditawarkan kepada pasar untuk mendapatkan perhatian, dimiliki, digunakan
atau dikonsumsi, yang meliputi barang secara fisik, jasa, kepribadian, lokasi,
organisasi dan gagasan atau buah fikiran. Sedangkan dalam buku Basu
Swatha, definisi produk adalah sebagai suatu sifat yang kompleks, baik dapat
diraba termasuk bungkusan, warna, harga, persentase perusahaan dan
pengecer, pelayanan perusahaan dan pengecer yang diterima oleh pembeli
untuk memuaskan kebutuhan dan keinginnannya.

2) Unsur-unsur product

Produk jasa terdiri atas produk inti dan serangkaian elemen tambahan.
Produk inti yang menjawab kebutuhan primer para pelanggan, dan
serangkaian elemen tambahan (supplementary service elements) yang secara
bersamaan memperkuat nilai tambah produk, untuk membantu para pelanggan
untuk menggunakan produk inti secara lebih efektif.

10
Menurut Lupiyoadi dan Hamdani total produk menunjukkan adanya
kesempatan untuk menyediakan nilai tambah bagi konsumen. Nilai
ditambahkan melalui penciptaan nama merek yang kuat. Menurut Lehmann
dan Winer yang tertulis dalam buku Lupiyoadi dan Hamdani bahwa, penilaian
konsumen atas merek dibagi menjadi tiga unsur dasar, yaitu:

(1) Pentingnya situasi pemakaian


(2) Keefektifan kategori produk dalam situasi itu
(3) Efektivitas relative dari mereka dalam situasi itu.
3) Tingkatan product

Untuk merencanakan penawaran atau produk, pemasar perlu memahami


tingkatan produk, yaitu sebagai berikut.

(1) Produk Utama/Inti (Core benefit), yaitu manfaat yang sebenarnya


dibutuhkan dan akan dikonsumsi oleh pelanggan dari setiap produk.
(2) Produk Generik (generic product), yaitu produk dasar yang mampu
memenuhi fungsi produk yang paling dasar (rancangan produk
minimal agar dapat berfungsi).
(3) Produk Harapan (expected product), yaitu produk formal yang
ditawarkan dengan berbagai atribut dan kondisinya secara layak
diharapkan dan disepakati untuk dibeli.
(4) Produk Pelengkap (augmented product), yaitu berbagai atribut produk
yang dilengkapi atau ditambahi berbagai manfaat dan layanan,
sehingga dapat memberikan tambahan kepuasan dan dapat dibedakan
dengan produk pesaing.
(5) Produk Potensial, yaitu segala macam tambahan dan perubahan yang
mungkin dikembangkan untuk suatu produk di masa yang akan datang.
Sebuah lembaga yang bergerak dalam pemasaran jasa sudah sewajarnya
melakukan pengembangan produk/jasa baru. Menurut Chistopher Lovelock
(1991) yang tertulis dalam buku Lupiyoadi mengajukan enam kategori inovasi
jasa, yaitu:
(1) Inovasi utama
(2) Bisnis Start-up
(3) Produk baru untuk pasar yang sedang dilayani

11
(4) Perluasan lini produk
(5) Perbaikan produk
(6) Perubahan gaya.

Agar produk dapat berhasil, maka haruslah dilakukan penelitian dan


pengembangan produk. Dalam buku Indriyo Gito Sudarma memaparkan lima
hal yang perlu dikembangkan, yaitu:

(a) Daya saing produk berdasarkan kualitas


(b) Produk harus dapat memenuhi kebutuhan riil konsumen
(c) Produk baru harus dapat berperan positif terhadap produk yang lain
(d) Produk harus berperan positif terhadap citra perusahaan (Coorporate
Image)
(e) Hak paten produk.

Daya saing produk tentu saja akan sangat ditentukan oleh harga jual
produksinya. Biaya produksi sangat berkaitan dengan teknologi atau fasilitas
yang digunakan dalam proses produksi. Produk harus mampu memenuhi
kebutuhan riil konsumen. Apabila produk tersebut benar-benar memenuhi
kebutuhan riil konsumen, maka produk tersebut menjadi produk yang berhasil.
Produk yang terdiversifkasi serta beraneka ragam, akan membentuk citra
positif terhadap perusahaan atau korporasi. Selain itu, hak paten juga perlu
dilakukan korporasi atau perusahaan untuk melindungi atau memberi kekuatan
pada produk

b. Price (Harga)
1) Pengertian Price (harga)

Philip Kotler berpendapat bahwa, harga merupakan satusatunya unsur


bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan, unsur lainnya
menimbulkan biaya. Harga merupakan salah satu unsur bauran pemasaran
paling fleksibel, harga mudah diubah dengan cepat, tidak seperti tampilan
produk dan perjanjian distribusi.

Di dalam ekonomi teori, pengertian harga, nilai (value), dan utility


merupakan konsep yang saling berhubungan. Yang dimaksud dengan utility
ialah atribut yang melekat pada suatu barang, yang memungkinkan barang

12
tersebut dapat memenuhi kebutuhan (needs), keinginan (wants), dan
memuaskan konsumen (satisfaction). Value adalah nilai suatu produk untuk
ditukarkan dengan produk lain. Nilai dapat dilihat dalam situasi barter, akan
tetapi sudah menggunakan uang sebagai ukuran yang disebut harga. Jadi,
harga (price) adalah nilai suatu barang yang dinyatakan dengan uang.

2) Prinsip-prinsip penetapan harga

Secara singkat, menurut Kotler (1996) yang ditulis dalam buku Buchari
Alma prinsip-prinsip penetapan harga adalah sebagai berikut. (

(1) Mempertimbangkan sejumlah faktor dalam menetapkan harga,


mencakup: pemilihan tujuan penetapan harga, menentukan tingkat
permintaan, perkiraan biaya, menganalisa harga yang ditetapkan dan
produk yang ditawarkan pesaing, pemilihan metode penetapan harga,
serta menentukan harga akhir.
(2) Tidak harus selalu berupaya mencari profit maksimum melalui
penetapan harga maksimum, tetapi dapat pula dicapai dengan cara
memaksimumkan penerimaan sekarang, memaksimumkan penguasaan
pasar atau kemungkinan lainnya.
(3) Para pemasar hendaknya memahami seberapa responsive permintaan
terhadap perubahan harga.
(4) Berbagai jenis biaya harus dipertimbangkan dalam menetapkan harga,
termasuk di dalamnya adalah biaya langsung dan tidak langsung, biaya
tetap dan biaya variabel, serta biaya-biaya yang lain.
(5) Harga-harga para pesaing akan mempengaruhi tingkat permintaan jasa
yang ditawarkan, sehingga harga pesaing harus turut dipertimbangkan
dalam proses penetapan harga.
(6) Berbagai cara atau variasi penetapan harga yang ada mencakup
markup, sasaran perolehan, nilai yang dapat diterima, faktor
psikologis, diskon harga, harga promosi, serta harga bauran produk.
3) Tujuan penetapan harga

Tujuan penetapan harga yang paling umum biasanya dikaitkan dengan


pendapatan dan keuntungan, serta membangun permintaan dan
mengembangkan basis pengguna. Penentuan harga harus dimulai dengan

13
pertimbangan atas tujuan penentuan harga itu sendiri. Adapun tujuan-tujuan
tersebut menurut Adrian Payne yang ditulis dalam buku Lupiyoadi dan
Hamdani antara lain:

(1) Bertahan
Bertahan merupakan usaha untuk tidak melakukan tindakan yang
meningkatkan laba ketika perusahaan sedang mengalami kondisi pasar
yang tidak menguntungkan. Usaha ini demi kelangsungan perusahaan.
(2) Memaksimalkan laba
Penentuan harga bertujuan untuk memaksimalkan laba dalam periode
tertentu.
(3) Memaksimalkan penjualan
Penentuan harga bertujuan untuk membangun pangsa pasar dengan
melakukan penjualan pada harga awal yang merugikan.
(4) Gengsi/Prestis
Tujuan penentuan harga di sini adalah untuk memosisikan jasa
perusahaan tersebut sebagai jasa yang eksklusif.
(5) Pengembalian atas eksklusif
Tujuan penentuan harga didasarkan atas pencapaian pengembalian atas
investasi yang diinginkan.

Zeithalm dan Bitner dalam buku Buchari Alma menjelaskan tiga dasar
penetapan harga yang biasanya digunakan dalam menentukan harga, yaitu :

(1) Penetapan harga berdasarkan biaya (cost-based pricing) artinya,


seluruh biaya yang dikeluarkan oleh mahasiswa untuk mendapatkan
jasa pendidikan.
(2) Penetapan harga berdasarkan persaingan (competition based pricing),
artinya harga-harga para pesaing akan mempengaruhi tingkat
permintaan jasa, sehingga hargs pesaing turut dipertimbangkan dalam
proses penetapan harga.
(3) Penetapan harga berdasarkan permintaan (demand based), artinya
semakin tinggi mutu suatu produk/jasa, biasanya harga jasa
pendidikan yang ditawarkanpun akan semakin tinggi.
4) Faktor-faktor yang menentui pengaruh harga

14
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi penentuan harga jasa adalah
sebagai berikut :

(1) Elastisitas permintaan


(2) Struktur biaya
(3) Persaingan
(4) Positioning dari jasa yang ditawarkan
(5) Sasaran yang ingin dicapai perusahaan
(6) Siklus hidup jasa
(7) Sumber daya yang digunakan
(8) Kondisi ekonomi.

Adapun pedoman dalam memilih metode penentuan harga yang tepat


diantaranya adalah :

(1) Besarnya anggaran iklan/promosi yang diinginkan


(2) Jenis produk
(3) Sasaran pangsa pasar
(4) Saluran pemasaran (Distribusi)
(5) Pandangan tentang laba
(6) Keragaman atau keunikan produk
(7) Ada atau tidaknya jasa tambahan
(8) Siklus hidup penggunaan produk
(9) Amortisasi investasi atau penghapusan atau pernyataan tidak berlaku
(10) Ancaman pesaing baru.
c. Place (lokasi)
1) Pengertian Place

Rambat Lupiyoadi dan A. Hamdani berpendapat bahwa, lokasi dalam jasa


merupakan gabungan antara lokasi dan keputusan atas saluran distribusi.
Dalam hal ini berhubungan dengan bagaimana cara penyampaian jasa kepada
konsumen dan di mana lokasi yang strategis. Lokasi berarti berhubungan
dengan di mana perusahaan harus bermarkas dan melakukan operasi atau
kegiatannya. Dalam hal ini ada tiga jenis interaksi yang mempengaruhi lokasi,
yaitu konsumen mendatangi pemberi jasa, pemberi jasa mendatangi
konsumen, dan pemberi jasa dan konsumen tidak bertemu secara langsung.

15
Penyampaian jasa juga dapat dilakukan melalui organisasi maupun orang lain.
Dalam penyampaian jasa, ada tiga pihak yang terlibat yaitu, penyedia jasa,
perantara, dan konsumen.

Kotler menyatakan bahwa saluran distribusi terdiri atas seperangkat


lembaga yang melakukan segala kegiatan (fungsi) yang digunakan untuk
menyalurkan produk dan status pemiliknya dari produsen ke konsumen. Oleh
karena itu, manajemen harus dapat memilih saluran distribusi dengan
memperhatikan kemungkinan lingkungan penjualan sekarang dan kemudian
hari. Lokasi merupakan lokasi melayani konsumen, dapat pula diartikan
sebagai lokasi untuk memajangkan barang-barang dagangnya. Konsumen
dapat melihat langsung barang yang diproduksi atau dijual, baik jenis, jumlah,
maupun harganya.

2) Faktor-faktor pertimbangan pemilihan lokasi

Berikut beberapa faktor pertimbangan pemilihan lokasi :

(1) Akses, misalnya lokasi yang mudah dijangkau sarana transportasi


umum
(2) Visibilitas, misalnya lokasi yang dapat dilihat dengan jelas dari tepi
jalan
(3) Lalu lintas, ada dua hal yang perlu dipertimbangkan, yaitu: Banyaknya
orang yang lalu-lalang dapat memberikan peluang besar terjadinya
impulse buying dan kepadatan, kemacetan lalu lintas dapat pula
menjadi hambatan.
(4) Lokasi parkir yang luas dan aman
(5) Ekspansi, tersedia lokasi yang cukup untuk perluasan usaha di
kemudian hari
(6) Lingkungan, yaitu daerah sekitar yang mendukung jasa yang
ditawarkan
(7) Persaingan, yaitu lokasi pesaing
(8) Peraturan pemerintah.

3) Tipe interaksi yang berhubungan dengan pemilihan lokasi

16
Lokasi berhubungan dengan keputusan yang dibuat oleh perusahaan
mengenai di mana operasi dan stafnya akan dilokasikan. Yang paling penting
dari lokasi adalah tipe dan tingkat interaksi yang terlibat. Terdapat tiga macam
tipe interaksi antara penyedia jasa dan pelanggan, yang berhubungan dengan
pemilihan lokasi, yaitu:

(1) Pelanggan mendatangi penyedia jasa,


(2) Penyedia jasa mendatangi pelanggan, atau
(3) Penyedia jasa dan pelanggan melakukan interaksi melalui perantara.
d. Promotion (promosi)
1) Pengertian promosi

Promosi merupakan salah satu jenis komunikasi yang sering dipakai oleh
pemasar. Sebagai salah satu elemen bauran promosi, promosi penjualan
merupakan unsur penting dalam kegiatan promosi produk. Definisi promosi
penjualan menurut American Marketing Association (AMA), yang dikutip
dari buku Sutisna adalah “Sales promotion is media and non media marketing
pressure applied for a predetermined, limited period of time in order to
stimulate trial, increase consumer demand, or improve product quality.” Dari
definisi di atas menunjukkan bahwa, promosi merupakan upaya pemasaran
yang bersifat media dan non media untuk merangsang coba-coba dari
konsumen, meningkatkan permintaan dari konsumen atau untuk memperbaiki
kualitas produk.

Menurut Buchari Alma, promosi adalah suatu bentuk komunikasi


pemasaran. Yang merupakan aktivitas pemasaran adalah berusaha
menyebarkan informasi, mempengaruhi/membujuk, dan atau mengingatkan
pasar sasaran atas perusahaan dan produknya, agar bersedia menerima,
membeli, dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan bersangkutan.

2) Tujuan promosi

Tujuan utama promosi adalah memberi informasi, menarik perhatian, dan


selanjutnya memberi pengaruh meningkatnya penjualan. Tujuan promosi lain
menurut Alma adalah memperoleh perhatian, mendidik, mengingatkan, dan
meyakinkan calon konsumen.

17
Promosi bertujuan untuk memberikan informasi dan meyakinkan
konsumen akan manfaat produk tersebut. Promosi menurut Saladin dan
Oesman yang dikutip dalam buku Buchari Alma dan Hurriyati adalah suatu
komunikasi informasi penjual dan pembeli yang bertujuan untuk mengubah
sikap dan tingkah laku pembeli, yang tadinya tidak mengenal menjadi
mengenal, sehingga menjadi pembeli dan tetap mengingat produk tersebut.

3) Elemen-elemen promosi

Seperti yang dikatakan oleh Philip Kotler dan Gary Armstrong (1991:432)
dalam buku Alma, bahwa elemen promosi ada 4, yaitu:

(1) Advertising dirumuskan sebagai berita tentang barang dan jasa oleh
John D. Burke (1980:9). Sedangkan definisi advertising menurut Burke
adalah penyampaian pesan-pesan penjualan yang diarahkan kepada
masyarakat melalui caracara yang persuasive, dan bertujuan untuk
menjual barang, jasa, atau ide.
(2) Sales promotion menurut Kotler dan Armstrong adalah “sales
promotion consists of short term incentive to encourage purchase or
sales of a product or service”. Salles promotion mengajak konsumen
agar membeli sekarang yang ditawarkan.
(3) Public relation artinya good relation, agar masyarakat memiliki image
yang baik terhadap perusahaan. Melalui public relation dapat
membentuk pandangan baik dan mencegah berita-berita tidak baik dari
masyarakat.
(4) Personal selling adalah “oral presentation in a conversation with one
or more prospective customers for the purpose of makin sales”. Cara
penjualan personal selling adalah cara yang unik, tidak mudah diulang,
dapat menciptakan two ways communication antara ide yang berlainan
antara penjual dan pembeli. Cara ini adalah satu-satunya yang dapat
menggugah hati pembeli dengan segera, dan pada lokasi dan waktu itu
juga diharapkan konsumen dapat mengambil keputusan membeli.

Rambat Lupiyoadi dan A. Hamdani menuliskan dalam bukunya bahwa,


dalam promosi ada hal-hal yang perlu diperhatikan yaitu, pemilihan bauran
promosi terdiri atas :

18
(1) Iklan (advertising)
(2) Penjualan perorangan (personel selling)
(3) Promosi penjualan (sales promotion)
(4) Hubungan masyarakat (public relation)
(5) Informasi dari mulut ke mulut (word of mouth)
(6) Surat pemberitahuan langsung (direct mail).

C. Strategi Distribusi
Strategi distribusi (distribution strategy) adalah bagian dari strategi pemasaran
yang berkaitan dengan upaya produsen agar produk sampai ke perantara dan
pelanggan akhir. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa konsumen menemukan
produk mereka dalam jumlah yang tepat pada waktu dan tempat yang tepat. tiga jenis
pendekatan distribusi yang umum suatu perusahaan yaitu :
a. Distribusi intensif : perusahaan mendistribusikan produk ke sebanyak
mungkin tempat atau outlet melalui berbagai distributor.
b. Distribusi eksklusif : perusahaan memberi hak eksklusi kepada beberapa
dealer tertentu untuk mendistribusikan produk perusahaan di dalam wilayah
mereka.
c. Distribusi selektif : perusahaan memilih untuk mendistribusikan produknya
secara selektif melalui beberapa distributor.

19
BAB III

PEMBAHASAN

LOTTE Confectionery Co., Ltd. (berkantor pusat di Seoul, Korea Selatan) adalah
produsen confectionery umum. Pada bulan Januari 2010, LOTTE Confectionery mulai
mengoperasikan “Pusat Distribusi Gwangmyeong” di Kota Gwangmyeong, yang terletak di
sebelah barat daya Seoul. Sebagai bagian dari rencana distribusi yang terintegrasi, perusahaan
ini menggabungkan distribusi barang-barang kering dan beku dari beberapa pusat berskala
kecil dan menengah menjadi satu distribusi. Untuk memenuhi permintaan pengecer dengan
meningkatnya volume produk, perusahaan ini membangun sistem distribusi otomatis yang
sangat tinggi. Perubahan ini mengurangi beban kerja dan biaya tenaga kerja secara drastis.
Seluruh grup LOTTE bekerja sama dalam mewujudkan pusat ini menjadi kenyataan. Pusat
ini dibangun oleh LOTTE Engineering & Construction Co., Ltd., dan dijalankan oleh LOTTE
Logistics Corp.

Pusat Distribusi Gwangmyeong menyimpan produk dari empat pabrik LOTTE


Confectionery di Korea, serta untuk produsen kontrak. Pusat ini mengirimkan produk ke 26
pusat distribusi termasuk GMS (General Merchandise Store (Toko Dagangan Umum)),
LOTTE Mart, supermarket, dan toserba. Pusat ini juga mengirimkan produk ke 24 kantor
penjualan untuk rute penjualan di Seoul. Sistem Penyimpanan dan Pengambilan Otomatis
(AS/RS) beban unit, Sorting Transfer Vehicle (STV), AS/RS beban mini, dan Surfing Sorter
(SFN) untuk menangani barang kering. Untuk barang beku, dipasang AS/RS beban unit dan
Mobile Rack. Fasilitas ini menangani 727 item (620 item kering, 107 item beku) dan mengisi
130 hingga 150 pesanan setiap hari.

Di pusat distribusi sebelumnya, operasi penyimpanan dilakukan dengan peralatan


penanganan lantai, dan operasi penyortiran/pengambilan yang dilakukan secara manual.
Situasi ini menyebabkan meningkatnya kesalahan pengiriman dan sering terjadi
keterlambatan dalam pengiriman. Selain itu, volume produk meningkat sebagai pengecer dan
toserba yang memperluas bisnis mereka karena perubahan pola pembelian konsumen.

Barang kering yang diterima disimpan di AS/RS beban unit. Kemudian, barang ini
diambil oleh pengiriman yang menggunakan palet atau pengiriman yang menggunakan peti,
tergantung pada volume atau unit pengiriman. Pengiriman yang menggunakan palet memiliki

20
dua jalur. Di satu jalur, produk diambil dari AS/RS beban unit dan diangkut ke konveyor oleh
STV untuk pengiriman. Di jalur lain, produk dikirim melalui pengubah palet dan mesin
pembungkus.

Dalam pengiriman yang menggunakan peti, beberapa barang diambil secara otomatis
oleh peti dengan depalletizer, sedangkan lainnya diambil menggunakan tangan setelah
diambil dari AS/RS beban unit. Di kedua jalur ini, produk yang diambil oleh peti dari palet
disimpan sementara di AS/RS beban mini. Kemudian, barang ini diambil dari AS/RS beban
mini sesuai dengan pesanan pengiriman, disortir melalui SFN dan dikirim ke destinasi
terakhir. Barang beku termasuk es krim disimpan di AS/RS beban unit dan Mobile Rack di
lantai lima. Produk harus sering dikirim dan disimpan dalam Mobile Rack. Suhu di dalam
area operasi adalah -5 °C (23 °F). Di dalam AS/RS beban unit dan suhu dari Mobile Rack
adalah -35 °C (-31 °F) guna mempertahankan kualitas produk.

Pusat baru yang terintegrasi dan tersistem memiliki kemampuan proses yang sama
tingginya dengan beberapa pusat lain. Pusat baru ini mencakup 60% dari volume produk di
area metropolitan Seoul. Pengiriman ke pusat distribusi lain dijadwalkan pada waktu yang
telah ditentukan sekali dalam sehari. Pusat ini ditujukan hanya untuk pengecer, dimana ini
adalah yang pertama bagi perusahaan. Otomatisasi pusat baru ini diharapkan dapat
menghasilkan pengurangan biaya secara signifikan dengan biaya tenaga kerja yang lebih
rendah, proses batch produk dan pengiriman koleksi secara efisien. Pusat baru ini juga
mengoptimalkan inventaris dengan mengelola informasi yang akurat melalui kontrol
komputer.

21
BAB IV

KESIMPULAN

Perdagangan internasional sendiri memiliki peran yang cukup penting dalam kegiatan
bernegara di zaman sekarang. Dengan adanya perdagangan internasional, aktivitas jual beli
tidak hanya terlepas di domestik saja. Hal tersebut pun akan lebih menguntungkan pihak-
pihak yang terlibat dalam perdagangan seperti negara, perusahaan, atau perorangan karena
pasar yang perekonomian yang dilakukan lebih luas. Manfaat perdagangan internasional
lainnya yang bisa diambil adalah hubungan antar negara yang melakukan perdagangan baik
itu bilateral maupun multilateral akan lebih erat.

Strategi distribusi (distribution strategy) adalah bagian dari strategi pemasaran yang
berkaitan dengan upaya produsen agar produk sampai ke perantara dan pelanggan akhir.
Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa konsumen menemukan produk mereka dalam
jumlah yang tepat pada waktu dan tempat yang tepat.

Pusat Distribusi Gwangmyeong menyimpan produk dari empat pabrik LOTTE


Confectionery di Korea, serta untuk produsen kontrak. Pusat ini mengirimkan produk ke 26
pusat distribusi termasuk GMS (General Merchandise Store (Toko Dagangan Umum)),
LOTTE Mart, supermarket, dan toserba. Pusat ini juga mengirimkan produk ke 24 kantor
penjualan untuk rute penjualan di Seoul. Sistem Penyimpanan dan Pengambilan Otomatis
(AS/RS) beban unit, Sorting Transfer Vehicle (STV), AS/RS beban mini, dan Surfing Sorter
(SFN) untuk menangani barang kering. Untuk barang beku, dipasang AS/RS beban unit dan
Mobile Rack. Fasilitas ini menangani 727 item (620 item kering, 107 item beku) dan mengisi
130 hingga 150 pesanan setiap hari.

Di pusat distribusi sebelumnya, operasi penyimpanan dilakukan dengan peralatan


penanganan lantai, dan operasi penyortiran/pengambilan yang dilakukan secara manual.
Situasi ini menyebabkan meningkatnya kesalahan pengiriman dan sering terjadi
keterlambatan dalam pengiriman. Selain itu, volume produk meningkat sebagai pengecer dan
toserba yang memperluas bisnis mereka karena perubahan pola pembelian konsumen.

22
DAFTAR PUSTAKA

https://translate.google.com/translate?
u=https://en.wikipedia.org/wiki/Lotte_Confectionery&hl=id&sl=en&tl=id&client=srp&prev
=search

https://www.daifuku.com/id/solution/casestudy/lotte/

https://repository.unsri.ac.id/14550/1/jembatan__-_tahun_2013_suhartini_karim.pdf

23

Anda mungkin juga menyukai