Lompat ke isi

Citta, Soppeng

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Citta
Negara Indonesia
ProvinsiSulawesi Selatan
KabupatenSoppeng
Pemerintahan
 • CamatAndi Bangka S. Sos
Populasi
 • Total7,212 jiwa jiwa
Kode Kemendagri73.12.08 Edit nilai pada Wikidata
Kode BPS7312032 Edit nilai pada Wikidata
Luas40 km²
Kepadatan- jiwa/km²
Desa/kelurahan4 desa
Peta
PetaKoordinat: 4°25′58.65632″S 120°1′48.39866″E / 4.4329600889°S 120.0301107389°E / -4.4329600889; 120.0301107389

Citta adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Soppeng, Provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia. Pada akhir abad ke-17, Citta merupakan sebuah wanua dalam wilayah Kedatuan Soppeng. Luas wilayah Kecamatan Citta sekitar 40 km2 dan terbagi menjadi empat desa. Lahan di Kecamatan Citta dimanfaatkan untuk pertanian, peternakan, perikanan, pertambangan dan industri. Di Kecamatan Citta terdapat sebuah situs paleolitik bernama Situs Lakibong. Wilayah Kecamatan CItta rawan terdampak banjir dan longsor.

Kediaman Sulewatang di Citta (foto diambil tahun 1900-1930)

Pada masa Kedatuan Soppeng, Citta merupakan sebuah wanua. Kedudukan CItta pada akhir abad ke-17 Masehi sebagai salah satu wanua besar dalam wilayah Kedatuan Soppeng.[1]

Wilayah administratif

[sunting | sunting sumber]

Kecamatan Citta berkedudukan sebagai salah satu kecamatan di Kabupaten Soppeng.[2] Lokasi Kecamatan Citta berada di bagian tenggara Kabupaten Soppeng.[3] Kecamatan Citta terbentuk sebagai hasil pemekaran Kecamatan Liliriaja pada tahun 2007. Pembentukan Kecamatan Citta menjadikannya kecamatan ke-8 di Kabupaten Soppeng.[4]

Luas wilayah Kecamatan Citta sekitar 40 km2. Wilayah Kecamatan Citta terbagi menjadi 4 desa.[5] Nama keempat desanya beserta luasnya yakni Desa Kampiri (8 km2), Desa CItta (13 km2), Desa Labae (12 km2) dan Desa Tinco (7 km2).[6] Pusat pemerintahan Kecamatan Citta berada di Watancitta.[4]

Jumlah penduduk di Kecamatan CItta mencapai masing-masing 3.600 jiwa untuk jumlah laki-laki dan perempuan.[4]

Tata guna lahan

[sunting | sunting sumber]

Pertanian

[sunting | sunting sumber]

Sebagian wilayah Kecamatan Citta dimanfaatkan untuk pertanian tanaman pangan.[7] Wilayah Kecamatan Citta juga dimanfaatkan untuk pertanian hortikultura dan perkebunan. Komoditas perkebunan yang dihasilkan di Kecamatan Citta ialah kakao, kelapa, cengkih, lada, aren, jambu mete, dan kemiri.[8]

Peternakan dan perikanan

[sunting | sunting sumber]

Sebagian wilayah Kecamatan Citta juga dimanfaatkan untuk peternakan.[9] Kecamatan Citta menjadi salah satu wilayah di Sulawesi Selatan yang masih dapat ditemukan peternak ulat sutra. Jumlahnya hanya beberapa orang saja.[10]  Selain itu, wilayah Kecamatan Citta juga dimanfaatkan sebagai kawasan perikanan tangkap, budidaya perikanan air tawar dan balai benih ikan.[9]  

Pertambangan

[sunting | sunting sumber]

Sebagian wilayah Kecamatan Citta juga dimanfaatkan sebagai kawasan pertambangan. Jenis hasil tambang yang diperoleh ialah kerikil berpasir alami.[9]  

Sebagian wilayah Kecamatan CItta menjadi lokasi industri skala sedang. Jenis industrinya meliputi penggilingan padi, pengolahan ikan dan pembuatan gula merah.[11]

Peninggalan bersejarah

[sunting | sunting sumber]

Kecamatan Citta menjadi salah satu kecamatan di Kabupaten Soppeng yang menjadi pusat penemuan artefak batu Cabenge.[3] Di Kecamatan CItta terdapat sebuah situs paleolitik bernama Situs Lakibong. Situs ini menjadi salah satu kawasan cagar budaya di Kabupaten Soppeng.[12]

Kerawanan bencana

[sunting | sunting sumber]

Sebagian wilayah Kecamatan CItta merupakan kawasan yang rawan banjir. Sementara itu, Desa CItta di Kecamatan CItta merupakan kawasan rawan longsor.[13]

Lihat juga

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]

Catatan kaki

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Hasanuddin, dkk. 2016, hlm. 155-156.
  2. ^ Rijal, dkk. 2020, hlm. 6-7.
  3. ^ a b Hasanuddin, dkk. 2016, hlm. 40.
  4. ^ a b c "Selayang Pandang | Website Resmi Pemerintah Kabupaten Soppeng". soppengkab.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-09-17. Diakses tanggal 2017-09-17. 
  5. ^ Mizar 2023, hlm. 5.
  6. ^ Mizar 2023, hlm. 8.
  7. ^ Rijal, dkk. 2020, hlm. 172.
  8. ^ Rijal, dkk. 2020, hlm. 173.
  9. ^ a b c Rijal, dkk. 2020, hlm. 174.
  10. ^ Sadapotto, A., dkk. (2021). Laporan Kajian Rantai Nilai Komoditas Sutra Sulawesi Selatan (PDF). Makassar: Bappelitbangda Provinsi Sulawesi Selatan. hlm. 27. ISBN 978-979-716-129-3. 
  11. ^ Rijal, dkk. 2020, hlm. 175.
  12. ^ Rijal, dkk. 2020, hlm. 170.
  13. ^ Rijal, dkk. 2020, hlm. 171.

Daftar pustaka

[sunting | sunting sumber]