Menteng, Jakarta Pusat
Menteng | |||||
---|---|---|---|---|---|
Koordinat: 6°11′13″S 106°50′13″E / 6.187°S 106.837°E | |||||
Negara | Indonesia | ||||
Provinsi | DKI Jakarta | ||||
Kota Administrasi | Jakarta Pusat | ||||
Pemerintahan | |||||
• Camat | Eddy Suryaman, S.IP, M.Si. | ||||
Populasi | |||||
• Total | 92.338 jiwa | ||||
• Kepadatan | 14.033/km2 (36,350/sq mi) | ||||
Kode pos | 10310-10350 | ||||
Kode Kemendagri | 31.71.06 | ||||
Kode BPS | 3173020 | ||||
Luas | 6,58 km² | ||||
Kepadatan | 14033 | ||||
Desa/kelurahan | 5 kelurahan | ||||
|
Kecamatan Menteng adalah sebuah kecamatan yang terletak di Jakarta Pusat dan merupakan pusat pemerintahan dari Kota Administrasi Jakarta Pusat. Kecamatan ini berbatasan dengan Kecamatan Gambir di sebelah utara, Tanah Abang di sebelah barat, Senen di sebelah timur, dan Setiabudi, Jakarta Selatan di sebelah selatan.[1]
Menteng (Nieuw Gondangdia) | |
---|---|
Lokasi | Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia |
Status | Selesai |
Lama pembangunan | 1910-1918 |
Perusahaan | |
Arsitek | P.A.J. Mooijen |
Rincian teknis | |
Ukuran lahan | 73 ha |
Menteng merupakan tempat domisili banyak pejabat tinggi negara serta kedutaan besar negara-negara sahabat. Jalan Thamrin, yang merupakan jantung kota Jakarta, terletak di bagian barat Kecamatan Menteng. Di kecamatan Menteng, terdapat beberapa stasiun kereta api seperti Stasiun Gondangdia, Stasiun Sudirman, dan Stasiun Cikini.
Sejarah
[sunting | sunting sumber]Menteng merupakan kota terencana pertama di kota Jakarta (dulu Batavia), yang dikembangkan antara tahun 1910 dan 1918. Perancangnya adalah tim arsitek yang dipimpin oleh P.A.J. Mooijen, seorang arsitek Belanda yang merupakan anggota tim pengembang yang dibentuk pemerintah kota Batavia.[2] Rancangan awalnya memiliki kemiripan dengan model kota taman dari Ebenezer Howard, seorang arsitektur pembaharu asal Inggris. Bedanya, Menteng tidak dimaksudkan berdiri sendiri namun terintegrasi dengan suburban lainnya. Thomas Karsten, seorang pakar tata lingkungan semasanya, memberi komentar bahwa Menteng memenuhi semua kebutuhan perumahan untuk kehidupan yang layak.
Proyek Menteng dinamakan Nieuw Gondangdia dan menempati lahan seluas 73 ha. Pada tahun 1890 kawasan ini dimiliki oleh 3.562 pemilik tanah.[3] Batas selatannya adalah Banjir Kanal Barat yang selesai dibangun 1919. Rancangan Mooijen dimodifikasi oleh F.J. Kubatz dengan mengubah tata jalan dan penambahan taman-taman hingga mencapai bentuk yang tetap antara 1920-an dan 1930-an.
Sebagai kota taman, di kawasan ini banyak dijumpai taman-taman terbuka. Yang terbesar adalah Taman Suropati, yang terletak di antara Jalan Imam Bonjol dan Jalan Diponegoro. Kemudian terdapat Taman Lawang yang terletak di Jalan Sumenep, Situ Lembang di Jalan Lembang, serta Taman Cut Meutia di Jalan Cut Meutia. Di kawasan ini dulu pernah berdiri Stadion Menteng, yang kini telah beralih fungsi menjadi Taman Menteng.
Setelah kemerdekaan Indonesia, Menteng menjadi daerah elit di Jakarta. Banyak tokoh-tokoh penting dan konglomerat ternama tinggal di wilayah tersebut, termasuk tokoh proklamator Indonesia, Soekarno dan Mohammad Hatta. Selain kedua tokoh tersebut, yang berdomisili di sini adalah Soeharto, Mohammad Natsir, A.H Nasution, Ali Sadikin, Rosihan Anwar, Subandrio, Kemal Idris, dan Soedarpo Sastrosatomo. Menteng juga menjadi tempat tinggal masa kanak-kanak Presiden Amerika Serikat ke-44, Barack Obama. Dia pun pernah menuntut ilmu di sekolah-sekolah lokal yakni SDN Besuki dan SD Santo Fransiskus Assisi.[4][5][6]
Wilayah administrasi
[sunting | sunting sumber]Kecamatan Menteng terdiri dari lima kelurahan, yakni;
- Menteng dengan kode pos 10310
- Pegangsaan dengan kode pos 10320
- Cikini dengan kode pos 10330
- Kebon Sirih dengan kode pos 10340
- Gondangdia dengan kode pos 10350
Demografi
[sunting | sunting sumber]Pada tahun 2021, penduduk kecamatan Menteng sebanyak 92.338 jiwa, dengan kepadatan 14.033 jiwa/km².[1] Berdasarkan data Kementerian Dalam Negeri tahun 2021 mencatat bahwa mayoritas penduduk kecamatan ini memeluk agama Islam. Adapun persentasi penduduk menurut agama yang dianut ialah Islam sebanyak 86,78%, kemudian Kristen sebanyak 11,72%, di mana Protestan 7,84% dan Katolik 3,88%. Kemudian sebagian lagi memeluk agama Buddha yakni 1,13%, Hindu 0,36% dan Konghucu 0,01%.[1] Untuk sarana rumah ibadah di Menteng, terdapat 35 masjid, 67 musala, 17 gereja Protestan, 5 gereja Katolik, 1 vihara dan 1 pura.[7]
Daftar tempat penting
[sunting | sunting sumber]Berikut adalah daftar tempat-tempat penting dan bersejarah yang ada di kecamatan Menteng;
- Masjid Cut Meutia
- Stasiun MRT Dukuh Atas BNI
- Hotel Morrissey
- Gedung Joeang 45
- Gedung Perintis Kemerdekaan
- Stasiun Gondangdia
- Grand Hyatt
- Hotel Indonesia
- Djakarta Theater
- Hotel Mandarin
- Metropole Theater (Sebelumnya bernama Megaria Theater)
- Menara Thamrin
- Taman Menteng (sebelumnya berdiri Stadion Menteng)
- Tugu Proklamasi (Monumen Proklamator)
- Monumen Selamat Datang, terdapat di Bundaran HI (Hotel Indonesia)
- Museum Perumusan Naskah Proklamasi
- Hotel Nikko
- Gedung Sarinah (Graha Mataram)
- Galeri Kunstkring
- Gereja St. Theresia
- Gereja Paulus
- Masjid Sunda Kelapa
- Taman Suropati
- Taman Ismail Marzuki
- Tugu Tani
- Kedutaan Besar:
Galeri
[sunting | sunting sumber]-
Jalan Thamrin, sebelah barat Kecamatan Menteng, Jakarta.
-
Gereja St. Theresia.
-
Megaria Theater.
-
Gedung Sarinah, salah satu pusat perbelanjaan modern pertama di Jakarta..
-
Pemukiman penduduk di Menteng ca 1971.
Lihat juga
[sunting | sunting sumber]Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ a b c d "Visualisasi Data Kependudukan - Kementerian Dalam Negeri 2021" (Visual). www.dukcapil.kemendagri.go.id. Diakses tanggal 9 Januari 2022.
- ^ Silver, C. 2007. "Planning the Megacity. Jakarta in the Twentieth Century". Routledge. London. hal. 57
- ^ op.cit. hal. 58
- ^ "Patung Obama kecil untuk menambah devisa Indonesia". The Jakarta Globe. 2009-12-09. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-01-13. Diakses tanggal 2010-02-19.
- ^ Dari Chinaview.cn
- ^ Obama diklaim pernah bersekolah di sekolah Islam
- ^ "Kecamatan Menteng dalam Angka 2021" (pdf). Badan Pusat Statistik Indonesia. 2021. hlm. 49. Diakses tanggal 9 Januari 2020.
Pranala luar
[sunting | sunting sumber]- (Indonesia) Situs Resmi Pemerintahan Kota Jakarta Pusat
- (Indonesia) BPS Kota Jakarta Pusat
- (Indonesia) Prodeskel Binapemdes Kemendagri Diarsipkan 2022-04-01 di Wayback Machine.