0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
3 tayangan7 halaman

Pengantar Utama Perspektif HI

Dokumen ini membahas empat perspektif utama dalam teori hubungan internasional: realisme, liberalisme, radikalisme, dan konstruktivisme, serta kritik feminis terhadap teori-teori tersebut. Realisme menekankan kekuasaan dan konflik, liberalisme mengedepankan kebebasan individu, radikalisme fokus pada perjuangan kelas, dan konstruktivisme melihat interaksi sosial dalam membentuk konsep. Kritik feminis menyoroti kurangnya partisipasi perempuan dalam politik internasional dan menyerukan perhatian terhadap peran mereka dalam pengambilan keputusan.

Diunggah oleh

ely choirunnisa
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Format Tersedia
Unduh sebagai PDF, TXT atau baca online dari Scribd
Unduh sebagai pdf atau txt
0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
3 tayangan7 halaman

Pengantar Utama Perspektif HI

Dokumen ini membahas empat perspektif utama dalam teori hubungan internasional: realisme, liberalisme, radikalisme, dan konstruktivisme, serta kritik feminis terhadap teori-teori tersebut. Realisme menekankan kekuasaan dan konflik, liberalisme mengedepankan kebebasan individu, radikalisme fokus pada perjuangan kelas, dan konstruktivisme melihat interaksi sosial dalam membentuk konsep. Kritik feminis menyoroti kurangnya partisipasi perempuan dalam politik internasional dan menyerukan perhatian terhadap peran mereka dalam pengambilan keputusan.

Diunggah oleh

ely choirunnisa
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Format Tersedia
Unduh sebagai PDF, TXT atau baca online dari Scribd
Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1/ 7

Nama : Ely Choirunnisa

NIM : 215120401111037

Kelas : D.IHI-1

Mata Kuliah : Pengantar Hubungan Internasional

PENGANTAR PERSPEKTIF UTAMA HI

REALISME

Realisme memandang bahwa individual pada dasarnya memiliki rasa takut dan pemburu
kekuasaan. Negara jika dilihat sebagai individu memandang bahwa setiap negara berperan
sebagai satu kesatuan dalam kepentingan nasional sebagai istilah dari kekuasaan.

Aktor Utama

Aktor utama dalam perspektf realisme ialah negara yang paling terkuat. Negara memandang
kekuasaan adalah yang terpenting. Negara bisa mendapatkan suatu kekuasaan dengan cara
memaksa dan koersif, dengan kata lain perang atau berkompetisi dan memenangkannya.

Pandangan Individu

Realisme memandang bahwasanya individu insecure, egois, dan gila kekuasaan. Pandangan
itu sependapat dengan filsuf Saint Augustine yang menyatakan bahwa kemanusiaan itu cacat,
egois, dan seenaknya sendiri meskipun tidak berkeinginan seperti itu. Sedikit juga realis
memperdebatkan bahwasanya manusia gila kekuatan dan egois.

Pandangan Negara

Realisme memandang bahwa negara insecure, egois, satu kesatuan, serta gila kekuasaan
sebagai bukti dari rasionalitas. Berdasar dari sifat manusia bahwasanya manusia egois dan
insecure, negara yang terdiri dari banyak individu yang berkumpul dan menjadi satu kesatuan
memiliki pandangan yang sama. Perhatian penting dari suatu negara adalah kekuasaan yang
relatif. Negara bisa melakukannya dengan cara perang atau penaklukan dan balance of power.
Balance of power disini menandingi kekuatan rival dengan cara beraliansi politik dan
ekonomi dengan negara atau kekuatan lain, membangun pasukan bersenjata, dan
memproduksi senjata-senjata yang mengerikan. Hal ini berlaku pada masa dahulu, sebelum
adanya perjanjian Westphalia di Eropa serta masa Perang Dunia 1 dan 2.
Namun semenjak Perang Dingin konsep perangnya berubah menjadi perang dalam bidang
ideologi, sosial budaya, serta ilmu pengetahuan saling menandingi demi menjadi yang terbaik
di dunia. Balance of powernya yaitu dengan mengumpulkan aliansi sebanyak-banyaknya.

Pandangan Sistem Internasional

System internasional yang berlaku dalam pandangan realisme ini adalah anarkis. Anarkis
menyiratkan ancaman selamanya dari perang. Lebih tepatnya menempatkan system struktur
sebagai pembagian kekuasaan yang mendekati unipolar. Mengacu pada teori Waltz bahwa
banyaknya perdamaian dan perang di system internasional yang anarki secara kritis
bergantung pada distribusi kekuasaannya dalam system struktur yang digunakan.

Kepercayaan Dalam Perubahan

Dalam konsep perubahan, konsep realisme kemungkinan untuk tercapainya perdamaian abadi
sulit, karena pergeseran tekanan untuk mengatur frekuensi dan intensitas perang. Jadi konsep
realisme sulit untuk mencapai perdamaian dunia karena konsep kekuasaan yang relatif dan
unipolar. Kemungkinan dalam perdamaian seperti tidak ada perang dengan cara
meminimalisir frekuensi dan intensitas perang.

Teori-teori Utama

• Thucydides, dalam History of the Peloponnesian War


• Saint Augustine,
• Hobbes, dalam Leviathan
• Morgenthau, dalam Politics among Nations
• Waltz, dalam Theory of International Politics
• Gilpin, dalam War and Change in World Politics
• Mearsheimer

LIBERALISME

Liberalism menganggap bahwa pada dasarnya manusia itu baik, sehingga seseorang bisa
meningkatkan moral dan kondisi material mereka. Perilaku buruk manusia seperti
ketidakadilan dan perang merupakan hasil dari ketidakcukupan atau korupsi insitusi sosial
dan kesalahpahaman diantara para pemimpin. Mengacu pada pemikiran liberal, kebebasan
manusia merupakan pencapaian terbesar dalam demokrasi dan pasar kapitalisme.

Actor Utama
Dalam liberalism actor kunci terdiri dari negara, kelompok non-pemerintah, serta organisasi
internasional. Berkaca dari konsep liberaslisme yaitu kebebasan individu maka yang menjadi
aktor liberalisme yaitu individu sendiri, apapun wujudnya. Contoh seperti perusahaan, firma,
kelompok, dan lain-lain.

Pandangan Individu

Liberalism memandang bahwa pada dasarnya setiap individu itu baik, sosial, dan cakap
dalam bekerja sama. Montesquieu menjelaskan mengenai pemikirannya dalam pemikiran
pencerahan. Ia memandang bahwa manusia tidak rusak melainkan permaslahan-
permasalahan mulai timbul seiring manusia memasuki masyarakat dan membentuk
kelompok-kelompok sendiri.

Pandangan Negara

Liberalisme memandang bahwa negara itu mementingkan dirinya sendiri. Negara juga
menjalin hubungan baik dengan teman ataupun lawan. Negara dapat menjadi baik yang
istilahnya dalam konsep demokrasi liberal atau bisa jadi buruk yang istilahnya dalam konsep
otoriter.

Pandangan Sistem Internasional

Dalam system internasional liberalisme memandang bahwa setiap negara saling bergantung
pada negara lain begitu pun sebaliknya. Terdapat peraturan internasional yang mengikat
untuk mengatur hubungan antar negara-negara.

Kepercayaan Dalam Perubahan

Liberalism percaya bahwa kepentingan individu yang dikelola dengan struktur atau institusi
menuntun pada kemungkinan perdamaian abadi.

Teori-teori Utama

• Montesquieu, dalam Enlightenment thinking


• Kant,
• Wilson, dalam Wilsonian idealism
• Keohane,
• Doyle,
• Ikenberry
RADIKALISME

Radikalisme memandang bahwa negara adalah permasalahan utama yang mengubah mereka
secara dramatis terpisah dari konsep realis dan liberalis.

Aktor Utama

Actor kunci dalam radikalisme yaitu kelas-kelas sosial di masyarakat, masyarakat kalangan
atas transnasional, serta perusahaan multinasional.

Pandangan Individu

Radikalisme dalam individu memandang bahwa aksi-aksi ditentukan oleh kepentingan kelas
ekonomi. Radikalisme lahir dari pemikiran yang digagas Karl Marx walaupun sebenarnya
pemikiran Karl Marx tidak merujuk ke radikalisme. Dalam pemikirsn Karl Marx masyarakat
Eropa dulu terbagi menjadi kelas atas yaitu kaum borjuis (kaum menengah ke atas) sebagai
pengontrol kapitalis serta kaum proletary (petani dan buruh) sebagai pihak yang dikontrol.
Konsep sosialis lahir dari situasi ini. Kaum proletar harus menang untuk memperjuangkan
hak-hak mereka.

Pandangan Negara

Radikalisme memandang bahwa negara adalah sebuah agen struktur kapitalis internasional
dan kaum borjuis. Radikalisme menganggap keutamaan ekonomi menjadi fenomena yang
sebenarnya. Dalam pandangan liberalisme saling ketergantungan ekonomi satu sama lain
digunakan untuk bekerja sama dengan negara lain. Dalam realisme ekonomi sebagai objek
kekuasaan dan salah satu komponen struktur internasional.

Pandangan system internasional

Radikalisme memandang bahwa system internasional yang berlaku yaitu bertingkat tingkat
dan didominasi oleh system kapitalis internasional. Dalam struktur internasional imprealisme
mengembangkan struktur yang hierarki, yang mana menawarkan kesempatan kepada
beberapa negara, organisasi, dan individu namun memaksakan batasan-batasan signifikan
untuk yang lain.

Kepercayaan dalam perubahan


Radikalisme percaya bahwa perubahan yang radikal tidak dapat dihindari. Radikalisme
mengkritik bahwa kapitalisme pasti mengarah pada krisis. Marxis dan radikalis memandang
bahwa dominasi dan tekanan ekonomi merupakan kekuatan di dunia.

Teori-teori utama

• Marx,
• Hobson,
• Lenin,
• Prebisch

KONSTRUKTIVISME

Konstruktivisme dipandang sebagai perspektif yang memandang bahwa tidak semua objek
maupun konsep diperlukan ataupun diperbaiki, namun objek maupun konsep tersebut
dibentuk melalui proses interaksi sosial.

Aktor Utama

Actor utama dalam konstruktivisme adalah individu, masyarakat, dan kebudayaan. Suatu
negara menurut konservatisme dibentuk oleh keyakinan para pendiri, identitas dan norma
sosial. Individu dan kelompok kolektif menrefleksikan, membentuk dan mengubah budaya
melalui ide dan praktik-praktik.

Pandangan

Konstruktivisme memandang suatu objek yang dikonstruksikan secara sosial terhadap bentuk
perjanjian tak tertulis baik itu sebagai individu, negara, maupun system internasional. Banyak
konstruktivis menekankan struktur yang normatif. Konstruktivisme melihaat suatu kekuatan
itu penting. Sama halnya dengan realisme dan neoliberal, kontruktivis memandang sumber
utama kekuasaan yaitu ekonomi, militer, dan politik. Namun konstruktivis memandang ada
pengaruh lain yaitu ide, budaya, dan bahasa. Pada konstruktivis kekuatan termasuk ide
sebagai wewenang. Kekuasaan berlaku ketika terjadi situasi pertukaran diantara para actor,
dan tujuan konstruktivis ialah menemukan sumber kekuatan tersebut.

Kepercayaan dalam perubahan

Teori konstruktivisme memandang perubahan yang merujuk pada ide-ide bisa disebarkan
seperti sosialisasi dimana dalam sekelompok ada satu orang yang menyebarkan ide-ide
kemudian yang lain mengadopsinya
Teori-teori utama

• Foucault,
• Derrida,
• Kratochwil,
• Hopf,
• Wendt.

KRITIS FEMINIS DALAM TEORI HUBUNGAN INTERNASIONAL

Feminis menawarkan berbagai kritik terhadap 4 teori hubungan internasional yang sudah
dijelaskan diatas. Kritik-kritik yang diutarakan membahas persoalan yang sama. Dunia akan
menjadi tempat yang lebih baik, jika perempuan diberikan ruang untuk menentukan,
menetapkan dan memimpin di dalam urusan domestik dan internasional.

Pandangan realisme dan liberalisme berargumen tentang partisipasi perempuan dalam


pembuat keputusan dan bidang ekonomi baik di nasional maupun internasional. Liberal
feminis menyerukan untuk membuat kebijakan organisasi pembangunan yang memengaruhi
perempuan, terutama peran perempuan dalam pembangunan ekonomi, perempuan sebagai
korban kejahatan dan diskriminasi, serta perempuan dalam situasi konflik bersenjata. Negara
mengabaikan isu-isu ini terlalu lama.

Feminis radikal juga mengkritik teori hubungan internasional. Feminis radikal


mendefinisikan masalah bersumber dari patriarki menyeluruh. System partriarki menyerap ke
dalam system nasional dan internasional. Perempuan akan selalu berada posisi terbawah dan
harus tunduk. Sebagai korban dari neoliberal kapitalis model dari ekonomi pemerintah,
mengekspos perempuan miskin dalam kerusakan kompetisi global.

Kritik feminis juga ditemukan dalan konstruktivis sosial dan postmodernis. Belajar mengenai
gender melibatkan penghitungan perempuan dalam posisi tinggi atau membuat katalog
program dengan sasaran para perempuan.

Sampai sekarang, kita melihat jarak yang besar antara potensi perempuan dan partisipai
perempuan yang tampak dan kepemimpinan di politik internasional yang dibandingkan
dengan laki-laki. Cinthya Enloe berargumen bahwa perempuan telah lama absen dalam
politik internasional, padahal sebenarnya mereka partisipan kunci. Partisipasi perempuan
dalam hal tersebut hamper seluruhnya tidak diketahui. Enloe menyerukan perhatian agar
peran domestic untuk perempuan yang memahami potensi para perempuan yang dapat
menjadi pemimpin dan pengatur agenda yang baik.

KESIMPULAN
Terdapat lima pengantar perspektif utama pada teori hubungan internasional. Pertama
realisme. Realisme memandang bahwa hidup tentang kekuasaan, kekuatan, serta kompetisi.
Kedua liberalisme, liberalisme memandang pentingnya kebebasan individu dalam
pemenuhan hak dan kewajiban. Ketiga radikalisme, radikalisme memandang perjuangan
kelas-kelas dalam melawan penyelewengan yang dilakukan kelas atas. Keempat sosial
konstruktivisme yang memandang setiap orang membentuk objek dan konsep masing-masing
melalui proses interaksi sosial. Kelima yaitu kritik feminis yang merujuk pada 4 perspektif
diatas yang memandang peran perempuan melalui situasi dan kondisi tiap perspektif.

Pertanyaan : mengapa dalam liberalisme klasik terutama dalam konsep kapitalis


mengabaikan hak-hak kaum bawah sehingga menimbulkan radikalisme, padahal konsep
liberalis menjunjung tinggi hak individu. Bisa dikatakan konsep kapitalis yang diterapkan
melenceng dari konsep liberalisme?

References
Karen A. Mingst, I. M.-T. (2017). Essentials of International Relations. New York, London: W. W.
NORTON & COMPANY.

Anda mungkin juga menyukai