Lompat ke isi

Kota Malang

Koordinat: 7°58′37.5″S 112°38′02.6″E / 7.977083°S 112.634056°E / -7.977083; 112.634056
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

7°58′37.5″S 112°38′02.6″E / 7.977083°S 112.634056°E / -7.977083; 112.634056

Kota Malang
Transkripsi bahasa daerah
 • JawaMalang (Gêdrig)
مالاڠ (Pégon)
ꦩꦭꦁ (Hånåcåråkå)
 • Osob KiwalanNgalam (Gêdrig)
ڠالام (Pégon)
ꦔꦭꦩ꧀ (Hånåcåråkå)
 • Tionghoa瑪琅 (Hànzì)
Mǎláng (Pīnyīn)
Má-lông (Pe̍h-ōe-jī)
Searah jarum jam, dari kiri atas: Balai Kota Malang dan Monumen Tugu, Gereja Kayutangan, Stadion Gajayana, dan Stasiun Malang
Julukan: 
  • Het Dorado van Oost-Java
  • Paris of East Java

  • Bumi Arema
Motto: 
Malang kuçeçwara
(Jawa) Tuhan telah menghancurkan yang batil
(1970 Masehi)[1]
Peta
Peta
Kota Malang di Jawa
Kota Malang
Kota Malang
Peta
Kota Malang di Indonesia
Kota Malang
Kota Malang
Kota Malang (Indonesia)
Koordinat: 7°59′S 112°37′E / 7.98°S 112.62°E / -7.98; 112.62
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Timur
Tanggal berdiri14 Agustus 1950
Dasar hukumUU No. 16/1950
Hari jadi1 April 1914; 110 tahun lalu (1914-04-01)
Jumlah satuan pemerintahan
Daftar
  • Kecamatan: 5
  • Kelurahan: 57
Pemerintahan
 • Wali KotaIwan Kurniawan (Pj.)
 • Wakil Wali Kotalowong
 • Sekretaris DaerahErik Setyo Santoso
 • Ketua DPRDI Made Riandiana Kartika
Luas
 • Total110,06 km2 (42,49 sq mi)
Ketinggian tertinggi
667 m (2,188 ft)
Ketinggian terendah
440 m (1,440 ft)
Populasi
 (30 Juni 2023)[2][3]
 • Total874.660
 • Peringkat16
 • Kepadatan7,900/km2 (21,000/sq mi)
 • Peringkat kepadatan17
DemonimMalangan
Demografi
 • Agama
  • 90,46% Islam
  • 0,44% Buddha
  • 0,15% Hindu
  • 0,02% Lainnya[2]
 • BahasaIndonesia (resmi),
Jawa (dominan)
- Jawa Malangan,
Madura, Tionghoa,
Arab, dan Lainnya
 • IPMKenaikan 82,71 (2022)
sangat tinggi[4]
Zona waktuUTC+07:00 (WIB)
Kode pos
Kode BPS
3573 Edit nilai pada Wikidata
Kode area telepon+62 341
Pelat kendaraanN xxxx A*/B*/C*
Kode Kemendagri35.73 Edit nilai pada Wikidata
Kode SNI 7657:2023MLG
DAURp 898.383.132.000,- (2020)[5]
Semboyan daerahMbois Ilakes
Flora resmiAndong
Fauna resmiManyar
Situs webmalangkota.go.id

Kota Malang (bahasa Jawa: Hanacaraka: ꦩꦭꦁ, Pegon: مالاڠ; pengucapan bahasa Jawa: [ˈmalaŋ]) adalah sebuah kota yang terletak di Provinsi Jawa Timur, Indonesia,[6] Kota ini merupakan kota terbesar kedua di Jawa Timur setelah Surabaya, dan kota terbesar ke-12 di Indonesia.[7] Kota ini didirikan pada masa Pemerintahan Belanda pada 1 April 1914 dengan E.K Broeveldt sebagai wali kota pertama. Kota ini terletak di dataran tinggi seluas 145,28 km²[8] yang merupakan enklave Kabupaten Malang.[9] Bersama dengan Kota Batu dan Kabupaten Malang, Kota Malang merupakan bagian dari kesatuan wilayah yang dikenal dengan Malang Raya.

Kota Malang dikenal baik sebagai Pusat kota pendidikan. Kota ini memiliki berbagai perguruan tinggi terbaik seperti Universitas Brawijaya,[10] Universitas Negeri Malang,[10] UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, dan Politeknik Negeri Malang. Selain itu, kota ini merupakan kota pariwisata karena alamnya yang menawan yang dikelilingi oleh pegunungan[11] dan udaranya yang cenderung sejuk.[12] Malang juga terkenal sebagai kota bunga karena banyaknya bunga yang menghiasi kota.[13] Kota Malang dikenal sebagai kota seni[14] karena banyaknya kesenian khas dari kota ini, mulai dari tarian hingga pertunjukan, seperti Tari Topeng Malang.

Kota Malang terdiri atas berbagai macam orang dari berbagai macam suku bangsa dan budaya. Penduduk kota Malang mencapai 895.387 jiwa[15] dengan suku mayoritas Jawa,[16] diikuti dengan Madura. Wilayah Metropolitan Malang (Malang Raya) merupakan kawasan metropolitan terbesar kedua di Jawa Timur setelah Gerbangkertosusila. Jika dilihat dari sisi budaya, Kota Malang termasuk ke dalam Kawasan Kebudayaan Arek.[17]

Kota Malang menyimpan berbagai macam peninggalan bersejarah.[18] Kota ini menyimpan peninggalan masa Kerajaan Kanjuruhan hingga Belanda.[19] Peninggalan Belanda pada umumnya berupa bangunan-bangunan kuno seperti Gereja Kayutangan yang berarsitektur gotik.[20] Malang pun mengadakan berbagai acara untuk melestarikan cagar budayanya, salah satunya seperti Festival Malang Tempo Doeloe.[21] Malang pun memiliki banyak peninggalan sejarah yang menjadi markah tanah seperti Tugu Malang (Alun-Alun Bundar).[22].

Etimologi

[sunting | sunting sumber]

Asal usul penamaan Malang sampai sekarang masih diperdebatkan oleh para ahli sejarah. Nama "Malang" muncul pertama kali pada Prasasti Pamotoh/Ukirnegara (1120 Saka/1198 Masehi) yang ditemukan pada tanggal 11 Januari 1975 oleh seorang administrator perkebunan Bantaran di Wlingi, Kabupaten Blitar. Dalam prasasti tembaga tersebut, tertulis salah satu bagiannya (dengan terjemahannya sebagai berikut) sebagai berikut.

Malang di sini merujuk pada sebuah daerah di timur Gunung Kawi. Meskipun telah diketahui bahwa penggunaan Malang setidaknya telah berlangsung sejak abad ke-12 Masehi, tidak bisa dipastikan asal mula penamaan wilayahnya.

Hipotesis pertama merujuk pada nama sebuah bangunan suci bernama Malangkuçeçwara (pelafalan [malaŋkuʃeʃworo]). Bangunan suci tersebut disebut dalam dua prasasti Raja Balitung dari Mataram Kuno, yakni Prasasti Mantyasih tahun 907 Masehi dan Prasasti 908 Masehi.[23] Para ahli masih belum memperoleh kesepakatan di mana bangunan tersebut berada. Di satu sisi, ada sejumlah ahli yang menyebutkan bahwa bangunan Malangkuçeçwara terletak di daerah Gunung Buring, suatu pegunungan yang membujur di sebelah timur Kota Malang di mana terdapat salah satu puncaknya bernama "Malang".[23] Pihak yang lain di sisi lain menduga bahwa letak sesungguhnya dari bangunan suci tersebut di daerah Tumpang, Kabupaten Malang. Di daerah tersebut, terdapat sebuah desa bernama Malangsuka, yang menurut para ahli sejarah berasal dari kata Malangkuça (pelafalan [malankuʃoː]) yang diucapkan terbalik. Pendapat ini diperkuat oleh keberadaan peninggalan-peninggalan kuno di sekitar Tumpang seperti Candi Jago dan Candi Kidal yang merupakan wilayah Kerajaan Singhasari.[23]

Nama Malangkuçeçwara terdiri atas 3 kata, yakni mala yang berarti kebatilan, kecurangan, kepalsuan, dan kejahatan, angkuça (diucapkan [aŋkuʃo]) yang berarti menghancurkan atau membinasakan, dan içwara (diucapkan [iʃworo]) yang berarti Tuhan. Oleh karena itu, Malangkuçeçwara berarti "Tuhan telah menghancurkan yang batil".[24]

Hipotesis kedua merujuk sebuah kisah penyerangan pasukan Kesultanan Mataram ke Malang pada 1614 yang dipimpin oleh Tumenggung Alap-Alap.[25] Menurut cerita rakyat, terdapat sebuah percakapan antara Tumenggung Alap-Alap dengan salah satu pembantunya mengenai kondisi wilayah Malang sebelum penyerangan dimulai. Pembantu dari Tumenggung Alap-Alap tersebut menyebut warga dan prajurit dari daerah tersebut sebagai penduduk yang "menghalang-halangi" (malang dalam Bahasa Jawa) kedatangan dari pasukan Mataram. Setelah penaklukan tersebut, pihak Mataram menamakan daerah itu Malang.[26]

Masa Prasejarah

[sunting | sunting sumber]

Wilayah cekungan Malang telah ada sejak masa Prasejarah sebagai kawasan pemukiman. Banyaknya sungai yang mengalir di sekitar tempat ini membuat wilayah Malang menjadi kawasan pemukiman. Wilayah Dinoyo dan Tlogomas diketahui merupakan kawasan pemukiman prasejarah.[27][28] Selanjutnya, berbagai prasasti (misalnya Prasasti Dinoyo), bangunan percandian dan arca-arca, bekas-bekas fondasi batu bata, bekas saluran drainase, serta berbagai gerabah ditemukan dari periode akhir Kerajaan Kanjuruhan (abad ke-8 dan ke-9) juga ditemukan di tempat yang berdekatan.[27][29]

Meskipun hipotesis-hipotesis tersebut belum ditentukan kebenarannya, dalam sebuah prasasti tembaga yang ditemukan pada akhir tahun 1974 di perkebunan di Wlingi, Blitar tertulis dalam salah satu bagiannya sebagai berikut.[30]

Dari bunyi prasasti itu ternyata Malang merupakan satu tempat di sebelah timur dari tempat-tempat yang tersebut dalam prasasti itu. Dari prasasti inilah diperoleh satu bukti bahwa pemakaian nama Malang telah ada paling tidak sejak abad 12 Masehi.[30]

Masa Kerajaan Hindu dan Islam

[sunting | sunting sumber]

Munculnya Kerajaan Kanjuruhan tersebut, oleh para ahli sejarah dipandang sebagai tonggak awal pertumbuhan pusat pemerintahan yang sampai saat ini, setelah 12 abad berselang, telah berkembang menjadi Kota Malang.[30] Oleh karena itu, kerajaan tersebut dianggap sebagai cikal bakal kota ini.

Setelah kerajaan Kanjuruhan, pada masa emas kerajaan Singhasari (1000 tahun setelah Masehi) di daerah Malang masih ditemukan satu kerajaan yang makmur, banyak penduduknya serta tanah-tanah pertanian yang amat subur.[31] Ketika Islam menaklukkan Kerajaan Majapahit sekitar tahun 1400, Patih Majapahit melarikan diri ke daerah Malang. Sultan Mataram dari Jawa Tengah yang akhirnya datang dan berhasil menaklukkan daerah ini pada tahun 1614 setelah mendapat perlawanan yang sengit dari penduduk daerah ini.

Masa Pendudukan

[sunting | sunting sumber]
Jalan Besar Ijen pada zaman Belanda dinikmati oleh keluarga Belanda
Katedral Ijen (Theresiakerk) sekitar tahun 1940

Pada masa penjajahan kolonial Hindia Belanda, tepatnya pada 1 April 1914, daerah Malang dijadikan wilayah gemente (kotapraja).[32]

Seperti halnya kebanyakan kota-kota lain di Indonesia pada umumnya, Kota Malang modern tumbuh dan berkembang setelah hadirnya administrasi kolonial Hindia Belanda. Fasilitas umum direncanakan sedemikian rupa agar memenuhi kebutuhan keluarga Belanda. Kesan diskriminatif masih berbekas hingga sekarang, misalnya Jalan Besar Ijen dan kawasan sekitarnya.

Kuil Ching Nan di Malang merupakan salah satu dari 11 kuil Shinto yang dibangun di Indonesia pada masa pendudukan Jepang.[33]

Pada masa kependudukan Jepang di Indonesia, Kota Malang yang merupakan bagian dari Indonesia pun ikut serta diduduki oleh Jepang. Bala Tentara Dai Nippon mulai menduduki Kota Malang pada 7 Maret 1942.[butuh rujukan]

Pada masa kependudukan Jepang pun terjadilah peralihan fungsi bangunan. Rumah-rumah tempat tinggal orang Belanda diallihkan fungsinya. Bangunan Belanda di Jalan Semeru No. 42 yang dulunya digunakan sebagai kantor ataupun markas pasukan Belanda dialihfungsikan menjadi gedung Kentapetai.

Kemerdekaan Indonesia

[sunting | sunting sumber]

Sebagai daerah yang berjaya sejak zaman dahulu, Kota Malang sudah mengalami beberapa kali pergantian pemerintah. Pada Abad ke-8 M, Malang menjadi ibu kota Kerajaan Kanjuruhan dengan rajanya, yaitu Gajayana.[34] Setelah Belanda masuk, pemerintah memusatkan kedudukannya di sekitar Kali Brantas.[34] Pada 1824, Malang mulai mempunyai asisten residen karena sudah menjadi afdeling[34] dan ditetapkan sebagai kotapraja (stadsgemeente) pada 1914.[35] Malang menjadi bagian Republik Indonesia pada 21 September 1945 dan dimasuki kembali pada 2 Maret 1947 setelah diduduki kemballi oleh Belanda.[34] Pemerintah diubah menjadi Pemerintah Kota Malang pada 1 Januari 2001.[34]

Kota Malang terletak di tengah-tengah Kabupaten Malang dan sisi selatan Pulau Jawa. Kota ini memiliki luas sebesar 145,28 Km².[8] Kota ini dibatasi oleh Kecamatan Singosari dan Kecamatan Karangploso di sisi utara; Kecamatan Pakis dan Kecamatan Tumpang di sisi timur; Kecamatan Tajinan dan Kecamatan Pakisaji di sisi selatan; dan Kecamatan Wagir dan Kecamatan Dau di sisi barat[9] yang semuanya merupakan kecamatan di Kabupaten Malang.

Bagian-bagian Kota Malang memiliki kekhasan sendiri sehingga memiliki kecocokan tersendiri dalam berbagai aktivitas. Bagian selatan Kota Malang merupakan dataran tinggi yang cukup luas sehingga cocok untuk industri; bagian utara merupakan dataran tinggi yang subur sehingga cocok untuk pertanian; bagian timur merupakan dataran tinggi dengan keadaan kurang subur; dan bagian barat merupakan dataran tinggi yang amat luas dan kini menjadi daerah pendidikan.[9]

Kota Malang dilalui oleh salah satu sungai terpanjang di Indonesia serta terpanjang kedua di Pulau Jawa setelah Bengawan Solo, yaitu Sungai Brantas yang mata airnya terletak di lereng Gunung Arjuno di sebelah barat laut kota. Sungai kedua terpanjang di Malang adalah Sungai Metro yang melalui Kota Malang di Kelurahan Karangbesuki, Kecamatan Sukun.

Kota Malang terletak di dataran tinggi. Kota ini terletak pada ketinggian antara 440—667 meter di atas permukaan air laut. Titik tertinggi kota ini berada di CitraGarden City Malang, sebuah kota mandiri,[36] sedangkan wilayah terendah Kota Malang berada di kawasan Dieng.[37]

Kota Malang dikelilingi oleh beberapa gunung serta pegunungan. Kota ini dikelilingi oleh Gunung Arjuno di sebelah utara; Gunung Semeru dan Gunung Bromo di sebelah timur; Gunung Kawi dan Gunung Panderman di sebelah barat.[9]

Kota Malang beriklim tropis.[38] Menurut kondisi iklim Kota Malang selama tahun 2016 tercatat rata-rata suhu udara berkisar antara 22,4 °C—24,3 °C, sedangkan suhu maksimum mencapai 30,2 °C dan suhu minimum 16,5 °C.[39]

Dari hasil pengamatan Stasiun Klimatologi Karangploso, curah hujan yang relatif tinggi terjadi pada bulan Februari, November, dan Desember.[9] Sedangkan, pada bulan Juni dan September curah hujan relatif rendah. Kecepatan angin maksimum terjadi di bulan Mei, September, dan Juli.[9]

Data iklim Malang, Jawa Timur, Indonesia
Bulan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des Tahun
Rata-rata tertinggi °C (°F) 27.1
(80.8)
27.3
(81.1)
27.5
(81.5)
27.7
(81.9)
27.9
(82.2)
27.5
(81.5)
27.3
(81.1)
27.9
(82.2)
29.2
(84.6)
29.5
(85.1)
28.3
(82.9)
27.2
(81)
27.87
(82.16)
Rata-rata harian °C (°F) 23.6
(74.5)
23.7
(74.7)
23.8
(74.8)
23.9
(75)
23.8
(74.8)
23.1
(73.6)
22.6
(72.7)
22.7
(72.9)
23.7
(74.7)
24.5
(76.1)
24.2
(75.6)
23.6
(74.5)
23.6
(74.49)
Rata-rata terendah °C (°F) 21.5
(70.7)
21.5
(70.7)
21.5
(70.7)
21.4
(70.5)
20.8
(69.4)
19.8
(67.6)
18.9
(66)
18.7
(65.7)
19.7
(67.5)
20.9
(69.6)
21.5
(70.7)
21.5
(70.7)
20.64
(69.15)
Presipitasi mm (inci) 349
(13.74)
343
(13.5)
328
(12.91)
237
(9.33)
109
(4.29)
60
(2.36)
23
(0.91)
19
(0.75)
29
(1.14)
88
(3.46)
278
(10.94)
349
(13.74)
2.212
(87,07)
Rata-rata hari hujan 17 16 15 11 6 3 2 1 2 5 12 16 106
% kelembapan 89 89 89 88 85 84 81 78 76 77 84 89 84.1
Rata-rata sinar matahari harian 6 7 7 8 8 9 9 10 10 9 7 6 8
Sumber #1: Climate-Data.org[40] & BMKG[41]
Sumber #2: Weatherbase[42] & WeatherAtlas[43]

Pemerintahan

[sunting | sunting sumber]
Balai Kota Malang, kantor Wali Kota Malang yang terletak di Jalan Tugu No. 1, Kota Malang
Gedung Balai Kota Malang, semasa pendudukan pemerintah Hindia Belanda

Dasar hukum bagi Kota Malang adalah Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 1950. Malang berstatus sebagai kota yang menjadi bagian dari Provinsi Jawa Timur.[6]

Daftar Wali Kota

[sunting | sunting sumber]

Berikut ini adalah daftar Wali Kota Malang dari masa ke masa.

Burgemeester van Malang
No Foto Wali Kota [44][45][46] Awal menjabat Akhir menjabat Prd. Wakil Wali Kota Ket.
1 F.L. Broekveldt 1914 1918
2 J.J. Coert 1918 1919
3 H I Bussemaker 1919 1929 1
4 Ir.
Voorneman
1929 1933 2
5 Ir.
Lakemar
1933 1936 3
6 J. H. Boerstra 1936 1942 4
マラン市長
No Foto Wali Kota Awal menjabat Akhir menjabat Prd. Wakil Wali Kota Ket.
7 Raden Adipati Ario Sam 1942 1945 5
Mr.
Soewarso Tirtowijogo
Wali Kota Malang
No Foto Wali Kota Awal menjabat Akhir menjabat Prd. Wakil Wali Kota Ket.
1 M. Sardjono Wiryohardjono 1945 1958 6
2 Koesno Soeroatmodjo 1958 1966 7
3 Kol.
M. Ng Soedarto
1966 1968 8
4 Kol.
R. Indra Soedarmadji
1968 1973 9
5 Kol.
Soegiyono
19 Juni 1973 1983 10
11
6 Drs.
Soeprapto
1983 1983 12
7 dr. H.
Tom Uripan N
SH
1983 1988
8 H.
M. Soesamto
1988 1998 13
14
9 Kol. Inf. H
Suyitno
1998 2003 15 Drs. H.

Soetrisno M. M

10 Drs.
Peni Suparto
M.AP
13 September 2003 13 September 2013 16 Bambang Priyo Utomo
17
(2008)
11 Ir. H.
Mochamad Anton
13 September 2013 15 Februari 2018 18
(2013)
Sutiaji
12 Drs. H.
Sutiaji
24 September 2018 24 September 2023 19
(2018)
Sofyan Edi Jarwoko [47]


Dewan Perwakilan

[sunting | sunting sumber]

Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD Kota Malang dalam delapan periode terakhir.

Partai Politik Jumlah Kursi dalam Periode
1992—1997 1997–1999 1999—2004[48] 2004—2009[48] 2009—2014[49] 2014—2019[50] 2019—2024[51] 2024–2029
PKB (baru) 12 Penurunan 8 Penurunan 5 Kenaikan 6 Kenaikan 7 Kenaikan 8
Gerindra (baru) 2 Kenaikan 4 Kenaikan 5 Kenaikan 6
PDI-P (baru) 15 Penurunan 12 Penurunan 9 Kenaikan 11 Kenaikan 12 Penurunan 9
Golkar 17 Kenaikan 19 Penurunan 7 Penurunan 5 Steady 5 Steady 5 Steady 5 Kenaikan 6
NasDem (baru) 1 Kenaikan 2 Kenaikan 3
PKS (baru) 1 Kenaikan 5 Steady 5 Penurunan 3 Kenaikan 6 Kenaikan 7
Hanura (baru) 1 Kenaikan 3 Penurunan 0 Steady 0
PAN (baru) 4 Kenaikan 5 Penurunan 4 Steady 4 Penurunan 3 Penurunan 1
Demokrat (baru) 7 Kenaikan 12 Penurunan 5 Penurunan 3 Steady 3
PSI (baru) 1 Kenaikan 2
Perindo (baru) 1 Penurunan 0
PPP 8 Kenaikan 15 Penurunan 1 Steady 1 Penurunan 0 Kenaikan 3 Penurunan 0 Steady 0
PKPB (baru) 0 Kenaikan 1
PDS (baru) 2 Penurunan 1
PDI 11 Penurunan 2
ABRI 9 Steady 9 Penurunan 5
Jumlah Anggota 45 Steady 45 Steady 45 Steady 45 Steady 45 Steady 45 Steady 45 Steady 45
Jumlah Partai 4 Steady 4 Kenaikan 7 Kenaikan 8 Kenaikan 10 Steady 10 Steady 10 Penurunan 9

Pimpinan DPRD Kota Malang periode 2019-2024 terdiri dari I Made Rian Diana Kartika (ketua; PDI-P), Abdurrochman (wakil ketua; PKB), Asmualik (wakil ketua; PKS), dan Rimzah (wakil ketua; Gerindra) yang resmi menjabat sejak 23 September 2019.

Kecamatan

[sunting | sunting sumber]

Kota Malang terdiri dari 5 kecamatan dan 57 kelurahan (dari total 666 kecamatan, 777 kelurahan, dan 7.724 desa di Jawa Timur). Pada tahun 2017, jumlah penduduknya mencapai 834.545 jiwa dengan luas wilayah 145,28 km² dan sebaran penduduk 5.744 jiwa/km².[52][53]

Daftar kecamatan dan kelurahan di Kota Malang, adalah sebagai berikut:

Kode
Kemendagri
Kecamatan Jumlah
Kelurahan
Daftar
Kelurahan
35.73.01 Blimbing 11
35.73.03 Kedungkandang 12
35.73.02 Klojen 11
35.73.05 Lowokwaru 12
35.73.04 Sukun 11
TOTAL 57

Secara administratif wilayah Kota Malang dibagi menjadi 5 kecamatan.[54] 5 kecamatan tersebut terbagi lagi menjadi 57 kelurahan.[54] Kecamatan Klojen, Blimbing, dan Sukun memiliki 11 kelurahan, Blimbing, sedangkan Kedungkandang dan Lowokwaru memiliki 12 kelurahan.[55] Kode pos kota pun dimulai dari 65111—65149.[54]

Lambang Kota

[sunting | sunting sumber]
Lambang Kota Malang yang sekaligus menjadi lambang Pemerintah Kota Malang

DPRD-GR mengukuhkan lambang Kotamadya Malang dengan Perda No. 4 Tahun 1970. Lambang kota mengandung bendera nasional Indonesia yang membatasi segi lima berwarna kuning, hijau, dan biru muda.[56] Semboyan kota pada lambang kota tersebut dipakai sejak hari peringatan 50 tahun berdirinya Kotapraja Malang pada 1964. Sebelum itu, semboyan yang digunakan adalah "Malang Namaku, Maju Tujuanku" yang merupakan terjemahan dari semboyan berbahasa Latin, yaitu "Malang Nominor, Sursum Moveor" yang disahkan oleh Gouvernement besluit dd. 25 April 1938 N. 027. Semboyan baru itu diusulkan oleh Prof. DR. R. Ng. Poerbatjaraka dan erat hubungannya dengan asal mula Kota Malang pada zaman Ken Arok.[56]

Kota Kembar

[sunting | sunting sumber]

Sebagai kota ternama, Kota Malang menjalin mitra kerja sama (kota kembar) dengan kota-kota lain di seluruh dunia. Saat ini terdapat dua kota yang menjalin kerja sama dengan Kota Malang: Fuqing, RRT[57] dan Hebron, Palestina.[58]

Demografi

[sunting | sunting sumber]

Jumlah penduduk Kota Malang adalah 895.387 jiwa pada tahun 2017.[15] Dengan luas Kota Malang yang mencapai 145,28 km²,[8] kepadatan penduduk Kota Malang mencapai 6.200 jiwa/km². Malang merupakan kota ke-21 terbesar di Indonesia[59] dan merupakan kota ke-18 terpadat se-Indonesia.

Suku bangsa

[sunting | sunting sumber]

Sebagian besar penduduk Kota Malang berasal dari suku Jawa.[16] Namun, jika dibanding dengan masyarakat Jawa pada umumnya, suku Jawa di Malang memiliki temperamen yang sedikit lebih keras dan egaliter. Salah satu penyebabnya adalah tipologi arek Malang terinspirasi oleh Ken Arok yang diceritakan sebagai raja yang tegas dan lugas meskipun keras. Terdapat pula sejumlah suku-suku minoritas seperti Madura,[60] Arab,[61] Tionghoa, dan lain-lain. Sebagai kota pendidikan, Malang juga menjadi tempat tinggal mahasiswa dari berbagai daerah dari seluruh Indonesia, bahkan di antara mereka juga membentuk komunitas tersendiri.

Masjid Agung Jami Malang
Katedral Santa Perawan Maria dari Gunung Karamel (Ijen), paroki katedral Keuskupan Malang.
Jumlah Penduduk Menurut Agama Kota Malang (2023)[3]
Agama Persentase
Islam
  
90,46%
Protestan
  
5,43%
Katolik
  
3,50%
Buddha
  
0,44%
Hindu
  
0,15%
Konghucu
  
0,02%

Mayoritas penduduk kota Malang menganut agama Islam, diikuti dengan Kristen Protestan, Kristen Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu. Bangunan tempat ibadah banyak yang telah berdiri semenjak zaman dahulu antara lain Masjid Agung Jami' Kota Malang, Gereja Hati Kudus Yesus, Katedral Ijen (Santa Perawan Maria dari Gunung Karmel),[62] Klenteng Eng An Kiong[63] di Kotalama,[64] dan sebuah pura di Puncak Buring.

Malang juga menjadi pusat pendidikan keagamaan karena memiliki banyak pesantren dan pusat pendidikan Kristen. Salah satu pesantren yang terkenal ialah Pondok Pesantren Al-Hikmah pimpinan K.H. Hasyim Muzadi.[65] Ada pula pusat pendidikan Kristen berupa Seminari Alkitab, salah satunya adalah Seminari Alkitab Asia Tenggara yang didirikan pada 1954. Penduduk kota Malang memiliki toleransi antar umat beragama. Keberadaan Masjid Jami' dan Gereja Protestan Indonesia Barat (GPIB) Immanuel di Kota Malang, menjadi salah satu simbol toleransi tersebut.[66]

Bahasa Indonesia merupakan bahasa resmi di Kota Malang, seperti Indonesia. Namun, bahasa Jawa dengan dialek Jawa Timuran merupakan bahasa sehari-hari masyarakat Malang.[8] Kalangan minoritas suku Madura menuturkan bahasa Madura. Malang dikenal memiliki dialek khas yang disebut boso Walikan (osob Kiwalan),[67] yaitu cara pengucapan kata secara terbalik, misalnya Malang menjadi ngalam, bakso menjadi oskab, dan burung menjadi ngurub. Gaya bahasa masyarakat Malang terkenal egaliter dan blak-blakan yang menunjukkan sikap masyarakatnya yang tegas, lugas, dan tidak mengenal basa-basi. Menurut masyarakat, awal adanya bahasa khas ini adalah para pejuang yang ingin perbincangannya tidak dapat dimengerti oleh penjajah,[68] dan sampai saat ini masih banyak dalam komunitas keluarga menggunakan bahasa ini dalam kehidupan sehari-hari.

Kota Malang memiliki perekonomian yang maju dan majemuk dan merupakan kawasan ekonomi yang disorot oleh Pemprov Jawa Timur.[69] PDRB Kota Malang mencapai 57.171,60 miliar rupiah[70] dengan kontribusi ekonomi 3,06% terhadap PDRB Jawa Timur; Kota Malang menjadi kota dengan PDRB terbesar ketiga se-Jawa Timur dan dati II dengan PDRB terbesar kesepuluh se-Jawa Timur.[71] PDRB per kapita Kota Malang, yakni 66.758,1 ratus ribu rupiah merupakan keenam terbesar se-Jawa Timur, setelah Kabupaten Pasuruan.[71] Kota Malang memiliki jumlah pengangguran 6.000 jiwa[72] dengan tingkat perngangguran terbuka 7,28%.[73] Pengangguran tersebut salah satunya disebabkan oleh perguruan tinggi. Kawasan Pasar Besar Malang merupakan pusat bisnis dan perekonomian Kota Malang|kiri]]Perekonomian Kota Malang ditunjang dari berbagai sektor, di antaranya industri, jasa, perdagangan, dan pariwisata. Sektor yang menyumbang terbanyak adalah perdagangan yang menyumbang 29,53% dari total PDRB Kota Malang.[74] Malang pun terkenal dengan salah satu perusahaan rokok terkenal, yaitu Bentoel.[75]

Perekonomian Kota Malang menerapkan sistem ekonomi kreatif.[76] Hal ini dapat dibuktikan dengan tingginya peranan UMKM dalam ekonomi. Pemerintah kota terus mendorong perkembangan UMKM,di antaranya dengan mengadakan berbagai expo[77] dan festival.[78] Selain UMKM, aplikasi dan permainan digital pun dijadikan subsektor penerapan ekonomi kreatif.[79] Secara tidak langsung, ekonomi kreatif ini pun mendorong pembangunan manusia Kota Malang.[80]

Pada tahun 2016, ekonomi Kota Malang tumbuh sebesar 5,61%.[74] Pertumbuhan ekonomi yang cukup pesat ini didongkrak oleh pariwisata.[81][82][83] Selain itu, pertumbuhan ekonomi pesat pun dikontribusikan oleh UMKM,[84] industri, dan perdagangan.[85]

Inflasi di Kota Malang sangatlah rendah. Pada September 2017, BPS mencatat bahwa inflasi Kota Malang sebesar 0,05%.[86] Penyebab mendasar inflasi adalah naiknya indeks harga konsumen secara umum.[86] Meskipun rendah, tingkat inflasi Kota Malang pernah menjadi yang tertinggi se-Jawa Timur, yaitu pada Juli 2017 dengan inflasi sebsar 0,30%.[87]

Pariwisata

[sunting | sunting sumber]

Pariwisata di Kota Malang cukup besar. Pada tahun 2016, tercatat jumlah wisatawan domestik di Kota Malang berjumlah 3.987.074 orang, sedangkan wisatawan mancanegara sejumlah 9.535 orang.[88] Jumlah wisatawan tahun 2016 merupakan suatu lonjakan yang signifikan dari tahun sebelumnya.[88] Dengan melihat bukti tersebut, pemerintah optimis jumlah kunjungan wisatawan, terutama mancanegara akan terus meningkat.[89]

Kampung Wisata

[sunting | sunting sumber]
Hutan Kota Malabar, Malang

Malang dikenal memiliki banyak sekali kampung tematik yang bernuansa pedesaan dan khas. Di antaranya, yang paling terkenal adalah Kampung Wisata Jodipan (Kampung Warna-Warni), kampung warna-warni pertama di Indonesia yang menjadi salah satu destinasi favorit di Kota Malang. Selain itu, ada juga Kampung Tridi yang terletak di seberang Kampung Warna-Warni yang terkenal akan karya seni mural di dinding-dinding perumahannya, seperti Haji Lane di Singapura.[90] Kedua kampung tersebut dihubungkan oleh sebuah jembatan kaca.[91] Keduanya merupakan tempat selfie favorit para wisatawan.[92]

Selain itu, ada juga kampung wisata di Kota Malang yang terkenal akan keramahan lingkungannya dan kehijauannya. Di antaranya adalah Kampung Glintung Go Green (3G) yang terletak di Purwantoro[93] dan Kampung Bamboo Mewek di Tunjungsekar. Keramahan lingkungan di Kampung 3G dapat dilihat dari penuhnya kampung oleh tanaman.[94] Kampung 3G pun merupakan kampung konservasi air pertama di Indonesia. Sedangkan, Kampung Bamboo Mewek dianggap ramah lingkungan karena penuh dengan pohon dan bambu serta merupakan kampung konservasi.

Sebagai kota berbudaya, Malang pun memiliki kampung-kampung budaya. Kampung Budaya Polowijen adalah salah satunya.[95] Kampung ini dianggap sebagai kampung budaya karena menyimpan dan menampilkan berbagai situs warisan budaya: topeng malangan, makam Mbah Reni, pembuat topeng malangan pertama, dan Sumur Windu, tempat pemandian Ken Dedes pada zaman dahulu. Kampung ini pun memiliki perpustakaan unik yang terletak di gazebo.[96] Selain kampung tersebut, ada juga Kampung Topeng Malangan.[97] Sesuai namanya, mulai dari gerbang menuju kawasan tersebut, pengunjung akan disambut ratusan topeng dengan aneka warna dan berbagai karakter seperti dalam kisah-kisah panji.

Malang juga terdapat beberapa taman kota dan kampung wisata yang mendukung kelestarian alam, salah satunya adalah kampung terapi hijau. Kampung Terapi Hijau Malang adalah sebuah komunitas yang berfokus pada terapi hijau dan keberlanjutan di Malang, Jawa Timur. Mereka menggabungkan konsep terapi hijau, lingkungan, dan gaya hidup berkelanjutan untuk menciptakan lingkungan yang sehat dan harmonis. Dalam Kampung Terapi Hijau Malang, masyarakat belajar tentang pentingnya menjaga kelestarian alam dan memanfaatkan tumbuhan sebagai sumber kesehatan dan kesejahteraan. Mereka mungkin mengadakan kegiatan seperti penanaman pohon, pelatihan pertanian organik, dan berbagai kegiatan terapi hijau lainnya. Selain itu, komunitas ini juga mendorong gaya hidup berkelanjutan, seperti mengurangi limbah plastik, mendaur ulang, dan meminimalkan jejak karbon. Mereka berupaya menciptakan lingkungan yang ramah lingkungan dan sehat untuk generasi mendatang.[98]

Sarana dan prasarana penunjang

[sunting | sunting sumber]

Pada Februari 2015, Pemerintah Kota Malang meluncurkan sistem angkutan bus tingkat wisata bewarna hijau[99] yang dinamai Bus Macito, singkatan dari Malang City Tour[100] yang disediakan secara gratis[101] dan khusus untuk para wisatawan.[102][103] Bus ini beroperasi di Kota Malang dari depan gedung DPRD Kota Malang dan rutenya melewati beberapa titik-titik penting di tiap sudut kota, di antaranya beberapa museum-museum penting, kawasan Jalan Ijen, wisata kuliner, dan sebagainya. Bus ini berkapasitas 40 penumpang dengan jatah keliling sebanyak tiga kali.[104]

Sarana penginapan untuk pariwisata di Kota Malang beragam, mulai dari hotel, apartemen, losmen, hingga rumah singgah yang tersebar di seluruh penjuru kota. Keberagaman ini didukung oleh kenyataan bahwa Malang merupakan tujuan wisata paling populer di Indonesia setelah Bali, Bandung, dan Yogyakarta.[105] Hotel yang paling terkenal di kota adalah Hotel Tugu karena hotel sudah dikenal baik di kalangan wisatawan asing dan sering memanjakan pengunjungnya dengan berbagai acara.[106] Hotel terkenal lainnya adalah Hotel Pelangi karena hotel tersebut memiliki koleksi lukisan-lukisan Belanda.[107]

Pendidikan

[sunting | sunting sumber]
Gedung Kuliah Bersama I Universitas Muhammadiyah Malang

Dinas Pendidikan (Diknas) Kota Malang mengoperasikan 195 SD negeri di Klojen, 44 di Blimbing, 44 di Kedungkandang, 45 di Lowokwaru, dan 41 di Sukun[108] dengan total 333 SD, SDLB, dan MI yang terdata olehnya dan[109] mengoperasikan 27 SMP negeri dengan total 133 SMP, SMPLB, dan MTs yang terdata olehnya.[110] Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur pun mengoperasikan 13 SMA negeri[111] dan 13 SMK negeri dengan total 127 SMA, SMALB, SMK, dan MA yang terdata oleh Dinas Pendidikan Kota Malang.[112]

Di kota ini ada beberapa sekolah yang berada pada jenjang menengah atas yang namanya sudah terkenal hingga tingkat nasional bahkan internasional. Beberapa di antaranya bahkan telah ditetapkan sebagai rintisan sekolah bertaraf internasional, dipelopori oleh SMA Negeri 3 Malang,[113] selanjutnya diikuti oleh SMA negeri lainnya dan SMA Katolik St. Albertus Malang (SMA Dempo). Sekolah bergengsi lainnya ialah SMK Negeri 4 Malang yang terkenal di dunia Internasional dan nasional dan MAN 3 Malang yang mampu meraih berbagai prestasi nasional dan internasional. Ada pula sekolah ketarunaan seperti SMA Negeri Taruna Nala Jawa Timur yang dibina oleh TNI AL.[114]

Sebagai kota pendidikan sejak zaman Belanda,[115] Malang memiliki berbagai perguruan tinggi negeri seperti Universitas Brawijaya, UIN Maulana Malik Ibrahim, Politeknik Negeri Malang, dan Universitas Negeri Malang;[116] perguruan tinggi swasta seperti Universitas Muhammadiyah Malang, Universitas Merdeka Malang, Institut Tekologi Nasional, dan Universitas Islam Malang. Terdapat pula politeknik seperti Politeknik Negeri Malang. Di antara perguruan tinggi negeri yang ada di Malang, Universitas Brawijaya dinilai sebagai yang paling mahal.[117] Meskipun demikian, menurut Kemenristekdikti, Universitas Brawijaya merupakan yang terbaik di antara seluruh perguruan tinggi di Malang dan menempati urutan ke-8 nasional.[118] Perguruan-perguruan tinggi ini pun menghadirkan berbagai orang dari bermacam-macam suku bangsa yang menetap di Malang. Pada tahun 2016, Kota Malang memiliki 86 perguruan tinggi.[119]

Di Kota Malang, pendidikan di SD dan SMP negeri gratis karena telah dibiayai oleh pemerintah kota. Meskipun pemkot bercita-cita untuk mencanangkan pendidikan gratis hingga ke jenjang SMA/SMK, cita-cita ini tidak dapat direalisasikan karena APBD kota masih belum memungkinkan untuk menyokong program ini.[120]

Kompleks Universitas Brawijaya (kiri gambar) terlihat dalam skyline Kawasan Malang Barat

Kesehatan

[sunting | sunting sumber]
RSUD Dr. Saiful Anwar yang menjadi rujukan selatan Jawa Timur merupakan rumah sakit terbesar di kota

Pelayanan kesehatan di kota cukup memadai. Hal ini didukung oleh pemfokusan APBD yang dilakukan oleh pemkot.[121] Di Kota Malang, terdapat ratusan rumah sakit, klinik, puskesmas, posyandu, dan pelayanan kesehatan lainnya. Pemerintah provinsi dan kota memiliki rumah sakit di kota ini. Pemerintah provinsi memiliki sebuah rumah sakit bertipe A, yaitu Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Saiful Anwar,[122] sedangkan pemerintah kota memiliki sebuah rumah sakit yang lebih kecil, yakni Rumah Sakit Umum Daerah Kota Malang.[123]

RSUD Dr. Saiful Anwar merupakan rumah sakit terbesar di kota. Rumah sakit tersebut merupakan rumah sakit rujukan Jawa Timur bagian selatan.[124] Rumah sakit umum lainnya adalah RSUD Kota Malang, RS Panti Nirmala, RS Lavalette, RS Hermina Tangkubanprahu, RSI Malang, dan Persada Hospital.[125]

Malang memiliki banyak rumah sakit pendidikan. RSUD Dr. Saiful Anwar dan RS Universitas Brawijaya menampung mahasiswa Universitas Brawijaya.[126][127][128] RS Universitas Muhammadiyah Malang yang menampung mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang pun merupakan salah satunya.[129]

Kebudayaan

[sunting | sunting sumber]

Peninggalan dan situs bersejarah

[sunting | sunting sumber]

Ditemukan berbagai peninggalan masa prasejarah di Malang karena sudah dihuni sejak zaman prasejarah. Di Bakalankrajan, rakyat menemukan lumpang dan dolmen.[130] Selain itu, ditemukan pula lumpang dan batu gores di Tlogomas yang kini berada di Museum Mpu Purwa.[131][132][133] Selain itu, peninggalan masa Kerajaan Hindu-Buddha pun tidak kalah. Telah ditemukan tempat pemujaan Hindu sekte Siwa pada masa Singhasari atau Majapahit di McDonald's yang dinamai Situs Ketawanggede.[134][135]

Peninggalan yang paling terkenal ialah peninggalan masa Belanda. Ada peninggalan seperti lukisan keramik di Hotel Pelangi,[136] bangunan warisan Belanda di kawasan Jalan Ijen,[137] dan bangunan kuno dengan arsitektur menawan.[138] Kawasan Jalan Ijen tersebut merupakan salah satu peninggalan dari arsitek Herman Thomas Karsten.[139][140] Belanda pun meniggalkan beberapa utilitas seperti saluran drainase.[141] Peninggalan kecil seperti uang-uang Belanda kuno pun sempat dipamerkan pada tahun 2013.[142]

Monumen dan tugu peringatan

[sunting | sunting sumber]
Monumen Tugu Malang pada sore hari dengan latar belakang Balai Kota

Sebagai kota besar, Kota Malang terlibat dalam berbagai peristiwa bersejarah yang terjadi di Indonesia. Untuk menandai peristiwa tersebut, dibangunlah berbagai monumen dan tugu peringatan. Kota Malang mengoleksi banyak monumen dan tugu peringatan yang melambangkan peristiwa bersejarah, sejarah prapenjajahan Malang, capaian Kota Malang, dan lain-lain. Peristiwa-peristiwa bersejarah, terutama perjuangan kemerdekaan memiliki monumen terbanyak. Monumen-monumen tersebut, di antaranya Monumen Tugu Malang yang menandakan kemerdekaan dari Belanda;[143] Monumen TGP (Tentara Genie Pelajar) yang dibangun untuk mengenang perjuangan para TGP; Monumen Pahlawan Tentara Republik Indonesia Pelajar (TRIP), monumen pengenangan para sosok pahlawan TRIP;[144] Monumen Juang '45 yang menandakan runtuhnya penjajahan; Monumen Hamid Rusdi yang mengenang pahlawan Hamid Rusdi; Monumen Panglima Sudirman yang mengenang perjuangan Panglima Soedirman; Monumen KNIP Malang, monumen sejarah Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP); dan Monumen Melati (Monumen Kadet Suropati), monumen penghargaan terhadap sekolah darurat di awal pembentukan Tentara Keamanan Rakyat (TKR).

Monumen Tentara Genie Pelajar (TGP) Malang

Malang menyimbolkan berbagai hal melalui monumen-monumennya. Salah satunya adalah peningggalan bersejarah Indonesia, yakni Monumen Pesawat MiG-17 dengan kode NATO "Fresco"[145] yang terletak di Jalan Soekarno-Hatta. Monumen ini merupakan simbol kekuatan AURI. Pesawat ini digunakan saat Operasi Trikora dan Konfrontasi. Selain itu, ada juga Monumen Patung Ken Dedes yang terletak di gerbang masuk Kota Malang sisi utara.

Monumen Pesawat MIG-17 "Fresco"

Kota Malang juga mengabadikan salah satu tokoh nasional, yaitu Chairil Anwar, seorang penyair. Ia diabadikan oleh Monumen Chairil Anwar yang terletak di Jalan Basuki Rahmat.

Untuk melambangkan sejarah Kota Malang modern dan identitasnya, dibangun pula berbagai monumen. Monumen Adipura yang terletak di Jalan Semeru yang menandakan peraihan Adipura oleh Kota Malang. Sebagai Bhumi Arema,[146] terdapat Monumen Singo Edan yang terletak di Taman Bentoel Trunojoyo[147] dan Monumen Arema yang terletak di Jalan Lembang untuk melambangkan kebanggaan warga Malang, terhadap klub sepak bolanya, Arema FC.

Malang adalah salah satu kota yang sudah lama berdiri karena kota ini sudah dibentuk dari zaman Hindia Belanda. Selain itu, kota ini pun merupakan pusat pemukiman sejak zaman Kanjuruhan. Dengan demikian, Malang sudah mengalami perjalanan sejarah yang panjang. Bukti-bukti sejarah ini disimpan di museum-museum.

Malang yang merupakan pusat pemukiman sejak zaman purbakala memiliki banyak peninggalan bersejarah mulai dari peninggalan masa prasejarah hingga peninggalan tahun 1990-an. Di kota ini, museum sudah ada sampai tingkat kecamatan dan dengan itu, pemerintah pun dinilai sudah dapat megapresiasi peninggalan cagar budaya dengan baik.[148] Museum yang menyimpan peninggalan-peninggalan zaman tersebut, antara lain Museum Mpu Purwa dan Museum Singhasari yang berisikan peninggalan Hindu-Buddha,[149] Museum Malang Tempo Doeloe, museum sejarah Malang, dan Museum Brawijaya, museum perang kemerdekaan. Selain itu, ada juga museum yang meninggalkan peninggalan sejarah sebuah perusahaan raksasa Indonesia, yaitu Museum Bentoel yang berisikan sejarah Bentoel Group dan pendirinya.[150]

Sebagai kota pendidikan sejak zaman Hindia Belanda,[151] Malang pun menyimpan banyak peninggalan ilmiah yang ditinggalkan oleh ilmuwan Eropa maupun Indonesia. Di antara banyak museum yang meninggalkan peninggalan-peninggalan ini, terdapat Museum Zoologi Frater Vianney yang berisikan ratusan koleksi spesimen konkologi dan spesimen herpetologi.

Para penari Topeng Malangan menggunakan topeng saat menari

Kota Malang merupakan kota yang kaya akan seni tari. Menurut kawasan kebudayaannya (tlatah-nya), Kota Malang termasuk ke dalam Tlatah Budaya Arek.[17] Dengan demikian, tarian seni di kota, terutama seni tarinya lebih energetik, gembira, dan lugas. Tarian Malang bervariasi, mulai dari tari selamat datang, yaitu tari Beskalan, tari penghormatan seperti tari Bedayan, hingga tari Grebeg Wiratama yang menggambarkan semangat peperangan.[152] Walaupun ada banyak tarian selain tarian-tarian tersebut, tari khas Malang yang terkenal ialah tari Topeng Malangan. Tari tersebut adalah pertunjukan kesenian tari yang semua pemerannya menggunakan topeng.[153] Pada umumnya, tarian sering menggunakan cerita panji, cerita tanah Jawa periode klasik.[153]

Selain tarian, kota pun memiliki kesenian yang berupa pertunjukan. Pertunjukan yang baru-baru terkenal adalah pertunjukan Bantengan. Kesenian ini berkembang di kampung-kampung yang berakar sejarah Singhasari[154] di kabupaten. Walau demikian, beberapa wilayah di tengah kota yang sudah sangat modern pun tetap memiliki komunitas Bantengan.[154] Kesenian ini melibatkan leluhur banteng yang dipanggil oleh sesepuh.[154] Bantengan dianggap unik, tetapi ada cukup banyak orang yang menentangnya.[155] Jaran Kepang Malangan pun tak kalah seru. Pertunjukan ini merupakan pertunjukan seni yang menampilkan serombongan orang yang siap beraksi dengan jaran kepang (kuda-kudaan).[156] Terkadang, penari Jaran Kepang mengalami kesurupan.[157]

Kota Malang merupakan kota kuliner, terutama kuliner dengan harga terjangkau. Banyaknya kuliner berharga murah disebabkan oleh penduduk Kota Malang yang sebagian besar merupakan pelajar dan mahasiswa dari seluruh Indonesia. Hidangan khas Malang, Jawa, Indonesia, hingga Eropa ada di Malang karena Malang merupakan kota multikultural.[158][159] Dalam perihal makanan, Kota Malang juga dikenal memiliki banyak warung yang cukup legendaris dan telah bertahan lama hingga puluhan tahun. Toko-toko tersebut, antara lain Toko Oen yang berdiri sejak 1930;[160] Warung Tahu Telur Lonceng yang berdiri pada awal 1900-an[161] hingga disebut sebagai makanan zaman kolonial hingga milenial;[162] dan Gerai Putu Lanang Celaket yang berdiri sejak 1935.[163]

Wisata kuliner di kota pun dicampuradukkan dengan Festival Malang Tempo Doeloe. Dalam festival tersebut, dijuallah berbagai sajian kuliner zaman dahulu, mulai dari cenil, putu, sampai grendul.[164] Jajanan zaman dahulu seperti tebu,[165] gulali,[166] dan kerupuk miller[167] pun dijual pada festival tahun 2012. Gulali yang dijual bukan main-main karena gulali tersebut berupa gulali cetak sehingga bisa dibentuk-bentuk seperti jagung, naga, atau bunga.[168]

Oleh-oleh

[sunting | sunting sumber]

Kota Malang terkenal sebagai daerah penghasil apel yang beragam. Ada dua jenis apel yang terkenal, yaitu apel manalagi yang berbentuk bulat, berwarna hijau, dan rasanya manis segar serta jenis apel anna yang berbentuk sedikit lonjong dengan semburat warna merah dan rasanya sedikit asam. Buah apel ini sangat mudah ditemui di Malang tidak hanya di pasar saja. Beberapa kawasan agrowisata, pinggir jalan, atau toko pusat oleh-oleh khas Malang juga menjualnya.

Sari Apel

[sunting | sunting sumber]

Saking terkenalnya dengan buah apel, masyarakat memanfaatkan olahan apel menjadi beragam produk, salah satunya sari apel. Sari apel berasal dari jenis apel romebeauty dan apel manalagi yang sudah dicuci terlebih dahulu, kemudian dibuang bijinya dan dimasukkan ke mesin peras untuk dipisahkan antara sari buah dan ampasnya.

Strudel merupakan kue berlapis yang terbuat dari pastri dan isinya berbagai macam buah-buahan. Oleh-oleh khas Malang ini terbilang baru dikenal sejak akhir 2014. Ada banyak varian rasa yang disajikan, yaitu strudel isi apel, stroberi, pisang, nanas, dan mixed fruit.

Ledre Pisang Bangka

[sunting | sunting sumber]

Makanan ini berasal dari buah pisang. Oleh-oleh ini bukan berasal dari Pulau Bangka, meskipun berakhiran kata “bangka”, melainkan diambil dari nama Jalan Bangka, sebuah wilayah kecil yang berada di dekat area perumahan Kota Malang.

Stadion Gajayana pada siang hari

Kota Malang merupakan salah satu kota yang mempunyai tim olahraga terkenal. Di antara semuanya, yang paling terkenal ialah Arema FC, sebuah tim sepak bola yang dibanggakan orang Malang[169][170] yang berpusat di Stadion Kanjuruhan.[171] Selain Arema, ada pula klub sepak bola lainnya seperti Malang United, Persema Malang dan PS Bhayangkara Arema Police.[172] Selain Gajayana, ada pula beberapa Gelanggang Olahraga (GOR) seperti GOR Ken Arok dan GOR Bimasakti yang sempat dimarkasi oleh sebuah klub basket terkenal, Bimasakti.

Di Malang terdapat beberapa klub olahraga selain yang telah disebutkan, di antaranya: United Kencana Bike Team (sepeda), Arema Singo Edan BC, d'Kross BC (tinju), Brazilian Martial Arts Capoeira Senzala Malang (capoeira), dan Obelisk Malang (flag football). Selain itu, ada pula komunitas olahraga lainnya seperti sepatu roda.

Pemerintah kota pun telah mencoba beberapa kali untuk menigkatkan prestasi olahraga kota. Pemerintah telah mencoba menjaring atlet muda melalui pelaksanaan kejuaraan kota, terutama untuk bola basket.[173] Pembinaan atlet-atlet muda pun turut serta dilakukan oleh dinas pendidikan kota.[174]

Lingkungan

[sunting | sunting sumber]

Kota Malang terpilih menjadi salah satu dari lima kota dengan udara terbersih di Asia.[175][176][177] Pencapaian ini merupakan salah satu hasil dari komitmen bersama warga untuk terus mengasrikan dan menpercantik taman kota.[178] Taman di Kota Malang dikenal bersih dan memiliki fasilitas bermain sehingga Malang mendapat predikat kota ramah anak.[179] Tidak hanya kampung, pemkot pun melahirkan taman-taman tematik.[180] Taman tematik sangat berbeda dari kota lainnya sehingga hal ini membantu peraihan penghargaan Taman Kota Terbaik.[181] Taman tematik bisa ditemukan di jalur hijau Jalan Jakarta, yakni Taman Kunang-Kunang.[182]

Taman Bentoel Trunojoyo merupakan taman yang ramah anak[183]

Taman terbesar di Malang ialah Alun-Alun Merdeka dan Alun-Alun Tugu (Monumen Tugu Malang). Alun-Alun Merdeka terletak di depan Kantor Bupati Malang dan merupakan alun-alun tertua yang dibangun pada tahun 1882.[184] Tidak hanya itu, Alun-Alun Merdeka pun menyediakan titik permainan ramah anak[183] dan air mancur.[185] Alun-Alun Tugu yang terletak persis di depan Balai Kota Malang[186] dihiasi oleh Tugu Malang, air mancur, bunga, kolam dengan teratai, bunga khas Malang,[187] pohon palem, dan lampu plastik yang berbentuk seperti bunga matahari.[188] Meskipun dimaksudkan untuk unsur estetika, lampu bunga matahari tersebut diprotes para warga sekitar karena dianggap tidak ramah lingkungan dan tidak bagus.[189]

Beberapa taman merupakan taman hasil pembangunan dari dana CSR. Di antaranya adalah Taman Slamet yang dibangun dengan dana CSR dari PT Bentoel Prima.[190] Dana CSR Bentoel ini pun digunakan untuk merenovasi taman tersebut[191] dan Taman Trunojoyo.[192] Salah satu taman yang terkenal pun, yakni Taman Singha Merjosari juga direnovasi dengan dana CSR dari perusahaan telekomunikasi.[193] Dana CSR dari pihak pendidikan seperti Yayasan Pendidikan Merdeka yang menaungi Universitas Merdeka pun telah mengucurkan CSR untuk merevitalisasi Taman Terusan Dieng.[194][195]

Penghargaan

[sunting | sunting sumber]

Di bidang lingkungan, Kota Malang telah beberapa kali meraih penghargaan di antaranya Adipura, Adiwiyata, dan sebagainya.[196] Selain itu, Kota Malang adalah kota dengan jumlah sekolah Adiwiyata terbanyak di Indonesia, yaitu 173 sekolah yang tersebar dari SD hingga SMP.[197] Dinas Lingkungan Hidup Kota Malang pun mendapatkan penghargaan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL) 2017 dari Menteri PPN/Kepala Bappenas.[198] AMPL pun diraih oleh kota karena kota mampu mengurangi sampah di 2016 yang mencapai 15,1% dan cakupan akses layanan persampahan sebesar 74,8%.[199] Pada tahun 2017, kota berhasil meraih penghargaan Wahana Tata Nugraha karena mampu mengubah lingkungan kumuh menjadi objek wisata[200] seperti Kampung Tematik Jodipan. Banyaknya penghargaan yang diperoleh kota pun memberikan dampak pada peningkatan Dana Insentif Daerah (DID) dari 7,5 miliar rupiah pada tahun 2017 menjadi 25,5 miliar pada tahun 2018.[201]

Jalur hijau

[sunting | sunting sumber]

Jalur hijau (ruang terbuka hijau jalur/RTH jalur) adalah taman yang sepadan dengan median jalan yang luasnya antara 1-2 meter.[202] Di kota Malang terdapat RTH jalur di beberapa jalan seperti Jalan Semeru, Jalan Besar Ijen, Jalan Dieng, dan Jalan Veteran.[202]

Upaya pelestarian

[sunting | sunting sumber]

Pemerintah berperan aktif dalam upaya pelestarian lingkungan. Untuk menambah satu poin, dalam peraihan Adipura Kencana, dinas pendidikan mengadakan Green School Festival (GSF) yang dilaksanakan setiap tahun di sekolah-sekolah di kota.[203] Metode pelaksanaan GSF ini dinilai baik karena bersifat memaksa keikutsertaan semua sekolah.[203] Selain itu, Dinas Perumahan dan Kawasan Pemukiman (Disperkim) pun melakukan lomba penataan taman dengan menyadari pentingnya ruang terbuka hijau untuk oksigen.[204] Setelah itu, Disperkim juga giat membangun taman agar julukan kota bunga semakin lekat dengan Kota Malang.[205] Kota Malang pun berupaya menmanfaatkan dana-dana tambahan seperti dana CSR untuk merevitalisasi taman-taman kota.[206] Dengan demikian, kini Kota Malang terkenal sebagai kota yang giat membangun taman melalui dana CSR.[207]

Transportasi

[sunting | sunting sumber]

Total ruas jalan di Kota Malang adalah sebanyak 2.960 ruas dengan total panjang jalan mencapai 1.027.112,20 meter (1.027 km).[208][209] Ruas jalan ini tidak termasuk ruas jalan provinsi dan negara.[208][209] Selain terhubung dengan Jalan Nasional Rute 36, Kota Malang pun terhubung dengan jalan provinsi[210] yang menghubungkan kabupaten dan kota di Jawa Timur. Kota Malang juga dihubungkan dengan ruas Jalan Tol Pandaan-Malang yang menghubungkan Malang dengan kota-kota besar lainnya di Pulau Jawa seperti Surabaya, Semarang, Jakarta, dan Banyuwangi.[211] Gerbang tol yang mendukung akses dari dan menuju Kota Malang berlokasi di Singosari dan Pakis yang berada di wilayah Kabupaten Malang, serta Madyopuro yang terletak di wilayah Kota Malang.

Dinas Perhubungan Kota Malang mengoperasikan angkutan kota dan bus sekolah. Kedua layanan tersebut melayani baik di pusat, maupun pinggiran kota. Sekarang terdapat 25 trayek angkutan kota di kota.[212] Bus sekolah mulai beroperasi pada 29 Desember 2014[213] dan kini terdapat enam bus sekolah dengan enam trayek.[214]

Stasiun Malang merupakan stasiun utama dan terbesar di Kota Malang

Stasiun Malang yang terletak di tengah kota[215] merupakan stasiun utama kota dan melayani 832.181 penumpang[216] dengan jumlah yang mencapai 5 ribu orang per hari[217] pada mudik 2017. Stasiun tersebut merupakan stasiun kereta api terbesar di Kota Malang[218] dan menghubungkan Malang dengan kota-kota besar di Indonesia lainnya seperti Surabaya,[219] Bandung,[220] dan Jakarta.[221] Selain Stasiun Malang, kota ini memiliki dua stasiun lain, yaitu Stasiun Malang Kotalama dan Stasiun Blimbing.

Bandara Abdul Rachman Saleh yang melayani kota

Kota Malang dilayani oleh Bandara Abdul Rachman Saleh[222] yang terletak di kabupaten.[223] Bandara ini mengubungkan kota dengan kota-kota dalam negeri seperti Jakarta[224] dan Makassar.[225] Meskipun bisa mengeluarkan visa kedatangan, Bandara Abdul Rachman Saleh hanya melayani rute domestik sehingga penumpang internasional Kota Malang akan dilayani oleh Bandara Internasional Juanda di Sidoarjo.[226]

Menurut lembaga internasional Intrix, Kota Malang merupakan salah satu yang termacet di dunia dengan total waktu yang dihabiskan setahun dalam kemacetan sebesar 39,3 jam (20% dari total waktu).[227] Menurut survei Universitas Brawijaya, 46,2% penduduk kota menganggap kemacetan di kota sudah termasuk ke dalam golongan parah.[228] Kemacetan ini juga menghilangkan kenyamanan para wisatawan.[229] Pemerintah kota sudah mencoba mengatasinya dengan mewacanakan pembangunan monorel[230][231] dan underpass. Namun, setelah melakukan beberapa studi banding, pemerintah menyatakan bahwa Kota Malang tidak mampu membangun monorel dan underpass dengan alasan biaya yang sangat mahal.[232]

Selain bandara dan stasiun kereta api, Kota Malang juga memiliki terminal bus Arjosari yang setiap harinya mengoperasikan bus-bus dengan trayek ke luar kota di provinsi Jawa Timur seperti Surabaya, Blitar, Jember, dan Banyuwangi, hingga kota-kota di luar Jawa Timur seperti Jakarta, Bandung, Yogyakarta, dan Semarang.

Julukan Kota Malang yang paling terkenal adalah kota pendidikan[233][234] karena Malang memiliki banyak perguruan tinggi, yakni 86 PTN dan PTS.[119] Malang pun dijuluki sebagai kota bunga karena pada zaman dahulu, kota Malang dipenuhi oleh bunga.[235] Selain itu, kota dikenal sebagai kota wisata[236] karena kota ini memiliki banyak lokawisata yang menarik dan unik, bahkan terkadang tidak dimiliki kota-kota lainnya di Indonesia. Kota Malang juga disebut sebagai kota sejarah karena meninggalkan banyak peninggalan bersejarah[235] dan kisah awal kemerdekaan.

Baru-baru ini, muncul wacana pemberian julukan kota pejuang untuk Kota Malang. Hal ini diusulkan karena Kota Malang sudah memiliki peristiwa heroik sejak zaman kerajaan.[237] Selain itu, ada banyak pejuang kemerdekaan dari Kota Malang yang telah memiliki gelar pahlawan nasional.[238] Pihak militer pun yakin, Malang bisa menyandang julukan ini karena dari catatan sejarah, sejak zaman dahulu sudah ada banyak gerakan perjuangan melawan penjajah di Malang.[239] Hal itu bisa dibuktikan dari banyaknya monumen dan tugu peringatan yang berkaitan dengan perjuangan kemerdekaan di kota ini seperti Tugu Malang, Monumen TGP, Monumen Pesawat MiG-17 "Fresco", dan Monumen Pahlawan TRIP.

Lihat Pula

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Lambang Kota Malang, ditetapkan berdasarkan Peraturan Daerah Kotamadya Malang tanggal 14 Juli 1970.
  2. ^ a b "Visualisasi Data Kependudukan - Kementerian Dalam Negeri 2023" (visual). www.dukcapil.kemendagri.go.id. Diakses tanggal 18 Oktober 2023. 
  3. ^ a b "Kota Malang Dalam Angka 2023" (pdf). www.malangkota.bps.go.id. hlm. 44, 172. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-04-21. Diakses tanggal 16 April 2023. 
  4. ^ "Indeks Pembangunan Manusia 2021-2022". www.bps.go.id. Diakses tanggal 16 April 2023. 
  5. ^ "Rincian Alokasi Dana Alokasi Umum Provinsi/Kabupaten Kota Dalam APBN T.A 2020" (pdf). www.djpk.kemenkeu.go.id. (2020). Diakses tanggal 21 Agustus 2021. 
  6. ^ a b "Daftar Kabupaten dan Kota di Indonesia" Diarsipkan 2017-12-15 di Wayback Machine.. OTDA Kemdagri. Diakses pada 1 Desember 2017.
  7. ^ Aminudin, Muhammad. "Malang Jadi Salah Satu Ikon Kota Broadband". detikcom. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-01. Diakses tanggal 18 November 2017. 
  8. ^ a b c d "Kabupaten - Kementerian Dalam Negeri - Republik Indonesia". Kemendagri. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-11-18. Diakses tanggal 21 Oktober 2017. 
  9. ^ a b c d e f "Geografis - Pemerintah Kota Malang". Pemerintah Kota Malang. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-09-21. Diakses tanggal 21 September 2017. 
  10. ^ a b Bramastra, Aji. "Ini Daftar Kampus Paling Top di Indonesia, Malang Posisi Berapa?". Tribunnews.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-01. Diakses tanggal 2017-12-01. 
  11. ^ Riyani, Utami Evi. "Malang, Kota Seribu Gunung". Okezone.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-01. Diakses tanggal 2017-12-01. 
  12. ^ Aminudin, Muhammad. "Bagaimana Malang Mendapatkan Namanya, Ini Salah Satu Versinya". detikcom. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-01. Diakses tanggal 2017-12-01. 
  13. ^ "5 Julukan yang disandang kota Malang". Merdeka.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-01. Diakses tanggal 2017-12-01. 
  14. ^ lintangbanun (2016-09-04). "Asal-usul Nama Kota Malang - Direktorat Jendral Kebudayaan". Direktorat Jendral Kebudayaan. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-01. Diakses tanggal 2017-12-01. 
  15. ^ a b Abidin, Aflahul. "Lima Tahun, Penduduk Kota Malang Bertambah 50.116 Orang". Tribunnews.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-10-21. Diakses tanggal 2017-10-21. 
  16. ^ a b "BPK Perwakilan Provinsi Jawa Timur » Kota Malang". www.surabaya.bpk.go.id. BPK Surabaya. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-10-14. Diakses tanggal 2017-11-18. 
  17. ^ a b "Kuali Peleburan di Tlatah Jawa Timur". Kompas.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-01. Diakses tanggal 2017-11-28. 
  18. ^ "Ada Dua Restoran Peninggalan Belanda di Indonesia, Salah Satunya di Malang | Jatim TIMES - Peristiwa". Jatim TIMES. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-01. Diakses tanggal 2017-12-01. 
  19. ^ Wahyunik, Sri. "Instagramable dan Wajib Dikunjungi Guys, Lima Koridor Wisata Heritage Nge-hits Kota Malang". Tribunnews.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-01. Diakses tanggal 2017-12-01. 
  20. ^ Wicaksono, Bagus Ary. "Ini Dia Gereja Katolik Tertua Bergaya Gothik di Malang". detikcom. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-01. Diakses tanggal 2017-12-01. 
  21. ^ Wahyunik, Sri. "Malang Tempo Doeloe Digelar 12 November 2017, Pengunjung Wajib Perhatikan Catatan Ini!". Tribunnews.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-01. Diakses tanggal 2017-12-01. 
  22. ^ MalangTIMES. "Wisata: 5 Tugu Bersejarah Ini Bukti Kehebatan Bangsa Indonesia. Salah Satunya Ada di Kota Malang | Malang TIMES". Malang TIMES. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-01. Diakses tanggal 2017-12-01. 
  23. ^ a b c M. A. Mihaballo, H. Susanto, & Sriyana (2013). The Miracle of Language, Jakarta: Elex Media Computindo. pp. 201-202
  24. ^ Makna Lambang - Pemerintah Kota Malang,’ Pemerintah Kota Malang (daring), https://malangkota.go.id/sekilas-malang/makna-lambang/ Diarsipkan 2018-10-22 di Wayback Machine. diakses pada 21 September 2017
  25. ^ A. P. Rianto (2016), Perancangan Konsep Art Game Bergenre Fantasi Malangkucecwara The Ruins of War. Skripsi. Tidak diterbitkan. Yogyakarta: Institut Seni Indonesia. P. 50
  26. ^ W. Siswanto & S. Noersya (2008). Cerita Rakyat dari Malang (Jawa Timur). Jakarta: Grasindo. pp. 1-8
  27. ^ a b Dahlia Irawati. Ditemukan, Fondasi Peninggalan Kerajaan Kanjuruhan di Malang Diarsipkan 2009-10-16 di Wayback Machine.. Kompas daring. Edisi 15 Oktober 2009. Diakses 16-10-2009.
  28. ^ Abrar, Al (2019-03-13). "Tim Arkeolog Ekskavasi Reruntuhan Situs Purbakala di Malang". Medcom.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-07-26. Diakses tanggal 2020-07-26. 
  29. ^ Fondasi Kuno 1.300 Tahun Lalu Ditemukan Diarsipkan 2009-10-19 di Wayback Machine.. Kompas Daring Edisi 16 Oktober 2009. Diakses 16-10-2009.
  30. ^ a b c "SEJARAH KOTA MALANG »". kelsumbersari.malangkota.go.id. Kelurahan Sumbersari. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-09-25. Diakses tanggal 2017-09-25. 
  31. ^ prambani (2017-08-22). "Sejarah Malang - Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Timur". Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Timur. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-10-14. Diakses tanggal 2017-10-14. 
  32. ^ "SERBA-SERBI KOTA MALANG | | Media Center Kendedes - Info Publik Kota Malang". mediacenter.malangkota.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-01. Diakses tanggal 2017-11-18. 
  33. ^ 中島, 三千男; 津田, 良樹; 稲宮, 康人 (2019-03-20). "旧オランダ領東印度(現インドネシア共和国)に建てられた神社について". 非文字資料研究センター News Letter (dalam bahasa Jepang) (41): 17–23. ISSN 2432-549X. 
  34. ^ a b c d e "Sejarah Malang - Pemerintah Kota Malang". Pemerintah Kota Malang. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-10-01. Diakses tanggal 2017-10-01. 
  35. ^ "Menelusuri langkah awal 103 tahun berdirinya kota Malang". Merdeka.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-01. Diakses tanggal 2017-12-01. 
  36. ^ "Ciputra Group Kembangkan Kota Mandiri 100 ha Di Malang". Property & Bank. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-11-07. Diakses tanggal 2017-11-05. 
  37. ^ Abidin, Aflahul. "Inilah Langkah Dinas PU Kota Malang Atasi Banjir di Dieng". Tribunnews.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-11-07. Diakses tanggal 2017-11-05. 
  38. ^ Karyono, Tri Harso. "WUJUD KOTA TROPIS DI INDONESIA: SUATU PENDEKATAN IKLIM LINGKUNGAN DAN ENERGI (PDF Download Available)" (PDF). Diarsipkan (PDF) dari versi asli tanggal 2017-12-01. Diakses tanggal 2017-10-28. 
  39. ^ "Weather and Climate: Average monthly Rainfall, Sunshine, Temperatures, Humidity, Wind Speed". weather-and-climate.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-10-28. Diakses tanggal 2017-10-28. 
  40. ^ "Climate: Malang". Climate-Data.org. Diakses tanggal 7 Januari 2022. 
  41. ^ "Buku Peta Rata-Rata Curah Hujan Dan Hari Hujan Periode 1991-2020 Indonesia" (PDF). BMKG. hlm. 77 & 142. Diakses tanggal 24 September 2024. 
  42. ^ "MALANG, INDONESIA". Weatherbase. Diakses tanggal 19 Mei 2016. 
  43. ^ "Climate of Malang, Indonesia". WeatherAtlas.com. Diakses tanggal 19 Oktober 2022. 
  44. ^ "[Ngalamers Harus Tahu] Siapa Saja Mantan Walikota Malang?". Halo Malang. 31 Januari 2015. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-30. Diakses tanggal 30 Desember 2017. 
  45. ^ "Daftar Walikota Malang". Ngalam. 29 Oktober 2012. Diakses tanggal 30 Desember 2017. 
  46. ^ "Mantan Wali Kota Malang". Pemerintah Kota Malang. Dinas Komunikasi dan Informatika Pemerintah Kota Malang. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-30. Diakses tanggal 30 Desember 2017. 
  47. ^ Rinanda, Hilda Meilisa (24 September 2018). "Resmi, 12 Kepala Daerah di Jawa Timur Dilantik". detik.com. 
  48. ^ a b Nurjaman, Asep. 2018. Sistem Kepartaian Indonesia. Malang: UMM Press.
  49. ^ Perolehan Kursi DPRD Kota Malang 2009-2014
  50. ^ "Nama-nama Anggota DPRD Kota Malang 2014-2019". Surya.co.id. Diakses tanggal 2023-07-24. 
  51. ^ "Ini Perubahan Komposisi DPRD Kota Malang 2019 – 2024". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-01-18. Diakses tanggal 2020-05-12. 
  52. ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 Desember 2018. Diakses tanggal 3 Oktober 2019. 
  53. ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Permendagri nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 25 Oktober 2019. Diakses tanggal 15 Januari 2020. 
  54. ^ a b c "Kode Pos Kota Malang". www.kodepos.me. Kode Pos Kota oleh Pos Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-10-21. Diakses tanggal 2017-10-21. 
  55. ^ "Kecamatan dan Kelurahan - Pemerintah Kota Malang". Pemerintah Kota Malang. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-11-11. Diakses tanggal 2017-12-01. 
  56. ^ a b "Makna Lambang - Pemerintah Kota Malang". Pemerintah Kota Malang. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-11-10. Diakses tanggal 2017-09-21. 
  57. ^ Wahyunik, Sri. "Kota Malang dan Kota Fuqing Tiongkok Jalin Kerja Sama Sister City". Harian Surya. Malang: KG Media. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-04-18. Diakses tanggal 2017-04-17. 
  58. ^ Hartik, Andi (2019-01-07). Belarminus, Robertus, ed. "Kota Malang dan Kota Hebron Palestina Jalin Kerja Sama Bidang Wisata, Pendidikan, hingga Investasi". Kompas.com. Malang: KG Media. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-01-07. Diakses tanggal 2019-01-07. 
  59. ^ "KODE DAN DATA WILAYAH ADMINISTRASI PEMERINTAHAN PER PROVINSI, KABUPATEN/KOTA DAN KECAMATAN SELURUH INDONESIA" Diarsipkan 2016-11-19 di Wayback Machine. www.kemendagri.go.id (dalam id-ID). Diakes tanggal 2017-11-19.
  60. ^ "Said Sambangi Warga Madura | | Media Center Kendedes - Info Publik Kota Malang". mediacenter.malangkota.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-01. Diakses tanggal 2017-11-18. 
  61. ^ "Hikayat Pendakwah di Kampung Arab - Radar Malang Online". Radar Malang Online (dalam bahasa Inggris). 2017-06-15. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-11-26. Diakses tanggal 2017-11-18. 
  62. ^ Hartik, Andi. Assifa, Farid, ed. "Mengenal Kawasan Ijen, Kota Mandiri Masa Hindia Belanda di Malang". Kompas.com (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-11-11. Diakses tanggal 2017-11-18. 
  63. ^ "Gurat sejarah masyarakat Tionghoa Malang di Kelenteng Eng An Kiong". Merdeka.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-01. Diakses tanggal 2017-11-18. 
  64. ^ "Sosok sang Dewa Bumi di altar Kelenteng Eng An Kiong". Merdeka.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-01. Diakses tanggal 2017-11-18. 
  65. ^ Purnamasari, Niken. "Mahfud MD: Hasyim Muzadi akan Dimakamkan di Ponpes Al-Hikam Depok". detikcom. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-10-21. Diakses tanggal 2017-10-21. 
  66. ^ Wiwoho, Laksono Hari (ed.). "Belajar Toleran seperti Warga Desa Boro". Kompas.com (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-11-09. Diakses tanggal 2017-11-18. 
  67. ^ Hartik, Andi. Djumena, Erlangga, ed. "Bahasa Malangan "Walikan" dan Komunitas". Kompas.com (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-01. Diakses tanggal 2017-11-18. 
  68. ^ Permana, Rizky Wahyu. Permana, Rizky Wahyu, ed. "Menguak sejarah boso walikan khas warga Malang". Merdeka.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-01. Diakses tanggal 2017-11-18. 
  69. ^ "Pemprov Jatim Klaim Pertumbuhan Ekonomi Lebih Cepat | Jatim TIMES - Peristiwa". Jatim TIMES. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-01. Diakses tanggal 2017-11-23. 
  70. ^ "Produk Domestik Regional Bruto Kota Malang Menurut Pengeluaran 2012-2016" (PDF). BPS Kota Malang. Diakses tanggal 20 November 2017. [pranala nonaktif permanen]
  71. ^ a b "Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Jawa Timur Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha 2012 - 2016" (PDF). Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 1 Desember 2017. Diakses tanggal 23 November 2017. 
  72. ^ Liputan6.com. "Angka Pengangguran di Kota Malang Turun, Kok Bisa?". Liputan6.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-01. Diakses tanggal 2017-11-23. 
  73. ^ Aditya, Sinergy. "Tingkat Disnaker Harus Sigap, Pengangguran Kota Malang Lebih Tinggi dari Jatim | Nusantara.news". nusantara.news. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-01. Diakses tanggal 2017-11-23. 
  74. ^ a b "Produk Domestik Regional Bruto Kota Malang Menurut Lapangan Usaha 2012-2016" (PDF). BPS Kota Malang. Diakses tanggal 2 November 2017. [pranala nonaktif permanen]
  75. ^ "Wisata: Menengok sudut ruangan Museum Bentoel Malang". Merdeka.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-01. Diakses tanggal 2017-11-23. 
  76. ^ "Kota Malang Menuju Lumbung SDM Ekonomi Kreatif". Tempo.co. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-08-03. Diakses tanggal 2017-11-23. 
  77. ^ Yessy. "Wali Kota Malang: PPK Sampoerna Expo 2017 Sukses Digelar". JPNN.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-01. Diakses tanggal 2017-11-23. 
  78. ^ Hartik, Andi. Marta, M Fajar, ed. "Pacu Perkembangan Ekonomi Kreatif, Kota Malang Gelar Festival Mbois". Kompas.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-11-06. Diakses tanggal 2017-11-23. 
  79. ^ BEKRAF, Badan Ekonomi Kreatif Indonesia -. "Kota Malang Menetapkan Aplikasi & Games sebagai Subsektor Unggulan Ekonomi Kreatif". www.bekraf.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-01. Diakses tanggal 2017-11-23. 
  80. ^ Yuswantoro. "Ekonomi Kreatif Dorong IPM Kota Malang Capai 80,46%". Sindonews.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-01. Diakses tanggal 2017-11-23. 
  81. ^ "Wawali Kota Malang: Pariwisata Berperan Dongkrak Ekonomi | Republika Online". Republika Online. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-01. Diakses tanggal 2017-11-23. 
  82. ^ "Sektor pariwisata berperan penting mendongkrak sektor ekonomi". Merdeka.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-01. Diakses tanggal 2017-11-23. 
  83. ^ Poerwanto, Endy. "2017, Pertumbuhan Ekonomi di Malang Dipacu Pariwisata | Portal Berita Bisnis Wisata". bisniswisata.co.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-01. Diakses tanggal 2017-11-23. 
  84. ^ Wahyunik, Sri. "UMKM Jadi Kontributor Pertumbuhan Ekonomi Kota Malang". Tribunnews.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-01. Diakses tanggal 2017-11-23. 
  85. ^ "Sektor Industri dan Perdagangan Sumbang Pertumbuhan Ekonomi Kota Malang - MalangVoice". MalangVoice. 2017-04-27. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-11-19. Diakses tanggal 2017-11-23. 
  86. ^ a b Aminudin, Muhammad. "September 2017, Inflasi Kota Malang Lebih Rendah dari Surabaya". detikcom. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-01. Diakses tanggal 2017-11-23. 
  87. ^ "Inflasi Kota Malang Tertinggi Se-Jatim - Radar Malang Online". Radar Malang Online. 2017-08-04. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-01. Diakses tanggal 2017-11-23. 
  88. ^ a b "Malang - Merdeka.com | Wisata Kota Malang siap sumbang peningkatan kunjungan wisatawan". Merdeka.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-01. Diakses tanggal 2017-11-28. 
  89. ^ "Kota Malang Optimis Jumlah Kunjungan Wisman Meningkat - Pemerintah Kota Malang". Pemerintah Kota Malang. 2017-08-07. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-01. Diakses tanggal 2017-11-28. 
  90. ^ Gustaman, Y. Gustaman, Y, ed. "Wisata Murah dan Seru di Kampung Tridi, Kampong Glam-nya Singapura di Malang". Tribunnews.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-11-07. Diakses tanggal 2017-11-02. 
  91. ^ Indo, Benni. "Destinasi Anyar, Jembatan Kaca di Dua Kampung Tematik Kota Malang, Berani Melintasinya?". Tribunnews.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-11-07. Diakses tanggal 2017-11-02. 
  92. ^ Liputan6.com. "Kampung Warna-warni 3 Dimensi, Pojok Selfie Cantik Kota Malang". Liputan6.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-11-07. Diakses tanggal 2017-11-02. 
  93. ^ "Kampung 3G Arsip - Pemerintah Kota Malang". Pemerintah Kota Malang. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-11-07. Diakses tanggal 2017-11-01. 
  94. ^ "3G Yang Ramah Lingkungan". Lingkar Malang. 2017-04-17. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-11-07. Diakses tanggal 2017-11-02. 
  95. ^ "Kampung Budaya Malang Bantu Berdayakan Ekonomi Masyarakat | Republika Online". Republika Online. 2017-08-21. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-01. Diakses tanggal 2017-12-01. 
  96. ^ Wahyunik, Sri. "Ada Perpustakaan Gazebo di Kampung Budaya Polowijen Kota Malang,". Tribunnews.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-01. Diakses tanggal 2017-12-01. 
  97. ^ Hartik, Andi. Asdhiana, I Made, ed. "Desaku Menanti Jadi Kampung Wisata Topeng di Malang". Kompas.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-01. Diakses tanggal 2017-12-01. 
  98. ^ "Tempat Wisata Di Malang Yang Lagi Hits Terbaru Di 2023 - Els Media". 2023-07-31. Diakses tanggal 2023-10-17. 
  99. ^ "Lima Hal Ini Hanya Ada di Malang | Jatim TIMES - Wisata". Jatim TIMES. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-01. Diakses tanggal 2017-11-28. 
  100. ^ Puspasari, Dewi. "Keliling Seru di Malang dengan Aneka Transportasinya!". detikcom. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-06-27. Diakses tanggal 2017-11-28. 
  101. ^ developer, metrotvnews. "Keliling Kota Malang ala Double Decker di London". Metrotvnews.com. Diakses tanggal 2017-11-28. 
  102. ^ Miranti, Ayu. Miranti, Ayu, ed. "Cuma punya waktu sehari, ini cara nikmati Kota Malang!". Merdeka.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-01. Diakses tanggal 2017-11-28. 
  103. ^ Djumena, Erlangga (ed.). "Menengok Intelektualitas di Kota Malang". Kompas.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-01. Diakses tanggal 2017-11-28. 
  104. ^ Nuraini, Faiq. "Warga Antusias Naik Bus Wisata Malang Gratis". Tribunnews.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-01. Diakses tanggal 2017-11-28. 
  105. ^ Purwaningrum, Ambar. "Penginapan Murah - Catat! Ini 7 Penginapan Nyaman di Kota Malang, Mulai Rp 60 Ribuan". Tribunnews.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-01. Diakses tanggal 2017-11-28. 
  106. ^ "Hotel Tugu perkenalkan kuliner nusantara lewat Cooking Class". Merdeka.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-01. Diakses tanggal 2017-11-28. 
  107. ^ Paramitha, Tasya (2017-11-09). "Hotel di Malang Simpan Lukisan Zaman Belanda Senilai Rp11 M". VIVA.co.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-01. Diakses tanggal 2017-11-28. 
  108. ^ "SD Negeri dan Swasta - Pemerintah Kota Malang". Pemerintah Kota Malang. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-11-10. Diakses tanggal 2017-11-19. 
  109. ^ "Dinas Pendidikan Kota Malang: Tingkat SD/SDLB/MI". diknas.malangkota.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-01. Diakses tanggal 2017-11-19. 
  110. ^ "Dinas Pendidikan Kota Malang: Tingkat SMP/SMPLB/MTs". diknas.malangkota.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-01. Diakses tanggal 2017-11-19. 
  111. ^ "SMA-SMK Negeri - Pemerintah Kota Malang". Pemerintah Kota Malang. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-11-17. Diakses tanggal 2017-11-19. 
  112. ^ "Dinas Pendidikan Kota Malang: Tingkat SMK/SMA/SMLB/MA". diknas.malangkota.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-11-20. Diakses tanggal 2017-11-19. 
  113. ^ "DPRD Kota Malang Minta Sekolah Berstandar Internasional Dibatasi". Tempo.co. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-01. Diakses tanggal 2017-11-19. 
  114. ^ Hartik, Andi. Damanik, Caroline, ed. "Di Balik SMAN Taruna Nala, Sekolah Unggulan yang Baru Diresmikan Jokowi". Kompas.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-01. Diakses tanggal 2017-11-19. 
  115. ^ "Malang sebagai kota pendidikan sejak masa Hindia Belanda". Merdeka.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-11-07. Diakses tanggal 2017-11-19. 
  116. ^ "Perguruan Tinggi - Pemerintah Kota Malang". Pemerintah Kota Malang. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-11-11. Diakses tanggal 2017-11-19. 
  117. ^ Aminudin, Muhammad. "Disebut Biaya Kuliah Mahal, Ini Penjelasan Kampus Brawijaya". detikcom. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-01. Diakses tanggal 2017-11-19. 
  118. ^ Rekohadi, Dyan. "Kemenristekdikti Susun Peringkat Perguruan Tinggi Terbaik, Lihat Posisi Universitas Brawijaya Malang". Tribunnews.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-01. Diakses tanggal 2017-11-19. 
  119. ^ a b "Lima Fakta Menarik tentang Malang yang Wajib Diketahui | Jatim TIMES - Peristiwa". Jatim TIMES. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-01. Diakses tanggal 2017-12-01. 
  120. ^ "Maaf, Kota Malang belum bisa realisasikan Pendidikan "GRATIS" - Radar Malang Online". Radar Malang Online. 2017-11-29. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-01. Diakses tanggal 2017-11-29. 
  121. ^ "Walikota Malang Ingatkan Pentingnya Pelayanan Kesehatan - beritajatim.com". m.beritajatim.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-01. Diakses tanggal 2017-12-01. 
  122. ^ Sariglok. "Parkir Bertingkat RSSA Mulai Dikerjakan". www.malang-post.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-01. Diakses tanggal 2017-12-01. 
  123. ^ Abidin, Aflahul. "Ternyata, RSUD Kota Malang Belum Punya Izin Pembuangan Limbah Cair". Tribunnews.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-01. Diakses tanggal 2017-12-01. 
  124. ^ "Rumah Sakit Saiful Anwar Bertipe A". Tempo.co. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-01. Diakses tanggal 2017-12-01. 
  125. ^ "Data Rumah Sakit Umum - Pemerintah Kota Malang". Pemerintah Kota Malang. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-01. Diakses tanggal 2017-12-01. 
  126. ^ Widyawati, Sylvianita. "RS Universitas Brawijaya Bisa Jadi Tempat Koas". Tribunnews.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-01. Diakses tanggal 2017-12-01. 
  127. ^ Sukarelawati, Endang. Tarmizi, Tasrief, ed. "Universitas Brawijaya resmi miliki RS tipe C". ANTARA News. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-01. Diakses tanggal 2017-12-01. 
  128. ^ "Universitas Brawijaya Miliki RS Tipe C | Republika Online". Republika Online. 2016-12-18. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-01. Diakses tanggal 2017-12-01. 
  129. ^ "Wagub Jatim Resmikan Gedung Rawat Inap RSP UMM - Pemerintah Kota Malang". Pemerintah Kota Malang. 2011-12-25. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-01. Diakses tanggal 2017-12-01. 
  130. ^ Irawati, Dahlia. Aziz, Nasru Alam, ed. "Peninggalan Prasejarah Ditemukan di Malang". Kompas.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-01. Diakses tanggal 2017-11-26. 
  131. ^ "Batu Zaman Prasejarah Ditemukan di Malang". Tempo.co. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-01. Diakses tanggal 2017-11-26. 
  132. ^ "Batu Gores & Batu Lumpang Zaman Prasejarah Diekskavasi". detikcom. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-01. Diakses tanggal 2017-11-26. 
  133. ^ antaranews.com. Radja, Aditia Maruli, ed. "Batu Prasejarah Ditemukan Dekat Sungai Purba". ANTARA News. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-01. Diakses tanggal 2017-11-26. 
  134. ^ Anjungroso, Fajar. Anjungroso, Fajar, ed. "Peninggalan Purbakala Ditemukan di Parkiran McDonald Malang". Tribunnews.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-01. Diakses tanggal 2017-11-26. 
  135. ^ Ainun, Yatimul. Wahono, Tri, ed. "Inilah Situs Bersejarah di Parkiran McDonald's Malang". Kompas.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-01. Diakses tanggal 2017-11-26. 
  136. ^ Hartik, Andi. Nursastri, Sri Anindiati, ed. "Melihat Koleksi Lukisan Keramik dari Masa Penjajahan Belanda". Kompas.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-01. Diakses tanggal 2017-11-26. 
  137. ^ Santoso, Agung Budi. Santoso, Agung Budi, ed. "Banyak Bangunan Warisan Belanda, Kawasan Jalan Ijen Malang Jadi Wisata Sejarah". Tribunnews.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-01. Diakses tanggal 2017-11-26. 
  138. ^ "Malang - Merdeka.com | Begini cara unik jaga kelestarian bangunan kuno peninggalan Belanda". Merdeka.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-01. Diakses tanggal 2017-11-26. 
  139. ^ "Malang - Merdeka.com | Thomas Karsten, sosok di balik eloknya arsitektur Belanda di Malang". Merdeka.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-01. Diakses tanggal 2017-11-26. 
  140. ^ Aminudin, Muhammad. "Bukan Ijen di Banyuwangi, Ini Ijen di Malang". detikcom (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-01. Diakses tanggal 2017-11-26. 
  141. ^ "Ternyata di Dalam Jalan Amblas Ada Drainase Peninggalan Belanda | Jatim TIMES - Peristiwa". Jatim TIMES. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-01. Diakses tanggal 2017-11-26. 
  142. ^ Istiawan, Hari. "Suka benda kuno? Di Malang ada pameran barang antik". Sindonews.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-01. Diakses tanggal 2017-11-26. 
  143. ^ "Malang - Merdeka.com | Tugu Kemerdekaan Kota Malang, bukan hanya sebatas monumen". Merdeka.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-11-07. Diakses tanggal 2017-11-05. 
  144. ^ Setyorini, Tantri. Setyorini, Tantri, ed. "Sejarah yang terlupakan di balik Monumen Pahlawan TRIP Malang". Merdeka.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-10-24. Diakses tanggal 2017-10-24. 
  145. ^ k, Zacharias wuragil brasta (ed.). "Monumen Jet Tempur MiG-17 Hadir di Kota Batu". Tempo.co. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-11-07. Diakses tanggal 2017-11-05. 
  146. ^ "Wali Kota Malang: Bhumi Arema Miniatur Indonesia". www.antarajatim.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-11-07. Diakses tanggal 2017-11-05. 
  147. ^ Nuraini, Faiq. "Patung Singo Edan Seukuran Rumah Didirikan di Malang". Tribunnews.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-11-07. Diakses tanggal 2017-11-01. 
  148. ^ JawaPos.com. "Benda-Benda Purbakala Masih Banyak Terabaikan". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-01. Diakses tanggal 2017-11-26. 
  149. ^ Abidin, Aflahul. "Museum Mpu Purwa Sudah Ada 100 Arca dan Prasasti, Begini Saran Tim Ahli Cagar Budaya". Tribunnews.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-01. Diakses tanggal 2017-11-26. 
  150. ^ Puspasari, Dewi. "Belajar Perjuangan Hidup Lewat Museum Bentoel di Malang". detikcom. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-10-24. Diakses tanggal 2017-10-24. 
  151. ^ "Malang - Merdeka.com | Malang sebagai kota pendidikan sejak masa Hindia Belanda". Merdeka.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-11-07. Diakses tanggal 2017-11-04. 
  152. ^ "Kesenian - Pemerintah Kota Malang". Pemerintah Kota Malang. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-01. Diakses tanggal 2017-11-28. 
  153. ^ a b "Malang - Merdeka.com | Melihat lebih dekat 4 kesenian tari khas Kota Malang". Merdeka.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-01. Diakses tanggal 2017-11-28. 
  154. ^ a b c "Bantengan, seni tradisional khas Malang sejak zaman kerajaan Singosari". Merdeka.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-01. Diakses tanggal 2017-11-28. 
  155. ^ Putri, Sany Eka. "Sempat Vakum, Begini Kondisi Seni Bantengan Sekarang". Tribunnews.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-03-06. Diakses tanggal 2017-11-28. 
  156. ^ "Malang - Merdeka.com | Mengintip uniknya pertunjukan Jaran Kepang Malangan". Merdeka.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-01. Diakses tanggal 2017-11-28. 
  157. ^ Kusumaningrum, Dyah Astuti. "Penari Kesurupan, Tari Jaran Kepang Memang Bikin Heboh". detikcom (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-01. Diakses tanggal 2017-11-28. 
  158. ^ Wahyunik, Sri. "Tema HUT Kota Malang ke-103 Adalah Harmoni Merekat Nilai Kebangsaan, Ini Rangkaian Acaranya". Tribunnews.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-01. Diakses tanggal 2017-11-28. 
  159. ^ Syam, Fahrizal. "Formaster Perkenalkan Budaya Sulsel di Malang". Tribunnews.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-01. Diakses tanggal 2017-11-28. 
  160. ^ Wahyunik, Sri. "11 Titik Destinasi di Kayu Tangan Kota Malang yang Bikin Kamu Terbuai, Cekidot Ya Guys!". Tribunnews.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-01. Diakses tanggal 2017-11-28. 
  161. ^ "Tahu Telor Lonceng Kuliner Legendaris Kota Malang - beritajatim.com". beritajatim.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-01. Diakses tanggal 2017-11-28. 
  162. ^ Kodrati, Finalia (2017-09-21). "Tahu Telur Lonceng, Makanan Zaman Kolonial hingga Millennial". VIVA.co.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-01. Diakses tanggal 2017-11-28. 
  163. ^ Wardhani, Adinda Tri. "Kue Puthu Lanang Celaket Lezat Ini Dapat Anda Temukan di Malang". Liputan6.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-01. Diakses tanggal 2017-11-28. 
  164. ^ "Jajanan Tradisional Kolonial Manjakan Pengunjung Malang Tempo Doeloe | Jatim TIMES - Peristiwa". Jatim TIMES. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-01. Diakses tanggal 2017-11-28. 
  165. ^ Destriyana. Destriyana, ed. "Aneka kuliner jadul di Malang Tempo Doeloe 2012". Merdeka.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-01. Diakses tanggal 2017-11-28. 
  166. ^ Destriyana. Destriyana, ed. "Aneka kuliner jadul di Malang Tempo Doeloe 2012". Merdeka.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-01. Diakses tanggal 2017-11-28. 
  167. ^ Destriyana. Destriyana, ed. "Aneka kuliner jadul di Malang Tempo Doeloe 2012". Merdeka.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-01. Diakses tanggal 2017-11-28. 
  168. ^ "Wah, Lucunya Bentuk "Permen" Jadul di MTD Ini | Jatim TIMES - Peristiwa". Jatim TIMES. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-04-19. Diakses tanggal 2017-11-28. 
  169. ^ "Kota Malang ternyata sudah jadi kandang pemain hebat sejak masa lalu". Merdeka.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-01. Diakses tanggal 2017-11-25. 
  170. ^ "Awal lahirnya Arema sebagai kebanggaan arek Malang". Merdeka.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-01. Diakses tanggal 2017-11-25. 
  171. ^ JawaPos.com. "Arema FC Kembali Memakai Stadion Gajayana Selama Ramadan". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-01. Diakses tanggal 2017-11-25. 
  172. ^ Rekohadi, Dyan. "Polres Malang Kota Launching Klub Sepak Bola Bernama PS Bhayangkara Arema Police". Tribunnews.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-01. Diakses tanggal 2017-11-25. 
  173. ^ "Jaring Atlet Muda lewat Kejurkot - Radar Malang Online". Radar Malang Online (dalam bahasa Inggris). 2017-11-21. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-11-23. Diakses tanggal 2017-11-25. 
  174. ^ MalangTIMES. "Pendidikan: SD dan SMP Kaya Prestasi, Ternyata Ini yang Dilakukan Dinas Pendidikan Kota Malang | Malang TIMES". Malang TIMES. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-01. Diakses tanggal 2017-11-25. 
  175. ^ Aminudin, Muhammad. "Hebat, Kota Malang Terpilih Jadi Kota Udara Terbersih di Asia". detikcom. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-01. Diakses tanggal 2017-11-28. 
  176. ^ "Malang Jadi 5 Kota Udara Terbersih di Asia". Tempo.co. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-01. Diakses tanggal 2017-11-28. 
  177. ^ Aminudin, Muhammad. "Kota Malang Terpilih Jadi Kota Udara Terbersih di Asia". detikcom. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-01. Diakses tanggal 2017-11-28. 
  178. ^ "Malang Masuk Lima Kota Berudara Terbersih di Asia | Republika Online". Republika Online. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-01. Diakses tanggal 2017-11-28. 
  179. ^ Ant. "Pemkot Malang: Taman Kami Lebih Bagus Dibanding Taman Bandung". Okezone.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-01. Diakses tanggal 2017-11-28. 
  180. ^ "2017, Kota Malang Jaga Tradisi Prestasi - Radar Malang Online". Radar Malang Online (dalam bahasa Malang - Merdeka.com). 2017-11-28. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-11-30. Diakses tanggal 2017-11-29. 
  181. ^ "Taman di Kota Malang Terbaik Nasional - Pemerintah Kota Malang". Pemerintah Kota Malang. 2016-07-23. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-01. Diakses tanggal 2017-11-29. 
  182. ^ "Berkat Taman Tematik, Kota Malang Sabet Adipura Kencana - Radar Malang Online". Radar Malang Online (dalam bahasa Inggris). 2017-07-28. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-01. Diakses tanggal 2017-11-29. 
  183. ^ a b "Malang - Merdeka.com | Deretan spot bermain ramah anak di kota Malang, di mana saja?". Merdeka.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-01. Diakses tanggal 2017-11-29. 
  184. ^ "Kisah munculnya dua alun-alun di kota Malang". Merdeka.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-01. Diakses tanggal 2017-11-29. 
  185. ^ Prabowo, Hayu Yudha. "Salat Idul Adha di Masjd Agung Jamik Kota Malang Meluber, Lihat Foto-Foto Suasananya Ini". Tribunnews.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-01. Diakses tanggal 2017-11-29. 
  186. ^ Arifin, Zainul. Mutiah, Dinny, ed. "Antisipasi Perusakan, Taman Alun-alun Tugu Kota Malang Dipagari". Liputan6.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-01. Diakses tanggal 2017-11-29. 
  187. ^ Widyawati, Sylvianita. "Lailatul, Siswi SMA Islam Nusantara Kota Malang Tuangkan Imajinasi Lewat Gambar, Ini Prestasinya". Tribunnews.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-01. Diakses tanggal 2017-11-29. 
  188. ^ koran, Untung Widyanto. koran, Untung Widyanto, ed. "Mendagri Resmikan Kampung Konservasi Glintung Go Green di Malang". Tempo.co. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-01. Diakses tanggal 2017-11-29. 
  189. ^ k, Zacharias wuragil brasta. k, Zacharias wuragil brasta, ed. "Warga Kota Malang Protes Bunga Plastik di Taman". Tempo.co. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-01. Diakses tanggal 2017-11-29. 
  190. ^ "Surga Tersembunyi di Taman Slamet Kota Malang - Pemerintah Kota Malang". Pemerintah Kota Malang. 2016-04-03. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-01. Diakses tanggal 2017-11-29. 
  191. ^ Abidin, Aflahul. "Digrojok Dana CSR Rp 1 Miliar, Renovasi Taman Slamet Minim, kok Bisa?". Tribunnews.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-01. Diakses tanggal 2017-11-29. 
  192. ^ "Perda Inisiatif DPRD Kota Malang tentang CSR, Perlukah? - MalangVoice". MalangVoice (dalam bahasa Inggris). 2017-11-29. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-01. Diakses tanggal 2017-11-29. 
  193. ^ Wahyunik, Sri. "Taman Singha di Kota Malang dalam Waktu Dekat, Ini Bocoran Fasilitas yang Akan Ada di Taman Itu". Tribunnews.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-01. Diakses tanggal 2017-11-29. 
  194. ^ "Makin indah dengan kehadiran Taman Terusan Dieng". Merdeka.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-01. Diakses tanggal 2017-11-29. 
  195. ^ Wahyunik, Sri. "Asyik, Akan Ada Taman Baru di Kota Malang, Anak Muda Wajib Manfaatkan Taman Ini Secara Bijak". Tribunnews.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-01. Diakses tanggal 2017-11-29. 
  196. ^ Abidin, Aflahul. "Menengok Perjuangan Kota Malang untuk Meraih Adipura Paripurna". Tribunnews.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-10-01. Diakses tanggal 2017-10-01. 
  197. ^ "Keren, Sekolah Adiwiyata Kota Malang Terbanyak Se-Indonesia - Radar Malang Online". Radar Malang Online. 2017-11-26. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-01. Diakses tanggal 2017-11-28. 
  198. ^ "Dapat Penghargaan Bappenas, Dinas Lingkungan Hidup Kota Malang Malah Kaget | Jatim TIMES - Peristiwa". Jatim TIMES. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-01. Diakses tanggal 2017-11-28. 
  199. ^ "Berkat Sampah, Kota Malang Dapat Penghargaan | Republika Online". Republika Online. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-01. Diakses tanggal 2017-11-28. 
  200. ^ "Ubah Lingkungan Kumuh Jadi Tempat Wisata, Kota Malang diganjar 2 Penghargaan - Radar Malang Online". Radar Malang Online. 2017-11-07. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-11-19. Diakses tanggal 2017-11-28. 
  201. ^ "Kota Malang Bergelimang Prestasi, DID dari Pusat Meningkat Drastis - MalangVoice". MalangVoice. 2017-11-16. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-01. Diakses tanggal 2017-11-28. 
  202. ^ a b Abidin, Aflahul. "DKP Kota Malang Kukuhkan Ruang Terbuka Hijau Jalur, Ini Fungsinya . ." Tribunnews.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-01. Diakses tanggal 2017-11-29. 
  203. ^ a b "Patut Diapresiasi, Green School Festival bukti Malang Kota Pendidikan - Radar Malang Online". Radar Malang Online. 2017-11-25. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-11-28. Diakses tanggal 2017-11-28. 
  204. ^ JatimTIMES, Redaksi. "Malang Times: Lomba Penataan Taman Lingkungan Disperkim Kota Malang Direspons Positif Masyarakat | Mobile Site". m.malangtimes.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-11-26. Diakses tanggal 2017-11-28. 
  205. ^ "Percantik Kota Malang, Disperkim Bangun Dua Taman Lagi | Jatim TIMES - Peristiwa". Jatim TIMES. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-01. Diakses tanggal 2017-11-28. 
  206. ^ Liputan6.com. "Kota Malang Terima Dana CSR Rp 100 Miliar". Liputan6.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-01. Diakses tanggal 2017-11-29. 
  207. ^ "Taruh Dana CSR di Kota Malang, Dapat Diskon 15 Persen | Jatim TIMES - Peristiwa". Jatim TIMES. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-01. Diakses tanggal 2017-11-29. 
  208. ^ a b Wahyunik, Sri. "Ternyata, Pemicu Kemacetan di Kota Malang Tak Hanya Meningkatnya Kendaraan, Ini Penyebab Lainnya". Tribunnews.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-01. Diakses tanggal 2017-11-25. 
  209. ^ a b "Kota Malang Makin Macet, Waspadai 7 Jalan Titik Kemacetan Ini! - Radar Malang Online". Radar Malang Online (dalam bahasa Inggris). 2017-08-07. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-01. Diakses tanggal 2017-11-25. 
  210. ^ "Katagori Jalan Di Kota Malang - DPUPR Kota Malang". DPUPR Kota Malang (dalam bahasa Inggris). 2016-10-17. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-01. Diakses tanggal 2017-11-25. 
  211. ^ "Bappeda Provinsi Jawa Timur – Musrenbang Jatim Mengungkit Sejahtera Rakyat". bappeda.jatimprov.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-11-23. Diakses tanggal 2017-11-25. 
  212. ^ "Jalur Angkutan Kota Malang | Media Center Kendedes - Info Publik Kota Malang". mediacenter.malangkota.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-01. Diakses tanggal 2017-11-25. 
  213. ^ "Pemkot Malang Launching Bus Sekolah dan Pariwisata - beritajatim.com". www.beritajatim.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-10-19. Diakses tanggal 2017-11-25. 
  214. ^ "Rute Bus Sekolah Kota Malang | Media Center Kendedes - Info Publik Kota Malang". mediacenter.malangkota.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-11-11. Diakses tanggal 2017-11-25. 
  215. ^ Nursastri, Sri Anindiati. Nursastri, Sri Anindiati, ed. "7 Penginapan Murah Meriah di Dekat Stasiun Malang". Kompas.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-01. Diakses tanggal 2017-11-25. 
  216. ^ Aminudin, Muhammad. "Daops 8: Jumlah Penumpang KA Meningkat 5 Persen". detikcom. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-01. Diakses tanggal 2017-11-25. 
  217. ^ "Masa Mudik Lebaran, Jumlah Penumpang Kereta ke Kota Malang Capai 5 Ribu Orang Perhari | Jatim TIMES - Peristiwa". Jatim TIMES. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-01. Diakses tanggal 2017-11-25. 
  218. ^ "Stasiun Kota Malang - Surya Malang". Tribunnews.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-01. Diakses tanggal 2017-11-25. 
  219. ^ "Jalur Kereta Api Selatan Kembali Normal Malam Ini". Pikiran Rakyat. 2017-11-23. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-11-23. Diakses tanggal 2017-11-25. 
  220. ^ Wahyunik, Sri. "Dari Malang ke Bandung Bisa Naik Kereta Api, Ini Rute Baru yang Tersedia di Stasiun Malang Kota Baru". Tribunnews.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-01. Diakses tanggal 2017-11-25. 
  221. ^ Arfani, Fiqih. RH, Priyambodo, ed. "KA Jayabaya Jakarta-Malang jadi 12 jam". ANTARA News. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-01. Diakses tanggal 2017-11-25. 
  222. ^ tnr, Ali Akhmad Noor Hidayat. tnr, Ali Akhmad Noor Hidayat, ed. "Rakernas Apeksi di Malang, Garuda Tambah Jadwal Penerbangan". Tempo.co. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-01. Diakses tanggal 2017-11-25. 
  223. ^ "Bandara Abdul Rachman Saleh Kembali Ditutup | TIMES Indonesia". TIMES Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-12-24. Diakses tanggal 2017-11-25. 
  224. ^ "cuaca buruk bandara abdulrachman saleh malang ditutup". ANTV. 2017-11-15. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-01. Diakses tanggal 2017-11-25. 
  225. ^ Hartik, Andi. Djumena, Erlangga, ed. "Dua Pesawat Milik Grup Lion Air di Malang Batal Terbang, Penumpang Terlantar". Kompas.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-01. Diakses tanggal 2017-11-25. 
  226. ^ Andriansyah, Moch. "Nama Sidoarjo ditambahkan di belakang nama Bandara Juanda? | merdeka.com". Merdeka.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-01. Diakses tanggal 2017-11-25. 
  227. ^ INRIX. "INRIX Global Traffic Scorecard". INRIX - INRIX. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-11-25. Diakses tanggal 2017-11-25. 
  228. ^ "Kemacetan Lalu Lintas di Malang Dinilai Parah, Ini Hasil Survei". Bisnis.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-01. Diakses tanggal 2017-11-25. 
  229. ^ "Kemacetan Kota Malang Hilangkan Kenyamanan Wisatawan". www.antarajatim.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-01. Diakses tanggal 2017-11-25. 
  230. ^ Arifin, Choirul. Arifin, Choirul, ed. "Kota Malang Akan Segera Miliki Monorel". Tribunnews.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-01. Diakses tanggal 2017-11-25. 
  231. ^ "Gondola Dinilai tak Cocok Jadi Alat Transportasi di Malang | Republika Online". Republika Online. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-11-05. Diakses tanggal 2016-11-05. 
  232. ^ Wahyunik, Sri. "Jangan Mimpi Dulu Kota Malang Punya Monorel dan Underpass, Simak Penjelasan Pemkot Malang". Tribunnews.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-01. Diakses tanggal 2017-11-25. 
  233. ^ Pasopati, Giras. "Lion Air Buka Rute Jakarta-Malang Pulang Pergi". CNN Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-01. Diakses tanggal 2017-12-01. 
  234. ^ "Tahun 2017 Pelajar SD di Kota Malang Panen Prestasi, Ini Data Lengkapnya | Jatim TIMES - Peristiwa". Jatim TIMES. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-01. Diakses tanggal 2017-12-01. 
  235. ^ a b "Malang - Merdeka.com | 5 Julukan yang disandang kota Malang". Merdeka.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-01. Diakses tanggal 2017-12-01. 
  236. ^ Gunawan, Hendra. Gunawan, Hendra, ed. "Lion Air Buka Rute Jakarta-Malang". Tribunnews.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-01. Diakses tanggal 2017-12-01. 
  237. ^ Adhi, Adrianus. "Kodim 0833 Usulkan Kota Malang Jadi Kota Pejuang, Alasannya . ." Tribunnews.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-01. Diakses tanggal 2017-12-01. 
  238. ^ "Pejabat Sipil/Militer-Rektor-Tokoh Ormas Kompak Teken Deklarasi Malang Kota Pejuang - Radar Malang Online". Radar Malang Online (dalam bahasa Inggris). 2017-11-10. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-01. Diakses tanggal 2017-12-01. 
  239. ^ "Diskusi Kebangsaan, Ayo, Dukung Malang Kota Pejuang ! - Radar Malang Online". Radar Malang Online. 2017-11-09. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-01. Diakses tanggal 2017-12-01. 

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]
  Kota Provinsi Populasi     Kota Provinsi Populasi
1 Jakarta Daerah Khusus Ibukota Jakarta 11.135.191 Kota Malang
Kota Malang
7 Makassar Sulawesi Selatan 1.477.861
2 Surabaya Jawa Timur 3.017.382 8 Batam Kepulauan Riau 1.294.548
3 Bandung Jawa Barat 2.579.837 9 Pekanbaru Riau 1.138.530
4 Medan Sumatera Utara 2.539.829 10 Bandar Lampung Lampung 1.073.451
5 Palembang Sumatera Selatan 1.781.672 11 Padang Sumatera Barat 939.851
6 Semarang Jawa Tengah 1.699.585 12 Malang Jawa Timur 885.271
Sumber: Data Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (per 30 Juni 2024). Catatan: Tidak termasuk kota satelit.