BAB II Kajian Teoritik
BAB II Kajian Teoritik
KAJIAN TEORITIK
Demokrasi dianggap sudah mulai muncul sejak zaman Yunani Kuno dari capaian
praktisnya disebut dengan Negara Kota (Polis). Polis adalah bentuk demokrasi
pertama yang lahir di Negara Kuno tersebut. Pericles dalam bukunya yang
bahwa sistem politik yang demokratis sejauh para pembuat keputusan kolektif
yang paling kuat dalam sistem itu yang dipilih melalui pemilihan umum yang adil,
jujur, dan berkala.2 Dalam Demokrasi, menurut Herodotus terdapat tiga prinsip
utama manusia, dan bahwa manyarakat harus diatur untuk mempersempit sering
1
Abu Bakar Ebyhara, Pengantar Ilmu Politik, (Jogjakarta, Ruzz Media2010), h. 261
2
Affan Sulaeman, “Demokrasi, Partai Politik dan Pemilihan Kepala Daerah” ,Jurnal Ilmu
Pemerintahan, Vol.1, No.1 (April, 2015), h, 14.
3
Zainor Ridho, Pengantar Ilmu Politik, (Serang, LP2M 2015), h.48.
1
terjadinya kekerasan terhadap manusia, sehingga menurut Hobbes kekuasaan
paling efektif.
Sistem Demokrasi lahir dan menjadi wacana dunia ketika sistem yang lama
yaitu sistem feodalisme yang berkembang pada abad pertengahan tidak mampu
yang cenderung disalah gunakan oleh penguasa sebetulnya tidak terjadi pada
dikendalikan oleh sistem yang menindas budak dan rakyat jelata, perjuangan
dengan gigih. Penyebab utama dan universal dari perasaan revolusioner tersebut
yakni keinginan akan kesetaraan. Ketika manusia berfikir bahwa mereka setara
dengan yang lain yang memiliki lebih dari mereka, atau keinginan akan
ketidaksetaraan dan superioritas, yakni ketika mereka yakin lebih superior mereka
berfikir bahwa mereka tidak memiliki lebih, tetapi sama atau kurang dari
inferioritas mereka, sebuah pretense yang mungkin tidak adil. Para inferior
berjuang agar mereka memiliki hak yang sama dan setara dalam kesempatan
untuk menjadi superior. Ini adalah pola pikir yang menciptakan revolusi.4
Yunani Kuno abad ke-6 sampai ke-3 S.M. sistem Demokrasi telah dipakai dengan
prakteknya yang masih sangat primitif, yaitu demokrasi langsung yang berarti
politik dijalankan secara langsung oleh seluruh warga Negara yang bertindak
4
Aristotheles, Politik (La Politica), (Cianjur, Visi Media, 2007), h. 231
2
berdasarkan prosedur mayoritas. Baru setelah modernisasi berlangsung sistem
Negara, dimulai dari Portugal dan Yunani pada tahun 1974 sampai Spanyol,
Amerika Latin, Uni Soviet dan Eropa Timur terus menjalar ke belahan Asia.
berbagai faktor antara lain: karena Sosial, Ekonomi, Kultur, Budaya dan
Internasional. Secara spesifik, faktor Internasional ini disebut sebagai “efek bola
Dalam masa transisi tersebut, Huntington menyebutkan ada tiga proses yang
mendorong perubahan tersebut antara lain yaitu (1) interaksi antara pemerintah
dan pihak oposisi, (2) interaksi antara kelompok pembaharu dan konservatif, (3)
Ada berbagai macam istilah demokrasi yang kita kenal sekarang ini. Ada
Demokrasi Nasional, dan lain sebagainya. 6 Dari sekian banyak aliran pikiran yang
dinamakan demokrasi ada dua aliran kelompok yang paling penting, yaitu aliran
5
Affan Sulaeman, “Demokrasi, Partai Politik dan Pemilihan Kepala Daerah” ,...h, 14.
6
Miriam Budiardjo, Dasar-dasar Ilmu Politik, (Jakarta, Gramedia Pustaka Utama, 2015),
h. 105
3
demokrasi konstitusional dan aliran demokrasi yang disandarkan pada
Komunisme.
a. Demokrasi Konstitusional
Ciri khas dari demokrasi konstitusional ini adalah gagasan bahwa pemerintah
pembatasan atas kekuasaan pemerintah tercantum dalam konstitusi; maka dari itu
lain yang lahir dalam akhir abad pertengahan kerena sistem pemerintahan yang
sebelumnya berlangsung adalah sistem monarky absolut yang muncul sejak 1500-
1700 yang menganggap bahwa kekuasaan raja adalah mutlak dan tidak bisa
gagasan absolut ini dan mendapat banyak simpati dari kelas menengah (borjuasi
7
Miriam Budiardjo, Dasar-dasar Ilmu Politik...h. 107.
4
kecil) yang mulai berpengaruh berkat majunya kedudukan ekonomi serta
teori rasionalistis yang umumnya dikenal sebagai social contract (Kontrak sosial).
Salah satu asas dari gagasan kontrak sosial adalah bahwa dunia dikuasai oleh
hukum yang timbul dari alam (Nature) yang mengandung prinsip-prinsip keadilan
yang universal; artinya berlaku untuk semua waktu serta semua manusia, apakah
ia raja, bangsawan atau rakyat jelata. Hukum ini dinamakan hukum alam (Natural
Law, Ius Naturale). Unsur universalisme inilah yang diterapkan pada masalah-
masalah politik. Teori kontrak sosial beranggapan bahwa hubungan antara raja
kedua belah pihak. Kontrak sosial menentukan disatu pihak bahwa raja diberi
suasana dimana rakyat dapat menikmati hak-hak alamnya (Natural Rights) dengan
aman. Dipihak lain rakyat akan menaati pemerintahan raja asal hak-hak alam itu
terjamin.8
Ilmuan yang mencetuskan gagasan kontrak sosial tersebut adalah John Locke
Locke hak-hak politik mencakup hak atas hidup, hak atas kebebasan, dan hak
untuk mempunyai milik. Gagasan itu kemudian mencoba diontruksi dalam sebuah
8
Miriam Mudiardjo, Dasar-dasar Ilmu Politik,... h. 111
5
Dari kerangka teoritik yang dicetuskan oleh kedua tokoh tersebutlah kemudian
meletus Revolusi Prancis pada akhir abad ke-18 serta Revolusi Amerika Serikat
mendapatkan perwujudan yang konkret sebagai program dan sistem politik yang
pasca meletusnya Revolusi Prancis dan Amerika Serikat tidak kemudian diadopsi
secara penuh oleh negara-negara lain. Motifnya tentu saja karena demokrasi yang
lahir dari revolusi tersebut adalah demokrasi liberal yang menghendaki kebebasan
individualisme. Seperti yang telah diulas dalam bab sebelumnya, Revolusi Prancis
mendapatkan dukungan penuh dari kelas menengah (Borjuasi Nasional yang kelak
menjadi Kapitalisme) karena mereka merasa dirugikan tidak saja dalam politik,
tetapi juga dalam kebijakan ekonomi yang mengganggu proses produksi mereka.
yang paling primer yang harus dipenuhi bagi kelangsungan hidup umat manusia.
oleh Engels “Manusia harus lebih dulu makan, minum, mempunyai perumahan
6
dan pakaian sebelum dapat mengusahakan politik, ilmu, kesenian, agama dan lain-
lain. Tanpa kegiatan berproduksi itu, setiap masyarakat akan binasa, betapa
Namun dalam memperoleh kedaulatan demokrasi secara utuh itu tidak serta-
merta diperoleh begitu saja. Umat manusia diharuskan melakukan ˗˗˗ apa yang
kelas penindas dengan kelas yang tertindas. Dalam analisanya yang terkenal, yaitu
masyarakat.
1. Materialisme Dialektis
bentuk yang umumnya kita sebut Filsafat Klasik Jerman. Sebagai puncak
khusus mengenai ini atau itu”.10 Sementara Materialisme yang digunakan dan
7
ketika pertengahan abad ke-19, tatkala kapitalisme sudah berkembang pesat,
dengan gigih dan nekat. Dalam keadaan itu munculah materialisme Feuerbach
yang tidak hanya mewakili kepentingan kelas borjuis, tetapi juga borjuis kecil
yang ada selalu bertentangan satu degan yang lainnya dan itu terjadi secara
objektif. Untuk memahami lebih jelas tentang teori ini, ada pokok-pokok yang
atau ide adalah sekunder yang dilahirkan dan ditentukan oleh materi.
Dengan demikian, semua gejala yang ada di dunia ini mempunyai satu
dasar yang sama, yaitu materi. Lantas apa sebetulnya materi itu?
alam.
8
ilmu alam, materi adalah mengenai susunan (struktur) dan organisasi
materialisme.
tidak ada hubungan tertentu, terpisah satu sama lain, dan berdiri
9
berhubungan satu sama lain, saling mempengaruhi dan menentukan
antara lain:
dengan menggunakan pokok-pokok dari materialisme dialektis nya itu. Dari hasil
12
D.N Aidit, Tentang Marxisme,…h.47.
10
analisanya terhadap sejarah perkembangan masyarakat, bahwa ekonomi
merupakan basis bawah yang harus didahulukan sebelum mengerjakan basis atas
Ketika meletus revolusi di Uni Soviet tahun 1917 yang diinisiasi oleh
memusnahkan golongan golongan penindas seperti tuan tanah, borjuasi dan lain-
lain.13 Hal demikian dilakukan demi tegaknya Demokrasi seperti yang Lenin
rakyat”.14
Sesudah perang dunia II berakhir muncul beberapa Negara di Asia dan Afrika
Negara-negara barat. Ada yang tertarik dengan Demokrasi ala Komunisme seperti
China, Korea Utara, dan lain-lain, namun tak sedikit pula tertarik dengan
demokrasi konstitusional sebagai sebuah sistem Negara yang berlaku dari tahun
13
Miriam Budiardjo, Dasar-dasar Ilmu Politik,…h.146
14
“Mengenal Ajaran Sosio-Demokrasi Bung Karno”, http://www.berdikarionline.com,
diakses pada 20 januari 2020, pukul 10.47 WIB
11
problem yang tidak berkesudahan. Alasan mendasarnya adalah karena sistem ini
setiap kabinet berdasarkan koalisi yang berkisar pada satu atau dua partai besar
dengan beberapa partai kecil. Faktanya koalisi kurang mantap dan partai-partai
kabinet sering kali jatuh karena keretakan dalam koalisi sendiri. Dengan
demikian, timbul kesan bahwa partai-partai dalam koalisi kurang dewasa dalam
Akibat sering timbulnya gejolak dalam koalisi, kabinet dalam masa pra
pemilihan umum yang diadakan pada tahun 1955 tidak dapat bertahan lebih lama
ekonomi dan politik oleh karena pemerintahan tidak punya kesempatan banyak
12
Memang dalam masa-masa awal kemerdekaan Indonesia sampai tahun
1965 pencarian format politik dilakukan tidak kenal lelah agar betul-betul sesuai
1950-an bukan hanya tentang komposisi Negara, tetapi lebih penting lagi tentang
Namun demikian celah budaya, sosial, politik, ideologi yang sangat dalam
bersama dengan kesombongan dan rasa berpuas diri akan kepemimpinan Negara
penyebab utama ketidakstabilan politik selama masa Soekarno. Dari situasi ini,
seperti yang dikutip dalam bukunya Hong Liu, M.C. Ricklefs mengatakan
mengejutkan jika percobaan demokrasi kolaps, oleh karena sedikit sekali pondasi
Salah satu indikasi dari proses mencarinya sebuah sistem politik yang
ideal itu adalah percobaan dan kegagalan demokrasi parlementer gaya barat yang
sejak awal ditolak oleh Soekarno maupun oleh Hatta dalam berbagai risalah yang
ditulisnya.
konstitusional yang diadopsi dari Belanda dan Inggris, dimana presiden hanyalah
16
Hong Liu, Sukarno, Tiongkok dan Pembentukan Indonesia (1949-1965),…h.136
17
Hong Liu, Sukarno, Tiongkok dan Pembentukan Indonesia (1949-1965),…h.136
13
sebatas kepala Negara, sementara parlemen dan perdana mentri yang diangkat
kursi di parlemen, dengan hanya empat partai yang mendapatkan lebih dari
delapan kursi: Partai Nasional Indonesia (PNI), Partai Masyumi, Partai Nahdlatul
Ulama (NU), dan Partai Komunis Indonesia (PKI). Kabinet harus dibentuk
sering kali bertentangan yang diwakili oleh partai-partai besar membuat praktik
bersaing dari koalisi rekanan partai yang berubah-ubah seperti yang telah
digambarkan diatas.
Bruto (PDB) Indonesia tumbuh sebesar 5,6% per tahun antara 1950-1955
pertumbuhan rata-rata tahunannya adalah sebesar 1,7% dari tahun 1958-1965. Hal
tumbuh sebesar sekitar 2% per tahun antara 1950-1970. 18 Sementara inflasi juga
meningkat pesat sampai mencapai 100% per tahun dalam masa 1050-1957 dengan
disertai korupsi yang merajalela terutama ditubuh Pegawai Negeri Sipil yang sulit
14
Situasi ini mendorong daerah-daerah lain diluar pulau jawa mengadakan
hanya mengeksploitasi mereka. Konflik ini juga mendapat sokongan dari militer
Indonesia baru hancur. Sejak saat itu Soekarno selaku Pemimpin Besar Revolusi
menyatakan keadaan darurat pada maret 1957 dengan didukung penuh oleh
panglima angkatan darat dibawah komando A.H Nasution. Selang dua tahun
Dalam masa-masa krisis Indonesia baik secara politik akibat konflik sipil
dan militer serta krisis ekonomi dengan inflasinya yang begitu besar, Soekarno
lantas keluar negeri pada tahun 1956. Perjalanan tersebut sangatlah penting karena
bangsa yang pada gilirannya memainkan peran penting dalam merumuskan ulang
dua sistem sosial utama dunia. Karena problem utama bangsa kala itu sistem
15
Soekarno menyadari bahwa kedua Negara berada pada tahap pembangunan yang
berbeda dan akan sulit bagi Indonesia untuk mengejar Amerika. Faktor utamanya
Negara Amerika yang telah ratusan tahun lalu memastikan negaranya sebagai
Negara paling industrialis di dunia. Faktor lainnya tentu saja karena alasan
pemikir kiri, ia sangat tidak menyukai sistem kapitalisme yang yang tidak akan
Negara-negara lain yang ia kunjungi pun tidak menarik minatnya untuk diadopsi
penting bagi Soekarno dalam merumuskan kembali cetak biru Indonesia. Dalam
untuk mengubah masyarakat Indonesia, yang bisa dilihat dari tiga dimensi yang
perubahan.
harus merestrukturisasi secara mendasar sistem politiknya yang ada saat itu.
Situasi dalam negeri yang kacau sangat bertolak belakang dengan apa yang ia
Soekarno mengatakan bahwa ia "merasa muak melihat kondisi kita di sini" dan ia
16
Oktober, dalam pidato publik pertamanya setelah kembali dari perjalanannya ke
luar negeri, Soekarno menyatakan bahwa ia sangat terkesan oleh upaya bangsa
sebagai alasan untuk mengkritisi situasi yang mengganggu di tanah air: "Kami
telah membuat kesalahan sangat besar pada 1945 ketika kita mendorong pendirian
negara. Soekarno mengatakan bahwa ia sudah lama tidak puas dengan cara di
perubahan pikiran parsial. "Saya kembali dari kunjungan saya ke Uni Soviet dan
RRT dengan rasa kekaguman yang luar biasa," kata Soekarno, "Saya tidak lagi
bermimpi dan mulai mengusulkan agar para pemimpin rakyat bermusyawarah lalu
contoh yang bisa diterapkan bagi arah perubahan. Jika perubahan dianggap perlu,
seperti disepakati oleh mayoritas orang Indonesia, arah mana yang harus diambil
oleh perubahan ini? Soekarno telah menjelaskan bahwa demokrasi gaya Barat
17
tidak bisa diterapkan di Indonesia. Ia menyimpulkan bahwa baik Amerika Serikat
maupun Uni Soviet adalah negara yang terlalu maju sehingga Indonesia tidak bisa
berbeda dan masalah di kawasan ini harus diatasi dengan menggunakan "rumusan
Asia". Sebagai negara Asia yang baru merdeka dan telah membuat pencapaian
tujuan", dan akhirnya menjadi yakin bahwa dua bahan penting bagi sistem baru
yang berkembang ini sebagian terinspirasi oleh apa yang ia saksikan secara
pembangunan bangsa.
meninggalkan jejak pada konten spesifik solusi bagi Indonesia. Pada 3 Juli 1957,
Soekarno menyampaikan apa yang dianggapnya sebagai "salah satu pidato paling
serta kesetaraan sosial. Untuk tujuan ini, perlu untuk menempatkan konsep
"kebebasan" dalam konteks yang tepat. "Di Amerika Serikat prioritas diberikan
18
tetapi praktik ini, menurut pendapat Sukarno, menciptakan ketidakadilan sosial.
Sebaliknya di Uni Soviet dan RRT, "apa yang diberi prioritas adalah apa yang
percakapannya dengan Madam Soong Ching Ling (janda Sun Yat-sen) di Beijing
Ketiga, RRT menjadi model yang bisa diterapkan tentang bagaimana cara
kader. Mobilisasi massa sudah sejak lama menjadi pendekatan favorit Soekarno
membuat kemajuan luar biasa dalam produksi industri, dan Indonesia bisa meniru
19
politiknya, tetapi pada rakyat yang dimobilisasi dan bersemangat tinggi. Oleh
Sukarno mungkin teringat akan diskusi panjangnya dengan Chen Yi, yang
contoh Tiongkok: "Oleh karena rakyat Tiongkok memiliki sasaran yang jelas dan
masif adalah produk sistem kader yang terorganisasi dengan baik, yang secara
"mencapai solidaritas melalui kritik konstruktif" dalam upaya untuk keluar dari
masalah politik dan ekonomi yang ada. Dalam sebuah pidato di hadapan
Tiongkok, yang "tunduk pada revolusi dan tidak membuat klik militer" dalam
20
dihasilkannya terhadap gagasannya sendiri merupakan satu rasionalisasi penting
bagi pendirian Demokrasi Terpimpin pada 1959. Sistem politik baru ini dicirikan
Dasar 1945, presiden memiliki kekuasaan tertingi terhadap kebijakan dalam dan
luar negeri. Kedua, Kabinet bekerja berdasarkan prinsip Gotong Royong, dan
Tiongkok ini juga ternyata tidak berjalan dengan mulus. Oleh karena kurang
penyeimbang antara Angkatan Darat (Pro Amerika Serikat) dan dan PKI (Pro
Tiongkok) karena memang dua organisasi terbaik ini sudah sejak lama berkonflik
ideologi ditengah situasi internasional saat itu bersitegang perang dingin. Puncak
dari konflik itu adalah peristiwa Gerakan 30 September/G30S yang berimbas pada
dibungkus oleh Pancasila, maka jadilah era Orde Baru ini sistem kekuasaannya
begitu dahsyat. Pun dalam kebebasan politik, elemen-elemen lain yang tidak
bersepaham dengan rezim dibatasi ruang geraknya untuk tidak bisa banyak
20
Hong Liu, Sukarno, Tiongkok dan Pembentukan Indonesia (1949-1965),…h. 236.
21
berbuat. Setelah 32 tahun berkuasa dengan praktik-praktik yang tidak demokratis
dan otoriter baik ekonomi maupun politik, Orde Baru runtuh oleh gerakan pro
Ada banyak teori mengenai hubungan antar Islam politik dengan Negara
Indonesia. Seperti dijelaskan dalam bukunya Bahtiar Efendi, setidaknya ada lima
Dekonfessionalisasi Islam
Teori ini pertama kali dikembangkan oleh C.A.O. Van Nieuwenhuijze. Dalam
politik antara Islam dan negara nasional modern Indonesia terutama untuk melihat
peran Islam dalam revolusi nasional dan pembangunan bangsa dalam kerangka
21
Bahtiar Efendi, Islam dan Negara Transformasi Gagasan dan Praktik Politik Islam di
Indonesia,..., h. 23.
22
Hal demikian menjadi jelas dalam konteks kemerdekaan Indonesia, dimana
rumusan bersama seperti yang dijelaskan diatas terjadi yaitu dalam proses
penentuan dasar bagi Indonesia merdeka, Pancasila yang oleh berbagai kalangan
Domestikasi Islam
islam di Indonesia. Teori ini dibangun diatas landaan analisis historis mengenai
Islam di Jawa pada abad ke-16 hingga abad ke-18, terutama pada periode
yang terkenal sinkretis di wilayah pedalaman. Ketika kerajaan yang terakhir ini
22
Bahtiar Efendi, Islam dan Negara Transformasi Gagasan dan Praktik Politik Islam di
Indonesia,..., h. 29
23
Pengelompokkan Mazhab/ Aliran
perebutan kekuasaan terus menerus antara Islam dan Jawa-isme, dimana yang
pertama selalu berhasil dikalahkan, maka teori kelompok aliran meski tidak
kekuasaan seperti itu harus terjadi pada tempat pertama. Tidak diragukan lagi,
Proses manuver politik yang digerakkan oleh sistem aliran ini segera
membuat persekutuan orientasi abangan dan priyai dalam satu kesatuan yang
berhadapan dengan orientasi santri. Proses persekutuan politik antara kedua varian
ini, untuk satu hal, didorong oleh lembaga politik massa dan logika politik
universal yang mendekatkan kelompok priyai dan abangan. Hal itu juga
disebabkan oleh kenyataan yang kuat diterima bahwa kedua kelompok tersebut
Ulama (NU) dua partai terbesar pada masa 1950-an. Pada sisi lainnya, kelompok
abangan dan priyai lebih suka mengekspresikan kedekatan politis mereka dengan
Perspektif Trikotomi
23
Bahtiar Efendi, Islam dan Negara Transformasi Gagasan dan Praktik Politik Islam di
Indonesia,..., h. 39
24
Jika paradigma-paradigma terhadulu tampaknya dirumuskan berdasarkan
interaksi antara Islam dan realitas-realitas politik di negeri ini, maka perspektif
ini mengakui obsesi masyarakat politik Muslim dengan gagasan negara Islam.
Mereka juga menyadari antagonisme politik antara kelompok santri dan abangan.
Terlepas dari itu, mereka tidak otomatis mengasumsikan bahwa semua aktivis
negara Islam mereka. Demikian juga mereka tidak menerima pandangan bahwa
varian politik santri dan abangan tidak punya ruang sama sekali untuk
Muslim.
Posisi teoritis ini tampak menonjol dalam karya-karya Allan Samson dan
menganalisis dua partai modern terbesar dalam sejarah Indonesia, yakni Masyumi
dan Permusi yang secara luas diklaim sebagai penerusnya, dan NU yang
24
Bahtiar Efendi, Islam dan Negara Transformasi Gagasan dan Praktik Politik Islam di
Indonesia,..., h. 41
25
dibawah kepemimpinan Soekarno dan Soeharto, Samson menemukan bahwa
Lebih dari itu, menurut Samson mereka juga tidak memiliki sudut pandang yang
sama mengenai tindakan dan strategi politik yang secara umum diterima untuk
D. Populisme Islam
khas retorika politik, yang menganggap keutamaan dan keabsahan politik terletak
pada rakyat, memandang kelompok elite yang dominan sebagai korup, dan bahwa
sasaran-sasaran politik akan dicapai paling baik melalui cara hubungan langsung
ada.
atau gerakan politik yang mengklaim berbicara atas nama atau mewakili rakyat
biasa dalam penghadapan dengan elite politik dan / atau penguasa politik elite
mapan.26
25
Burhanuddin Muhtadi, Populisme Politik Identitas & Dinamika Elektoral, (Malang:
Intrans Publishing, 2019), h.2.
26
Definisi tersebut diberikannya dalam pengantar buku Populisme Politik Identitas &
Dinamika Elektoral karangan Burhanuddin Muhtadi. Dari segi tersebut, menurutnya, ideologi
populisme politik adalah pemihakan atau pembelaan pada massa rakyat yang selalu dikorbankan
elite politik dan atau rezim penguasa. Dengan ideologi ini, pemimpin populisme politik lazimnya
26
Menguatnya islam politik atau gerakan islam radikal yang marak terjadi
agama untuk menolak kemajuan zaman yang dinilainya telah menyudutkan islam.
Kedua, menguatnya gerakan tersebut karena didorong oleh rasa solidaritas sebagai
untuk menegasikan adanya praktik demokrasi yang selama ini berlangsung secara
yang diusung oleh populisme ini sebagai aksi kuratif dan korektif terhadap
demokrasi yang sebagian besar didominasi kekuatan oligarki. Hal itulah yang
digerakkan figur kharismatik yang fasih dengan retorikanya menyerang elite politik tertentu dan
atau rezim penguasa.
27
Ahmad Syafi’I Ma’arif, dalam Prolog Ilusi Negara Islam, yangditerbitkan atas
KerjasamaGerakan Bhinneka Tunggal Ika, the Wahid Institute dan Maarif Institute, (Jakarta: PT
Desantara Utama Media, 2009), Cetakan Pertama, h. 8.
27
menyebabkan populisme sendiri berkembang menjadi payung besar atas berbagai
wujud politik populis yang beridiom Islam? Jawaban terhadap pertanyaan ini
cukup lugas: populisme selalu berarti ‘spesifik secara kultural dalam hal bahwa ia
bermakna’ dalam konteks tertentu. Dalam artian inilah observasi Wickham sangat
tepat bahwa agen-agen sosial politik islam berhasil berkat kemampuan mereka
jauh, seperti yang disarankan Halliday , Islam memiliki khazanah nilai, simbol
dan gagasan yang memungkinkan untuk diturunkan menjadi sistem politik dan
sosial kontemporer.28
gerakan Islam baru, termasuk gerakan Islam radikal. Dalam atmosfer kebebasan
inilah bermunculan aktor gerakan Islam baru, yang berada di luar kerangka
Indonesia (HTI), Majelis Mujahidin Indonesia (MMI), Front Pembela Islam (FPI),
Laskar Jihad dan sebagainya merupakan representasi generasi baru gerakan Islam
28
Vedi R Hafiz, Populisme Islam di Indonesia dan Timur Tengah, (Depok: LP3ES 2019),
h.63.
28
di Indonesia itu.29. Seperti yang diketahui bahwa munculnya gerakan ini tidak
gerakan tersebut harus juga dilihat dari sudut pandang yang berbeda hingga di era
Sebelum membahas lebih jauh mengenai hal itu, pada tahun 2003, di
Jakarta untuk pertama kalinya diselenggarakan apa yang dinamakan sebagai The
bekerjasama dengan Lembaga Dakwah NU, pada tanggal 13-15 se-ASEAN. Hasil
(CMM) yang dikomandoi oleh Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU) untuk
Memang, Paham radikal sangat sulit ditekan. Para penggiatnya bebas melakukan
doktrin di masjid yang sepi dan tempat yang terpencil. Paham ini mempunyai
beberapa tingkatan. Ada yang sifatnya soft, hard hingga experties. Paham radikal
29
Eka Prasetiawati, “Menanamkan Islam Moderat Upaya Menanggulangi Radikalisme di
Indonesia”, dalam FIKRI, Vol.2, No.2, (Desember 2017),.h. 525
30
Eka Prasetiawati, “Menanamkan Islam Moderat Upaya Menanggulangi Radikalisme di
Indonesia”,….h. 526
29
ringan (soft) cenderung masih bisa dilakukan dialog untuk proses deradikalisasi.
Namun paham yang sudah mencapai berat (hard) dan ahli (experties), mereka
meyakini kebenaran paham yang mereka anut. Maka dari itu, tidak jarang
kelompok ini akan mudah mengkafirkan golongan yang tidak sepaham (takfiri).
Dan dasar pemikiran inilah yang dijadikan motivasi untuk melakukan gerakan
umat Islam dewasa ini. Isu ini menyebabkan Islam dicap sebagai agama teror dan
anggapan itu salah, namun faktanya pelaku teror bom di Indonesia adalah seorang
muslim garis keras. Hal ini sangat membebani psikologi umat Islam secara
radikalisme.
30
menghormat bendera Merah Putih saat upacara yang berlangsung setiap hari
senin.31
Namun perlu juga kiranya kemunculan gerakan yang akhir-akhir ini marak
dilihat dari perspektif lain, yaitu perspektif kesejahteraan. Upaya-upaya yang telah
belenggu kemiskinan tidak pernah tuntas untuk diselesaikan oleh bangsa ini.
Meski pernah ada resolusi progresif yang dirumuskan oleh Soekarno pada era
Indonesia masih menjadi bangsa yang muda. Berbagai konsepsi dan programatik
dirumuskan pasca keluarnya Dekrit Presiden pada tanggal 5 Juli 1959 dengan
dengan merumuskan tiga program kerja antara lain: Melengkapi sandang pangan
rakyat dalam waktu yang singkat, menyelenggaraan keamanan rakyat dan Negara
Namun hal itu tidak mampu dijalankan dengan tuntas lantaran adanya peristiwa
G30S.
Indonesia. Seperti yang diuraikan dalam bab sebelumnya, lahirnya gerakan ini
nyata.
31
“Sekolah Larang Siswa Hormat Bendera”,https://m.mediaindonesia.com, diakses pada
20 januari 2020, pukul 16.50 WIB.
32
”Kabinet Pertama Setelah Dekrit Presiden Soekarno” https://elshinta.com, diakses pada
20 Januari 2020, pukul 23.37 WIB
31
Perlu diingat, pada masa kolonialisme-imperialisme melakukan eksploitasi
anti kolonial pada dekade pertama abad ke-20 seperti Pan-Islamisme dan lahirnya
yakni mereka yang menyadari posisi sosial dan ekonominya berada dalam
ancaman di era kolonial Hindia Belanda, termasuk dari pesaing-pesaing Cina yang
Namun ada yang menarik untuk diulas bangkitnya populisme Islam era
kolonial dengan populisme yang sekarang meski latar belakang lahirnya sama-
sama atas kesadaran sosial ekonomi yang tidak merata. Era kolonial, bangkitnya
pada dasarnya kelompok yang kemudian menjadi PKI tersebut lahir dari tubuh SI
33
Vedi R Hafiz, Radikalisme Islam di Indonesia Menuju Suatu Pemahaman Sosiologis,
(Jakarta: Indoprogress, 2016), h.12.
32
kelompok yang amat bertentangan secara ideologis bukanlah suatu keanehan
kekuatan kiri progressif yang direpresentasikan oleh PKI dan PNI dihancurkan,
pemerintah. Sejak saat itu, kelompok Islam menjadi kekuatan tunggal yang massif
pemerintah lewat kebijkan yang amat keras. Bagaimanapun Islam yang kala itu
menjadi kekuatan tunggal yang memiliki basis akar rumput yang kuat jelas
menentang logika dasar Orde Baru yang sedang memulai pembangunan kapitalis
diatas basis stabilitas sosial yang muncul melalui politik demobilisasi masyarakat
secara luas. Bahwa Islam menjadi sasaran utama Orde Baru bisa dilihat dari
E. Moderasi Islam
ruang dengan luas untuk setiap ekspresi masyarakat atau kelompok yang ada di
34
Vedi R Hafiz, Radikalisme Islam di Indonesia Menuju Suatu Pemahaman Sosiologis,…
h. 16.
33
mengusulkan “negara Islam” atau “formalisasi syariat Islam dalam negara”,
Dalam sejarah Islam sendiri, sikap ekstrem bukanlah merupakan hal yang
baru. Sejak periode yang paling dini, sejumlah kelompok keagamaan telah
dari beberapa persoalan dan kepentingan, baik politik, ekonomi, sosial, dan
lainnya. Namun, terlepas dari ada tidaknya faktor kepentingan, baik yang bersifat
menjadi salah satu penyebab adanya konflik antar kelompok, bisa menjadi
penyebab utama atau penyebab perantara. Sebuah perbedaan jika dapat dikelola
dengan baik, maka tidak semua akan berujung pada konflik dan kekerasan.
35
Yenny Zannuba Wahid, dkk., (ed) Agama dan Konstestasi Ruang Publik: Islamisme,
Konflik dan Demokrasi, (Jakarta: The Wahid Institut, 2011), h. 2
36
Iffati Zamimah, “MODERATISME ISLAM DALAM KONTEKS KEINDONESIAAN
(Studi Penafsiran Islam Moderat M. Quraish Shihab)”, Jurnal Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ)
Jakarta Vol 1, No.1,( Juli 2018), h. 76.
34
Dalam melihat problematika diatas, Nahdlatul Ulama (NU) sebagai
kelompok Islam terbesar dan tertua setelah Muhammadiyah yang ada di Indonesia
tengah. Konsepsi ini pertama-tama lahir karena terinspirasi dari kandungan surat
ُأ
َوَكَذِلَك َجَعْلَناُكْم َّمًة َوَس ًطا ِلَتُكوُنوا ُش َهَداَء َعَلى الَّناِس َوَيُكوَن الَّر ُس وُل َعَلْيُكْم
َش ِهيًدا
yang adil dan pilihan agar kalian menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan
agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kalian (QS al-Baqarah
[2]: 143).
“sawa’un” yaitu tengah-tengah diantara dua batas, atau dengan keadilan, yang
tengah-tengah, atau yang standar, atau yang biasa-biasa saja. Wasathan juga
Pertama, definisi menurut etimologi, kata Wasath berarti sesuatu yang ada
ditengah, atau sesuatu yang memiliki dua belah ujung yang ukurannya sebanding.
Kedua, definisi menurut terminologi bahasa, Wasath berarti nilai-nilai Islam yang
dibangun atas dasar pola piker yang lurus dan pertengahan dan tidak berlebihan
dalam hal tertentu. Adapun makna “Ummatan Wasathan” pada surat Al-Baqarah
diatas adalah umat yang adil dan terpilih. Maksudnya, umat Islam ini adalah umat
35
yang paling sempurna agamanya, paling baik akhlaknya, paling utama amalnya.
Allah SWT. telah menganugerahi ilmu, kelembutan budi pekerti, keadilan, dan
kebaikan yang tidak diberikan kepada umat lain. Oleh sebab itu, mereka menjadi
”ummatan wasathan”, umat yang sempurna dan adil yang menjadi saksi bagi
Dari pemaparan diatas bisa disimpulkan bahwa konsep Moderat ini ingin
membumikan Islam sebagai agama yang memberi rahmat bagi seluruh alam.
Setidaknya Representasi teologis dari sikap moderasi ini minimal tercermin dari
lima sikap, yaitu:pertama; sikap moderat dalam masalah sifat-sifat Allah antara
khawarij, juga tidak menafikan sama sekali pengkafiran seperti kaum Murji’ah,
kemandirian penuh perbuatan manusia yang jauh dari campur tangan Tuhan
seperti kaum Qadariyah atau manusia sama sekali tidak memiliki kehendak
pemerintah yaitu sikap antara memberontak (bughot) dan acuh tak acuh dalam
government rule and public policy), Kelima; Moderat dalam menyikapi karomatul
awliya’ (karomah atau derajat kemuliaan para wali) dengan barokahnya dengan
37
Afrizal Nur dan Mukhlis, “Konsep Wasathiyyah Dalam Al-Qur’an”, Jurnal An-Nur
Vol. 4 No. 2, 2015, h. 208
36
membenarkannya namun tidak juga berlebihan sampai memuja kuburan
kuburannya.38
masing dan sikap toleransi sebagaimana tercermin dalam Q.S. al-Kafirun ayat 1-6,
dimana sebagai umat Islam perlu ditahui bahwa di sekelilingnya ada keyakinan
dan kepercayaan atau iman orang lain yang dihormati dengan pemahaman dan
38
Alamul Huda, “Epistemologi Gerakan Liberalis, Fundamentalis, dan Moderat Iislam di
Era Modern”, Jurnal Syariah dan Hukum, Vol. 2 No. 2, (Desember 2010), h. 189.
37